Keakuratan Tes Western Blot dalam Konfirmasi HIV
INFOLABMED.COM- Western Blot (WB) telah lama digunakan sebagai tes konfirmasi HIV setelah skrining awal dengan rapid test atau ELISA.
Meskipun memiliki spesifisitas tinggi, metode ini tidak lepas dari keterbatasan, seperti kemungkinan hasil yang tidak jelas (indeterminate) dan waktu pengujian yang lebih lama dibandingkan teknik modern.
Artikel ini membahas keakuratan Western Blot, kelebihan, kekurangan, serta perannya dalam era diagnostik molekuler HIV.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan patogen yang menyerang sistem imun, dan diagnosis dini sangat penting untuk memulai terapi antiretroviral (ART) secepat mungkin.
Western Blot adalah metode imunoblot yang mendeteksi keberadaan antibodi terhadap protein HIV dengan tingkat spesifisitas yang tinggi, menjadikannya sebagai standar emas dalam konfirmasi HIV selama bertahun-tahun.
Metodologi Western Blot
Prinsip Kerja:
- Protein HIV dipisahkan berdasarkan berat molekul melalui elektroforesis gel.
- Protein ditransfer ke membran nitroselulosa dan diinkubasi dengan serum pasien.
- Jika antibodi HIV ada dalam serum, protein yang sesuai akan terdeteksi melalui reaksi enzimatik.
Interpretasi Hasil:
- Positif: Kehadiran pita protein utama seperti p24, gp41, dan gp120/gp160.
- Negatif: Tidak adanya pita protein spesifik HIV.
- Indeterminate: Hanya sebagian pita muncul, yang memerlukan pengujian lanjutan.
Keakuratan dan Validitas Western Blot
- Sensitivitas: 99%, tetapi kurang efektif dalam mendeteksi infeksi HIV akut.
- Spesifisitas: 99,9%, menjadikannya metode konfirmasi yang sangat andal.
Faktor yang Mempengaruhi Akurasi:
Infeksi stadium awal yang belum menghasilkan antibodi dalam jumlah cukup.
Variasi genetik HIV yang dapat mempengaruhi pengikatan antibodi.
Kontaminasi atau kesalahan teknis dalam interpretasi hasil.
Kelebihan dan Keterbatasan
Kelebihan:
Tingkat spesifisitas tinggi, mengurangi kemungkinan hasil positif palsu.
Dapat membedakan antara berbagai subtipe HIV berdasarkan pola pita protein.
Keterbatasan:
Membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan metode berbasis PCR atau antigen p24.
Tidak efektif untuk mendeteksi HIV pada fase akut karena keterlambatan respons antibodi.
Kemungkinan hasil indeterminate yang memerlukan uji tambahan.
Perbandingan dengan Metode Diagnostik Lain
Western Blot vs. PCR: PCR lebih sensitif dalam mendeteksi HIV pada tahap awal karena mendeteksi materi genetik virus, sementara WB bergantung pada respons imun.
Western Blot vs. Rapid Test/ELISA: Rapid test dan ELISA digunakan untuk skrining awal dengan sensitivitas tinggi, tetapi membutuhkan WB untuk konfirmasi.
Western Blot vs. Immunofluorescence Assay (IFA): IFA juga digunakan dalam konfirmasi HIV, tetapi kurang umum dibandingkan WB.
Western Blot tetap menjadi metode konfirmasi HIV yang sangat spesifik, tetapi keterbatasannya dalam mendeteksi infeksi dini dan kemungkinan hasil yang tidak pasti membuatnya semakin tergantikan oleh metode molekuler seperti PCR.
Namun, WB tetap digunakan dalam laboratorium sebagai bagian dari algoritma diagnostik untuk HIV, terutama dalam kasus hasil skrining yang meragukan.
Post a Comment