Persepsi Masyarakat Terhadap Hipertensi Pengetahuan dan Sikap
![]() |
Ilustrasi. (Foto : Canva) |
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan utama di dunia, termasuk Indonesia. Sebagai faktor risiko utama penyakit kardiovaskular seperti gagal jantung dan stroke, hipertensi menjadi penyebab utama kematian global (WHO, 2018). Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah seseorang meningkat di atas batas normal, yang jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kerusakan organ seperti ginjal dan otak (Susanti et al., 2020).
Hipertensi telah menjadi masalah kesehatan global dengan prevalensi mencapai 22%, dan Indonesia mengalami peningkatan signifikan, dari 25,8% pada 2013 menjadi 34,1% pada 2018 (Riskesdas,2018) . Penyakit ini berkontribusi pada tingginya angka kematian dan beban ganda penyakit di Indonesia. Faktor genetik dan pola hidup tidak sehat, seperti konsumsi garam tinggi, kurang aktivitas fisik, merokok, dan alkohol, berperan dalam meningkatnya prevalensi hipertensi, terutama pada kelompok usia produktif. Namun, banyak penderita hipertensi yang tidak menyadari kondisi mereka, dengan hanya sedikit yang terdiagnosis dan menjalani pengobatan yang tepat. Penanganan hipertensi memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup promosi gaya hidup sehat, pencegahan, dan pengobatan yang tepat. Efikasi diri, yakni keyakinan pasien dalam mengelola penyakit, berperan penting dalam keberhasilan pengobatan. Oleh karena itu, edukasi dan kampanye kesehatan terkait deteksi dini dan pengelolaan hipertensi harus diperkuat untuk menurunkan angka kejadian dan komplikasi penyakit ini (Kemenkes,2019)
PENYEBAB
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor :
a. Konsumsi garam berlebih
Meningkatkan kadar natrium yang menyulitkan ginjal untuk membuang cairan.
b. Obesitas
Menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompadarah ke seluruh tubuh
c. Kurang aktivitas fisik
Gaya hidup menyebabkan detak jantung lebih tinggi
d. Penyakit tertentu
Kondisi penyakit seperti penyakit ginjal, gangguan tiroid dapat mengganggu keseimbangan cairan dan mempengaruhi system hormonal (Kemenkes, 2016)
FAKTOR RESIKO
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan kondisi yang dapat dipicu oleh berbagai faktor risiko. Faktor-faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kategori: (Nelwan,2019)
1. Faktor resiko tidak dapat diubah :
Usia, Jenis kelamin, Riwayat keluarga atau biasa disebut dengan genetik.
2. Faktor dapat diubah :
Obesitas, aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol, dislipidemia (kadar kolestrol tidak sehat menyebabkan arterosklerosis)
DAMPAK
Hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung yang diakibatkan dari penyumbatan arteri coroner, hipertrofi ventrikel kiri, dan gagal jantung. Penyakit stroke diakibatkan dari tekanan darah tinggi yang memicu gangguan serebrovaskuler. Gagal ginjal yang mengganggu fungsi filtrasi. Gangguan penglihatan disebabkan karena kerusakan pembuluh darah kecil menyebabkan retinopati hipertensif (Yanita,2022)
DATA STATISTIK
38 Provinsi |
Prevalensi Tekanan Darah Tinggi Menurut Provinsi |
2018 |
|
ACEH |
26,5 |
SUMATERA UTARA |
29,2 |
SUMATERA BARAT |
25,2 |
RIAU |
29,1 |
JAMBI |
29,0 |
SUMATERA
SELATAN |
30,4 |
BENGKULU |
28,1 |
LAMPUNG |
29,9 |
KEP. BANGKA
BELITUNG |
29,9 |
KEP. RIAU |
25,8 |
DKI JAKARTA |
33,4 |
JAWA BARAT |
39,6 |
JAWA TENGAH |
37,6 |
JAWA TIMUR |
36,3 |
BANTEN |
29,5 |
BALI |
30,0 |
NUSA TENGGARA
BARAT |
27,8 |
NUSA TENGGARA
TIMUR |
27,7 |
KALIMANTAN
BARAT |
37,0 |
KALIMANTAN
TENGAH |
34,5 |
KALIMANTAN
SELATAN |
44,1 |
KALIMANTAN
TIMUR |
39,3 |
KALIMANTAN
UTARA |
33,0 |
SULAWESI UTARA |
33,1 |
SULAWESI TENGAH |
29,8 |
SULAWESI
SELATAN |
31,7 |
SULAWESI
TENGGARA |
29,8 |
GORONTALO |
29,6 |
SULAWESI BARAT |
34,8 |
MALUKU |
29,0 |
MALUKU UTARA |
24,7 |
PAPUA BARAT |
25,9 |
PAPUA BARAT
DAYA |
- |
PAPUA |
22,2 |
PAPUA SELATAN |
- |
PAPUA TENGAH |
- |
PAPUA
PEGUNUNGAN |
- |
INDONESIA |
34,1 |
Sumber: Susenas dan Riskesdas 2018, Kementerian Kesehatan RI berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah.
Jenis Kelamin Prevalensi Tekanan Darah Tinggi Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin |
Prevalensi Tekanan Darah Tinggi Menurut Jenis Kelamin |
2018 |
|
Laki – Laki |
31,34 |
Perempuan |
36,85 |
Sumber: Riskesdas, Data 2016 dari Laporan SIRKESNAS (Survei Indikator Kesehatan Indonesia)
PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghindari terjadinya penyakit hipertensi yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga, tidak mengkonsumsi alkohol, makan makanan yang rendah lemak dan garam, tidak melakukan aktivitas di jam tidur agar jam tidur menjadi teratur, tidak stres serta tidak merokok. Selain itu, terdapat juga terapi yang dapat dilakukan bagi pasien hipertensi, yaitu terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Terapi non farmakologi dapat berupa perubahan gaya hidup meliputi pola diet, aktivitas fisik, larangan merokok dan pembatasan konsumsi alkohol. Terapi farmakologi dapat diberikan obat anti hipertensi tinggal maupun kombinasi. Pemilihan obat anti hipertensi dapat didasari pada ada tidaknya kondisi khusus yang diderita (Fauziah, 2020).***
PENULIS
- Ahmad Akmal M (3221001)
- Aulia Siska N (3221014)
- Azizah Athiyyah A (3221015)
- Maysa Putri S (3221028)
- Rochmad Agung P (3221042)
DAFTAR PUSTAKA
- Fauziah, Y., & Syahputra, R. 2020. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Manajemen Perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Indrapura Kabupaten Batubara Tahun 2019. Journal of Midwifery Senior, 4(2), 25–37.
- Kemenkes RI. (2019). Profil kesehatan indonesia tahun 2019. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
- Kemenkes RI. 2019. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
- Nelwan, J. E. (2019). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan Masyarakat Tentang Hipertensi di Kota Manado. Journal PHWB, 1(2), 1–7.
- Riset Kesehatan Dasar. 2018. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
- Susanti, L., Murtaqib, M., & Kushariyadi, K. 2020. Hubungan antara Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Silo Jember. Pustaka Kesehatan, 8(1), 17.
- Yanita, N. I. S. (2022) Berdamai dengan Hipertensi. Bumi Medika.
- https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTc4MCMy/prevalensi-tekanan-darah-tinggi-menurut-jenis-kelamin.html
- https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTQ4MCMy/prevalensi-tekanan-darah-tinggi-menurut-provinsi.html
Post a Comment