Kenali Tuberkulosis: Penyakit Lama, Ancaman Nyata di Era Modern
![]() |
Ilustrasi. (Foto : Art_Photo by Canva) |
Pendahuluan
Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang sistem pernapasan, di mana bakteri masuk ke paru-paru melalui udara yang terkontaminasi (airborne infection). Kasus TB yang tidak segera terdeteksi dapat menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan, sehingga meningkatkan angka kesakitan dan kematian. (Kurnia, dkk., 2021).
TB merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena berdampak luas terhadap sumber daya manusia dan ekonomi. Penderita TB yang tidak mendapat pengobatan dapat mengalami komplikasi serius, termasuk resistensi terhadap obat (Multiple Drug Resistant Tuberculosis atau MDR-TB) (Sari et al., 2018). Secara ekonomi, penyakit ini berdampak pada individu karena penderita TB dalam usia produktif rata-rata kehilangan 3-4 bulan waktu kerja, yang berpotensi mengurangi pendapatan rumah tangga sebesar 20-30%. Selain itu, stigma sosial juga menjadi tantangan besar bagi penderita TB, yang sering mengalami diskriminasi dalam lingkungan masyarakatnya (Nurjanah, dkk., 2022)
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan melalui Peraturan Menteri Kesehatan HK 01.07/MENKES/328/2020 untuk meningkatkan upaya pencegahan TB dalam situasi new normal. Pencegahan yang efektif melibatkan diagnosis cepat, pengendalian infeksi, dan pengobatan yang tepat (Hofmeyer & Taylor, 2021).
Faktor Risiko dan Dampak Tuberkulosis
Faktor risiko TBC yaitu antara lain usia, perokok aktif, kondisi lingkungan yang tidak sehat, serta kontak langsung dengan penderita TBC, seperti pada pekerja kesehatan yang sering berinteraksi dengan pasien, status ekonomi juga memengaruhi risiko seseorang terkena TBC (Mutiara et al., 2019).
Masyarakat dengan status ekonomi rendah cenderung memiliki akses terbatas pada layanan kesehatan, kondisi lingkungan yang buruk, serta gizi yang tidak mencukupi, yang semuanya meningkatkan risiko terjadinya infeksi (Apriani et al., 2022). Selain itu, hidup serumah dan kontak langsung dengan penderita TB melalui luka lecet di kulit atau dari percikan dahak pada TB yang mengandung basil positif sehingga dapat menyebabkan tingginya risiko tertular TB, daya tahan tubuh yang rendah dan status gizi kurang akan mempengaruhi imunitas dan akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi yang selanjutnya menjadi TB. Banyaknya jumlah kasus yang terjadi pada laki-laki disebabkan karena laki-laki memiliki mobilitas yang tinggi daripada perempuan sehingga kemungkinan terpajanan oleh kuman tuberkulosis lebih tinggi. Gaya hidup seperti merokok dan risiko pekerjaan yang berasal dari polutan udara dari luar ruangan khususnya yang berhubungan dengan paparan industri juga meningkatkan risiko terinfeksi TB Paru (Putri, et al., 2020).
TB memiliki dampak besar pada kesehatan fisik, psikis, dan sosial penderitanya. Secara fisik, penderita mengalami gejala seperti batuk kronis, sesak napas, penurunan berat badan, dan demam berkepanjangan. Efek samping dari pengobatan dapat mencakup gangguan pendengaran, penglihatan, serta perubahan warna kulit. Dari sisi sosial, stigma terhadap penderita TB menyebabkan pengucilan dalam komunitas. Penderita sering dianggap sebagai sumber penularan, sehingga banyak yang merasa malu atau takut untuk mencari pengobatan. Hal ini menghambat deteksi dini dan pengobatan, serta meningkatkan penyebaran penyakit (Misra, et al., 2022).
Data Epidemiologi TB di Indonesia
Menurut laporan WHO tahun 2023, Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah penderita TB, dengan 322.806 kasus yang dilaporkan. India menduduki peringkat pertama dengan 1.609.507 kasus. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2023, estimasi jumlah kasus TB di Indonesia mencapai 1.060.000, dengan 820.789 kasus telah terdeteksi dan dilaporkan (Kemenkes, 2024).
Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi adalah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, yang secara kolektif menyumbang 44% dari total kasus TB di Indonesia. Di Jawa Tengah sendiri, angka penemuan kasus TB meningkat dari 118 per 100.000 penduduk pada tahun 2016 menjadi 132,9 per 100.000 penduduk pada tahun 2017 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2017).
