Mengukur Ankle-Brachial Index (ABI): Deteksi Dini Penyakit Arteri Perifer

Table of Contents

Mengukur Ankle-Brachial Index (ABI) Deteksi Dini Penyakit Arteri Perifer


INFOLABMED.COM - Peripheral arterial occlusive disease (PAOD) adalah kondisi di mana arteri menyempit atau tersumbat, menyebabkan aliran darah ke ekstremitas bawah terganggu. 

Peripheral arterial occlusive disease (PAOD) diperkirakan memengaruhi sekitar 18% populasi di atas usia 70 tahun. 

Gejala awal sering kali berupa nyeri kaki saat beraktivitas yang mereda dengan istirahat. 

Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi luka pada kaki, gangguan sirkulasi parah, hingga memerlukan amputasi.

Salah satu metode paling sederhana dan efektif untuk mendeteksi PAOD adalah Ankle-Brachial Index (ABI)

Tes ini mengukur rasio tekanan darah antara pergelangan kaki dan lengan atas guna menilai aliran darah ke ekstremitas bawah. 

Selain mendiagnosis PAOD, ABI juga menjadi indikator penting dalam memprediksi risiko kejadian kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner dan stenosis arteri karotis.

Pengukuran Ankle-Brachial Index (ABI)

Pengukuran ABI dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  1. Pasien berbaring dalam posisi terlentang.
  2. Tekanan darah sistolik diukur di kedua lengan atas.
  3. Tekanan darah diukur pada pergelangan kaki menggunakan arteri dorsalis pedis atau tibialis posterior.
  4. ABI dihitung dengan rumus:

    [ ABI = (Tekanan darah sistolik pergelangan kaki tertinggi) / (Tekanan darah sistolik lengan tertinggi) ]

Interpretasi Hasil ABI

  • ABI > 0,95 → Normal
  • ABI 0,5 – 0,8 → Claudicatio intermittens (nyeri saat berjalan)
  • ABI < 0,5 → Penyakit arteri berat
  • ABI > 1,4 → Kemungkinan kalsifikasi arteri, sering terjadi pada penderita diabetes

Jika ABI abnormal (<0,95), pemeriksaan lebih lanjut seperti segmental arterial pressure dan pulse volume recording sebelum dan sesudah olahraga akan dilakukan.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil ABI

Beberapa kondisi dapat menyebabkan hasil ABI yang tidak akurat, seperti:

  • Diabetes mellitus: Arteri yang kaku dapat memberikan nilai ABI yang tinggi secara palsu.
  • Gagal ginjal kronis: Dapat menyebabkan kalsifikasi arteri dan mempengaruhi hasil ABI.
  • Merokok dan konsumsi kafein: Dapat mempengaruhi tekanan darah dan hasil pengukuran ABI.

Tindakan Lanjutan dan Pencegahan PAOD

Bagi pasien dengan PAOD, langkah-langkah berikut dapat membantu mengurangi risiko komplikasi:

  • Berhenti merokok untuk mencegah penyempitan arteri lebih lanjut.
  • Pengendalian kolesterol dengan target LDL < 100 mg/dL.
  • Olahraga rutin, terutama berjalan kaki, untuk meningkatkan sirkulasi darah.
  • Penggunaan obat anti-platelet seperti aspirin atau clopidogrel untuk mencegah pembekuan darah.
  • Evaluasi arteri karotis bagi pasien dengan PAOD untuk mendeteksi risiko stroke.

Jika kondisi pasien semakin parah, tindakan medis lebih lanjut seperti arteriografi atau magnetic resonance angiography (MRA) dapat dilakukan untuk menentukan tingkat penyumbatan dan kebutuhan rekonstruksi arteri.

ABI adalah metode sederhana, non-invasif, dan efektif dalam mendeteksi PAOD serta memprediksi risiko penyakit kardiovaskular.

Pemeriksaan ini direkomendasikan oleh The Society of Interventional Radiology (SIR) bagi semua pasien yang dicurigai memiliki penyakit vaskular perifer.

 Dengan deteksi dini, tindakan medis yang tepat dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment