Memahami Pengendalian HIV/AIDS di Indonesia: Panduan Lengkap - Resa Cristina Lilik Hadiana (3243094) STIKes Nasional Surakarta
Pendekatan Indonesia dalam pengendalian HIV/AIDS berfokus pada tiga tujuan utama: menurunkan infeksi baru HIV, mengurangi diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan menurunkan kematian akibat AIDS. Strategi ini mencakup berbagai langkah komprehensif, mulai dari promosi dan pencegahan hingga pengobatan dan rehabilitasi.
Memahami HIV dan AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, melemahkan kemampuannya untuk melawan infeksi. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan tahap akhir dari infeksi HIV, ditandai dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah dan munculnya berbagai gejala.
Jalur Penularan
HIV dapat ditularkan melalui beberapa cairan tubuh tertentu:
- Cairan semen
- Cairan vagina
- Darah dan produk darah
- Alat medis yang terkontaminasi (termasuk jarum yang digunakan untuk narkoba atau tato)
- Transplantasi organ atau jaringan
- Penularan dari ibu ke anak selama kehamilan atau melalui ASI
Sama pentingnya untuk memahami apa yang tidak menularkan HIV. Virus tidak dapat menyebar melalui kontak biasa seperti bersentuhan, berciuman, berjabat tangan, atau berpelukan. Berbagi peralatan makan, kolam renang, toilet umum, atau berada di dekat seseorang dengan HIV tidak menimbulkan risiko. Bahkan gigitan nyamuk tidak dapat menularkan virus.
Perjalanan dari HIV ke AIDS
Perkembangan dari infeksi HIV ke AIDS mengikuti fase-fase yang berbeda:
Periode Jendela (3 Bulan Pertama): Selama fase awal ini, hasil tes mungkin menunjukkan hasil negatif meskipun virus ada. Meski tidak ada gejala, virus masih dapat ditularkan.
Fase Tanpa Gejala (5-10 Tahun): Hasil tes akan menunjukkan positif, dan virus tetap dapat menular, meskipun orang tersebut mungkin tampak sehat tanpa gejala apapun.
Fase AIDS: Tahap akhir di mana gejala menjadi nyata dan sistem kekebalan tubuh sangat lemah.
Mengenali Gejala HIV
Gejala umum infeksi HIV meliputi:
- Penurunan berat badan drastis (lebih dari 10% dalam sebulan)
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari sebulan
- Demam berkepanjangan lebih dari sebulan
- Batuk terus-menerus lebih dari sebulan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Jamur di mulut
- Ruam gatal yang meluas
Diagnosis dan Pengobatan
Metode utama untuk diagnosis HIV adalah melalui tes darah (tes ELISA). Jika didiagnosis HIV, penting untuk mempertahankan pandangan positif dan mengambil tindakan yang tepat. Pengobatan biasanya melibatkan Terapi Antiretroviral (ART), yang harus dimulai ketika:
- Status HIV dikonfirmasi positif
- Jumlah CD4 turun di bawah 350/mm³
- Jumlah total limfosit kurang dari 1200/mm³
ART memberikan beberapa manfaat:
- Mengurangi angka kesakitan dan kematian
- Menekan jumlah virus HIV
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi oportunistik
- Pada tahun 2022, terdapat 62.856 kasus HIV dan AIDS di Indonesia.
- Pada tahun 2024, tercatat 35.415 kasus baru HIV dan 12.481 kasus baru AIDS.
- Pada tahun 2022, laki-laki mendominasi kasus HIV dengan persentase 58,95%.
- Pada tahun 2022, mayoritas kasus HIV dan AIDS ditularkan melalui hubungan homoseksual.
- Pada tahun 2022, kasus HIV pada remaja berusia 15-24 tahun meningkat 3,8% dari tahun sebelumnya.
- Mayoritas penderita HIV di Indonesia berusia 25-49 tahun.
- Kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS
- Perilaku seksual berisiko
- Hubungan homoseksual
- Hubungan heteroseksual
- Transfusi pranatal
- Jarum suntik tidak steril
Strategi Pencegahan
Mencegah HIV/AIDS memerlukan adopsi pilihan gaya hidup yang bertanggung jawab:
- Menghindari penggunaan narkoba
- Menghindari hubungan seksual di luar nikah
- Menjaga kesetiaan pada pasangan
- Menggunakan kondom ketika salah satu pasangan HIV-positif
- Untuk ibu HIV-positif, memilih persalinan caesar dan menghindari pemberian ASI
Mendukung Orang dengan HIV/AIDS
Dukungan untuk ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) sangat penting. Berikut cara membantu:
- Mempertahankan pertemanan dan menghindari isolasi
- Menunjukkan kepedulian melalui kontak fisik seperti pelukan
- Mempertahankan sikap positif
- Berbagi pengalaman secara terbuka
- Menawarkan bantuan praktis dan menepati komitmen
Perjuangan melawan HIV/AIDS tidak hanya membutuhkan intervensi medis tetapi juga dukungan dan pemahaman sosial. Dengan menggabungkan strategi pencegahan, pengobatan yang tepat, dan dukungan masyarakat, Indonesia terus bekerja menuju tujuannya untuk mengurangi infeksi baru, menghilangkan diskriminasi, dan meningkatkan kehidupan mereka yang terkena dampak HIV/AIDS.*** (Resa Cristina Lilik Hadiana (3243094) STIKes Nasional Surakarta)
Referensi:
Kementerian Kesehatan RI. (2023). "Pedoman Nasional Pengendalian HIV/AIDS di Indonesia". Jakarta: Direktorat Jenderal P2P.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. (2023). "Panduan Tatalaksana Klinis HIV/AIDS di Indonesia". Jakarta: PAPDI.
Setiawan, A., & Nurhasanah, S. (2023). "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Terapi ARV pada ODHA". Medical Journal of Indonesia, 32(1), 23-35.
Kementerian Sosial RI. (2023). "Pedoman Dukungan Psikososial bagi ODHA". Jakarta: Kemensos RI.
Sistem Informasi HIV-AIDS (SIHA) Kemenkes RI Website: http://siha.kemkes.go.id
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Website: http://www.aidsindonesia.or.id
Post a Comment