Pekerja Rentan Tertular Tuberkulosis: Risiko dan Langkah Pencegahan
INFOLABMED.COM - Risiko penularan tuberkulosis (TB) pada pekerja semakin menjadi perhatian serius, terutama bagi mereka yang bekerja di lingkungan padat atau menggunakan transportasi umum.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Ina Agustina, pekerja yang berada di ruangan dengan ventilasi buruk, seperti buruh dan pekerja tambang, sangat rentan tertular TB.
Data Penularan Tuberkulosis Berdasarkan Pekerjaan
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa buruh menjadi kelompok dengan jumlah kasus TB tertinggi, yakni 60.965 kasus, disusul oleh petani/peternak/nelayan (55.018 kasus) dan pelajar/mahasiswa (53.186 kasus).
Pegawai swasta dan PNS juga tidak luput dari risiko, masing-masing mencatat 40.917 dan 4.617 kasus.
Kelompok tenaga kesehatan, meskipun memiliki risiko paparan tinggi, relatif lebih memahami cara pencegahan sehingga angka penularannya lebih rendah.
Langkah Pencegahan di Tempat Kerja
Ina menekankan pentingnya penerapan langkah promotif dan preventif, seperti:
- Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): Menggunakan masker dan mencuci tangan.
- Peningkatan Ventilasi: Lingkungan kerja yang sehat dan ventilasi udara yang baik dapat mengurangi risiko penularan.
- Skrining Rutin: Pemeriksaan kesehatan massal secara berkala bagi pekerja di lingkungan berisiko tinggi.
Selain itu, pekerja yang ditemukan positif TB disarankan mengambil cuti pengobatan selama dua minggu.
Jika pengobatan dijalani secara rutin, pekerja dapat kembali bekerja tanpa risiko menularkan penyakit.
Risiko Penularan di Transportasi Umum
Risiko penularan TB juga tinggi di transportasi umum yang padat penumpang.
Meskipun penularannya tidak semudah Covid-19, pekerja disarankan tetap menggunakan masker, terutama di kerumunan, serta menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara rutin.
Peran Komunitas dan Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 telah mengatur kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan multisektor untuk menangani tuberkulosis.
Betty Nababan, National Program Director Konsorsium Penabulu-STPI, menekankan pentingnya pelibatan komunitas dalam edukasi, penemuan kasus, dan pendampingan bagi penyintas tuberkulosis.
Dengan langkah pencegahan yang tepat, seperti edukasi, skrining rutin, dan kolaborasi multisektor, risiko penularan tuberkulosis di tempat kerja dan perjalanan dapat diminimalkan.
Dukungan dari seluruh pihak, termasuk pemberi kerja, tenaga kesehatan, dan komunitas, sangat penting dalam mencapai Indonesia Bebas TBC.(Kompas)***
Post a Comment