Pemeriksaan CD4 dan Viral Load: Apa Perbedaannya dan Kapan Harus Tes?
INFOLABMED.COM- Pemeriksaan CD4 dan viral load adalah dua tes penting yang digunakan untuk memantau kesehatan orang dengan HIV (ODHIV). Meskipun keduanya memberikan informasi penting tentang status HIV seseorang, mereka mengukur hal yang berbeda dan digunakan untuk tujuan yang berbeda.
Perbedaan Utama:
CD4:
Mengukur jumlah sel CD4 (sel T-helper) dalam darah.
Sel CD4 adalah jenis sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Jumlah CD4 yang rendah menunjukkan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Viral Load:
Mengukur jumlah virus HIV dalam darah.
Viral load yang tinggi menunjukkan bahwa virus HIV aktif bereplikasi.
Viral load yang rendah atau tidak terdeteksi menunjukkan bahwa pengobatan HIV berhasil menekan replikasi virus.
Kapan Harus Tes:
Tes CD4:
Saat diagnosis HIV ditegakkan.
Secara berkala, sesuai anjuran dokter (biasanya setiap 3-6 bulan pada awal pengobatan, kemudian setiap 6-12 bulan jika stabil).
Saat muncul gejala infeksi.
Saat mengganti pengobatan ARV.
Tes Viral Load:
Saat diagnosis HIV ditegakkan.
Secara berkala, sesuai anjuran dokter (biasanya setiap 3-6 bulan pada awal pengobatan, kemudian setiap 6-12 bulan jika stabil).
Untuk memantau efektivitas pengobatan ARV.
Saat ada dugaan kegagalan pengobatan.
Hubungan Antara CD4 dan Viral Load:
Secara umum, viral load yang tinggi dikaitkan dengan jumlah CD4 yang rendah, dan sebaliknya.
Ketika pengobatan ARV efektif, viral load akan menurun hingga tidak terdeteksi, dan jumlah CD4 akan meningkat.
Kedua tes ini memberikan informasi yang berbeda namun saling melengkapi dalam pemantauan kondisi pasien HIV.
Pentingnya Kedua Tes:
Kedua tes ini sangat penting untuk memantau kesehatan ODHIV dan memastikan bahwa pengobatan berjalan efektif.
Hasil tes ini membantu dokter untuk:
Menentukan tahap infeksi HIV.
Memantau perkembangan penyakit.
Memandu pengobatan ART.
Menilai risiko infeksi oportunistik.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Post a Comment