Pemeriksaan Laboratorium Cairan Serebrospinal (CSF): Analisis Penting dalam Diagnosis Medis
INFOLABMED.COM - Pemeriksaan laboratorium cairan serebrospinal (CSF) memainkan peran krusial dalam diagnosis berbagai kondisi medis, termasuk infeksi, gangguan autoimun, dan perdarahan otak.
Hampir setiap bagian laboratorium dapat terlibat dalam evaluasi CSF, mulai dari analisis fisik hingga pemeriksaan molekuler.
Baca juga : Analisis Cairan Serebrospinal: Apa Itu, Gejala, dan Pengobatan
Artikel ini akan mengulas berbagai aspek pemeriksaan laboratorium CSF berdasarkan metode diagnostik terkini.
Evaluasi Makroskopik CSF
Warna dan kejernihan CSF adalah indikator awal untuk menilai adanya kelainan. CSF normal bersifat jernih dan tidak berwarna dengan viskositas menyerupai air.
Perubahan warna dapat menandakan berbagai kondisi:
- Merah/Pink: Kehadiran sel darah merah akibat perdarahan subaraknoid atau trauma saat pengambilan sampel.
- Xanthochromic (Kuning-Oranye): Terjadi akibat degradasi hemoglobin pasca-hemolisis, atau akibat bilirubin, karoten, dan melanin.
- Keruh: Menunjukkan adanya sel darah putih dalam jumlah tinggi, protein, atau mikroorganisme, yang mengindikasikan infeksi atau inflamasi.
Pemeriksaan Mikroskopis: Sel dan Pleositosis
Pemeriksaan mikroskopis melibatkan penghitungan sel dengan hemocytometer serta identifikasi tipe sel melalui pewarnaan Wright.
Beberapa temuan penting meliputi:
- Leukosit meningkat (Pleositosis): Menunjukkan peradangan atau infeksi.
- Neutrofil tinggi: Menandakan meningitis bakteri akut, abses otak, atau hemoragi.
- Limfosit tinggi: Berhubungan dengan meningitis virus, tuberkulosis, atau sifilis.
- Plasmacytes: Dapat ditemukan pada multiple sclerosis dan infeksi kronis lainnya.
- Eosinofil: Sering dikaitkan dengan infeksi parasit atau reaksi alergi terhadap bahan kontras radiologi.
- Monosit dan Makrofag: Ditemukan setelah perdarahan otak atau infeksi kronis.
Analisis Kimia dan Mikrobiologi
Beberapa parameter kimia yang dianalisis dalam CSF meliputi:
- Protein: Peningkatan kadar protein dapat terjadi pada infeksi, tumor, atau penyakit inflamasi.
- Glukosa: Penurunan kadar glukosa dapat mengindikasikan infeksi bakteri atau mikobakteri.
- Laktat: Meningkat pada meningitis bakteri dan kondisi hipoksia otak.
Sedangkan pemeriksaan mikrobiologi dilakukan melalui kultur dan pewarnaan Gram untuk mendeteksi bakteri atau jamur dalam CSF.
Peran Pemeriksaan Molekuler dan Imunologi
Teknologi modern seperti PCR (Polymerase Chain Reaction) dapat digunakan untuk mendeteksi patogen yang sulit diidentifikasi dengan metode konvensional.
Pemeriksaan imunologi juga membantu dalam diagnosis penyakit autoimun seperti multiple sclerosis dengan mendeteksi antibodi spesifik dalam CSF.
Baca juga : Analisis Cairan Serebrospinal (CSF)
Pemeriksaan laboratorium cairan serebrospinal (CSF) adalah alat diagnostik yang sangat penting dalam evaluasi penyakit neurologis, infeksi, dan kondisi inflamasi.
Dengan berbagai metode analisis yang tersedia, dokter dapat memperoleh informasi yang lebih akurat untuk menentukan diagnosis dan pengobatan yang tepat.***
Post a Comment