Kenali Sejak Dini Penyakit Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah suatu keadaan penurunan fungsi ginjal secara mendadak. Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya di eliminasi di urine menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit serta asam basa (Harmilah, 2020).
Gagal ginjal merupakan masalah kesehatan global yang memengaruhi lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia juga merupakan penyakit yang berkelanjutan dan dapat berakibat fatal, serta dapat menurunkan kualitas hidup pasien.
Menurut World Health Organization tahun 2022 prevalensi penderita gagal ginjal di Indonesia mengalami peningkatan dari 0,2 persen tahun 2013 menjadi 0,38 persen pada tahun 2018, dan sekitar 60% penderita gagal ginjal harus menjalani dialisis.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar(Riskesdas) tahun 2018 jumlah pasien gagal ginjal kronik di Indonesia sebanyak 713.783 penderita dengan angka tertinggi berada di Jawa Barat dengan jumlah 131.846 penderita dan angka terendah berada di Kalimantan Utara dengan 1.838 penderita.
Gagal ginjal dapat bersifat akut dan kronik. Gagal ginjal kronik mengakibatkan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh yang normal.
Gangguan fungsi ginjal tersebut jika tidak segera diatasi, maka akan berpontensi menyebabkan kerusakan ginjal lebih lanjut yang dapat berujung pada kematian. (Patimah,2020).
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menekan resiko gagal ginjal, antara lain :
1. Tidak mengonsumsi alkohol
Konsumsi alkohol akut dan kronis dapat meningkatkan tekanan darah yang merupakan faktor risiko terjadinya kerusakan ginjal. Selain itu, konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan langsung pada ginjal akibat pembentukan nefrotoksin kuat yang dapat menyebabkan gangguan fungsi dan kematian sel (nekrosis) pada sel tubulus proksimal.
Dalam keadaan tertentu, penyalahgunaan alkohol atau ketergantungan telah dikaitkan dengan patologi ginjal tertentu, termasuk nekrosis papila ginjal, glomerulonefritis terkait infeksi, dan gagal ginjal akut akibat rabdomiolisis non-traumatik
2. Minum air putih yang cukup
Kurangnya konsumsi air putih dapat berkontribusi pada risiko kegagalan ginjal melalui beberapa mekanisme. Kurani konsumsi air putih akan menyebabkan dehidrasi yang menyebabkan volume darah menurun sehingga aliran darah menuju ginjal berkurang sehingga pasokan oksigen jg menurun menyebabkan cedera gagal ginjal akut.
Dehidrasi juga menyebabkan urin lebih pekat meningkatkan kadar zat seperti kalsium, oksalat, dan asam urat dalam urin menyebabkan resiko terjadinya batu ginjal. Batu ginjal dapat menghalangi aliran urin dan menyebabkan hidronefrosis , yaitu kerusakan ginjal akibat tekanan balik yang berlebihan.
Ketika dehidrasi ekskresi limbah menjadi terganggu, menyebabkan peningkatan zat-zat ini dalam tubuh ( uremia ). Ketika tubuh kekurangan cairan, ginjal harus memusatkan urin untuk menghemat udara, meningkatkan tekanan osmotik pada nefron. Beban ini dapat mempercepat kerusakan nefron, terutama pada individu yang sudah memiliki risiko ginjal.
3. Tidak mengonsumsi Gula Berlebihan
gula darah tinggi dapat menyebabkan kebocoran pada ginjal hingga membuat penderitanya mengalami gagal ginjal. setiap ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron, yaitu struktur kecil yang menyaring sisa kotoran dari darah. diabetes dapat menyebabkan nefron menebal dan menimbulkan bekas luka.
Akibatnya, kemampuan nefron untuk menyaring sisa kotoran dan mengeluarkan cairan dari tubuh pun menurun. Kadar gula yang tinggi seiring waktu dapat menyebabkan pembuluh-pembuluh darah itu menyempit dan tersumbat. Tanpa darah yang cukup, ginjal akan mengalami gangguan fungsi, sehingga albumin (sejenis protein) tidak bisa tersaring dan berakhir bocor ke urin.
4. Olahraga teratur
Olahraga yang cukup dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh sehingga tekanan darah akan tetap stabil karena hipertensi merupakan faktor resiko utama gagal ginjal.
Olahraga yang teratur juga dapat meningkatkan energi dan kualitas hidup seseorang. Olahraga yang dapat dilakukan antara lain jalan kaki, bersepeda renang dan juga senam.
5. Cek rutin kesehatan
Selain peningkatan kualitas hidup,cek kesehatan secara berkala juga merupakan suatu pencegahan yang sangat efektif.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk skrining penyakit gagal ginjal antara lain pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan glukosa darah dan pemeriksaan urin rutin. Kenali sejak dini faktor resiko gagal ginjal untuk pencegahan sebelum terlambat. ***
Penulis :
- Angelique Fadhilah Z(3221009)
- Ima Aprilia (3221022)
- Oktavia Fajar C(3221037)
- Sinta Puspitasari(3221051)
Daftar Pustaka:
- Kemenkes RI. (2019). Riskesdas 2018. Kementrian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
- Patimah, I. (2020). Konsep Relaksasi Zikir dan Implikasinya Terhadap Penderita Gagal Ginjal Kronis (Kajian Teoritik dan Praktik). Jawa Barat: CV. Adanu Abimata
- Harmilah, (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Yogyakarta: PT Pustaka Baru Press.
- Kemenkes RI. (2022). Pedoman Pencegahan Penyakit Ginjal Kronis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
- National Kidney Foundation. (2021). Preventing Kidney Disease: Healthy Lifestyle Tips. Retrieved from [www.kidney.org] https://www.kidney.org
- WHO. (2020). Chronic Kidney Disease Prevention and Management. Geneva: World Health Organization.
Post a Comment