Demam Berdarah Dengue - Imas Maesyaroh Heryani STIKes Nasional Surakarta
Apa itu DBD?
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah sebuah penyakit infeksi yang sering terjadi di daerah tropis dan subtropis, diantaranya di kepulauan di Indonesia hingga bagian Australia yang disebabkan melalui gigitan nyamuk terutama oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang menularkan virus dengue. Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang pada umumnya terjadi pada anak-anak usia sekolah dengan rentang umur kurang dari 15 tahun dan bisa juga terjadi pada orang dewasa. Nyamuk Aedes aegypt aktif menggigit pada pagi hari antara jam 09.00-10.00 dan pada sore hari antara jam 16.00-17.00. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh golongan umur. Penyebaran penyakit DBD ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
Tren kejadian penyakit DBD dalam 5 tahun terakhir masih mengalami instabilitas setiap tahunnya. Jumlah kumulatif kasus DBD pada tahun 2020 dilaporkan sebanyak 103.781 kasus dengan 661 kematian, pada tahun 2021 dilaporkan sebanyak 108.303 kasus dengan 747 kematian, pada tahun 2022 dilaporkan sebanyak 87.501 kasus (IR 31,38/100.000 penduduk) dengan angka kematian 816 kasus (CFR 0,93%), pada tahun 2023 dilaporkan sebanyak 35.694 kasus dengan 894 kematian, dan pada tahun 2024 minggu ke-17 tercatat 88.593 kasus dengan angka kematian sebanyak 621 kasus. Terjadi pemendekan siklus tahunan dari 10 tahun menjadi 3 tahun bahkan kurang, yang disebabkan oleh fenomena El Nino
Hujan dapat mempengaruhi kelembaban dan menambah jumlah tempat perkembangbiakkan nyamuk. Jika suatu daerah memiliki lingkungan yang kurang bersih, banyak terdapat wadah penampungan yang kosong dan curah hujan terus-menurus meningkat maka wadah-wadah kosong tersebut akan menampung air hujan dan dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan dapat menambah kejadian DBD. Penyebaran DBD masih akan terus meningkat sehubungan dengan kendala pemberantasan vektor nyamuk dan mobilitas manusia semakin tinggi antar negara. Dampak dari kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit demam berdarah sangat besar. Ditinjau dari segi kesehatan, seseorang yang menderita penyakit demam berdarah mempunyai resiko yang tinggi. Mengingat penyakit ini belum ada obat dan vaksin dalam menyembuhkan.
Penyebab dan Faktor risiko DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus Dengue dan terutama menyerang anak- anak dengan ciri- ciri demam tinggi mendadak dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock dan kematian. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan mungkin juga Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut. Masa inkubasi penyakit ini diperkirakan lebih kurang 7 hari. DBD merupakan penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan yang menimbulkan syok yang berujung kematian. Penyebab penyakit DBD adalah virus Dengue. Virus ini termasuk kelompok Arthropoda.
Borne Viruses (Arbovirosis). Sampai saat ini dikenal ada 4 serotype virus yaitu :
- Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun1944.
- Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
- Dengue 3 diisolasi oleh Sather
- Dengue 4 diisolasi oleh Sather.
Dampak dan Pencegahan DBD
- Unsur cuaca memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan populasi nyamuk tersebut
- Curah hujan dengan penyinaran yang relatif panjang turut memengaruhi habitat perindukan nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Metode 3M Plus:
- Menguras: Membersihkan dan menguras tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi, ember, dan penampungan air lainnya, minimal seminggu sekali.
- Menutup: Menutup rapat tempat-tempat penampungan air untuk mencegah nyamuk masuk dan berkembang biak.
- Mengubur: Mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng, botol, atau ban bekas.
- Plus: Langkah tambahan seperti menaburkan bubuk larvasida (abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, serta menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender.
Penggunaan Perangkap Nyamuk Sederhana
Pemberdayaan Masyarakat
Penggunaan Kelambu dan Pakaian Pelindung
Vaksinasi
Menjaga Kebersihan Lingkungan
Sumber
- Wirantika, W. R., & Susilowati, Y. (2020). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan perilaku siswa dengan persebaran demam berdarah dengue (DBD) di sekolah. Jurnal Health Sains, 1(6)
- Wahyuni, S., Putri, Y. A., Salsabila, C. T., Aprilla, A. R., & Rubiah, E. (2024). Gambaran epidemiologi dan pengendalian penyebaran penyakit demam berdarah di Kabupaten Bireuen tahun 2024. JIKES: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1), 35–43
- Zebua, R., Gulo, V. E., Purba, I., & Gulo, M. J. K. (2023). Perubahan epidemiologi demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia tahun 2017-2021. SEHATMAS (Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat), 2(1), 129–136. https://doi.org/10.55123/sehatmas.v2i1.1243
- Mentari, S. A. F. B., & Hartono, B. (n.d.). Systematic review: Faktor risiko demam berdarah di Indonesia [Systematic review: Risk factors for dengue fever in Indonesia]. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
- Raksanagara, A. S., Arisanti, N., & Rinawan, F. (n.d.). Dampak perubahan iklim terhadap kejadian demam berdarah di Jawa Barat. Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran.
- Tim Medis Siloam Hospitals. (2024, Agustus 22). Pola hidup sehat: Cara mencegah penyakit demam berdarah yang bisa dilakukan. Siloam Hospitals. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/cara-mencegah-penyakit-demam-berdarah?utm_source=chatgpt.com
- Wahyono, T. Y. M., & Oktarinda, M. W. (2016). Penggunaan obat nyamuk dan pencegahan demam berdarah di DKI Jakarta dan Depok [Use of mosquito’s insecticide and dengue prevention activities at DKI Jakarta and Depok]. Jurnal Penelitian, 1(1)
- Sari, R. K., Djamaluddin, I., Djam’an, Q., & Sembodo, T. (2022). Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di Puskesmas Karangdoro. Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran, 1(1), 25–33. https://doi.org/10.30659/abdimasku.1.1.25-33
Post a Comment