Angka kejadian yang terus meningkat menunjukkan bahwa program pencegahan dan pengendalian TB masih perlu diperkuat, terutama dalam hal deteksi dini dan edukasi masyarakat tentang pentingnya pengobatan yang tepat.
Strategi Pencegahan dan Pengobatan TB
Salah satu upaya efektif dalam pencegahan tuberkulosis paru adalah melalui penyuluhan kesehatan, mengingat masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit ini. Edukasi kesehatan berperan penting dalam menekan penyebaran TB, terutama dengan pendekatan yang menarik dan mudah dipahami, seperti video promosi kesehatan yang menyampaikan informasi esensial tentang pengendalian TB (Fadilah & Fikri, 2019).
Tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan program pencegahan dan pemberantasan TB. Individu dengan pengetahuan yang rendah berisiko 2,5 kali lebih tinggi untuk tertular TB dibandingkan mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih baik. Selain itu, mereka yang kurang peduli terhadap kesehatan cenderung lebih rentan terhadap infeksi. Sebaliknya, individu dengan pemahaman yang baik lebih cenderung menerapkan pola hidup bersih dan sehat (Hesti, 2016).
Studi yang dilakukan oleh Mardiatun (2019) menunjukkan bahwa keberhasilan pengobatan dan pencegahan TB sangat bergantung pada seberapa banyak informasi yang diterima oleh masyarakat. Kurangnya akses terhadap informasi akan berdampak pada rendahnya kesadaran masyarakat dalam mencegah penyakit ini. Oleh karena itu, peningkatan edukasi publik menjadi langkah krusial dalam pengendalian tuberkulosis.
Penulis
- Alya Sabrina Putri Kalista 3221005
- Dewi Nurjanah Jaya Saputri 3221018
- Nadyah Saffana Fadhillah 3221031
- Selvi Ariyanti 3221046
Daftar pustaka
- Apriani, L., Nasution, I., & Suharyanto, A. (2022). Pengaruh Kualitas Pelayanan Perawat terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr . R . M Djoelham Kota Binjai. Strukturasi : Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik, 4(2), 108–114.
- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2017). Profil kesehatan Profinsi Jawa Tengah Tahun 2017. 3511351(24), 1–112.
- Fadilah, M., Syakurah, R. A., dan Fikri, M. Z. 2019. Perbandingan Promosi Kesehatan melalui Media Audiovisual dan Metode Ceramah terhadap Tingkat Pengetahuan Anak SD mengenai Penyakit TB Paru. Sriwijaya journal of medicine.
- Hofmeyer, A., & Taylor, R. (2021). Strategies and resources for nurse leaders to use to lead with empathy and prudence so they understand and address sources of anxiety among nurses practising in the era of COVID-19. Journal of Clinical Nursing, 30(1–2), 298– 305. https://doi.org/10.1111/jocn.15520
- Kemenkes (2023). Tuberkulosis Temukan Obati Sampai Sembuh. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian RI
- Kurnia, N., Fitri, N. L., & Purwono, J. (2021). Penerapan Fisoterapi Dada Dan Batuk Efektif Untuk Mengatasi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Pasien Tuberkulosis Paru. Jurnal Cendikia Muda, 1(2), 204-208.
- Mardiatun, DA. 2019. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentag Upaya Pencegahan Tuberculosis. Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 13(3).
- Misra S, Misra N, Seepamore B, Holloway K, Singh N, Ngozo J, et al. “I would watch her with awe as she swallowed the first handful”: A qualitative study of pediatric multidrug-resistant tuberculosis experiences in Durban, South Africa. Plose ONE. 2022;17(9).
- Mutiara, E., Novita, S., & others. (2019). Cadre Behavior as Social Capital for the Development of TB Care Community in the Management of Tuberculosis in Medan City. Indian Journal of Public Health Research \& Development, 10(8).
- Nurjanah, A., Rahmalia, F. Y., Paramesti, H. R., Laily, L. A., PH, F. K. P., Nisa, A. A., & Nugroho, E. (2022). Determinan sosial tuberculosis di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 3(1), 71-82.
- Putri, A. S. D., Sumarni, S., Anwar, A., & Latifah, N. A. (2020). Gambaran Status Gizi Pasien Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Palu Utara Kota Palu. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 6(2), 57-61.
- WHO (2023). Global Tuberculosis Report 2021. France: World Health Organization; 2021
Post a Comment