Kontaminasi Bakteri Bacillus Cereus pada Jajanan La Tiao: BPOM Ambil Langkah Tegas Atasi Kasus Keracunan Pangan

Table of Contents

 

Kontaminasi Bakteri Bacillus Cereus pada Jajanan La Tiao BPOM Ambil Langkah Tegas Atasi Kasus Keracunan Pangan

INFOLABMED.COM – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia mengungkap adanya kontaminasi bakteri pada jajanan asal China, la tiao, yang menyebabkan beberapa kasus keracunan pangan di Indonesia. 

Kontaminasi bakteri pada makanan, terutama bakteri Bacillus cereus, berpotensi menimbulkan berbagai gejala serius seperti sakit perut, mual, pusing, dan muntah.

Peristiwa ini dilaporkan oleh BPOM setelah adanya Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) di sejumlah daerah, di antaranya Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau. 

Kasus ini mendapat perhatian serius dari masyarakat, mengingat dampak kesehatan yang cukup signifikan bagi para konsumen.

Bakteri Bacillus cereus dan Bahayanya bagi Kesehatan

Bacillus cereus merupakan bakteri patogen yang sering ditemukan pada makanan olahan yang kurang higienis atau tidak disimpan dengan benar. 

Bakteri ini mampu menghasilkan toksin yang menyebabkan keracunan makanan. 

Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menjelaskan bahwa bakteri Bacillus cereus pada la tiao ini menghasilkan toksin yang dapat memicu berbagai gejala keracunan pada korban, termasuk sakit perut, pusing, mual, dan muntah.

"Produk ini menghasilkan toksin yang menyebabkan gejala keracunan seperti sakit perut, pusing, mual, muntah, sesuai dengan laporan dari korban," ungkap Taruna Ikrar dalam konferensi pers pada Jumat (1/11) lalu. 

Taruna juga menambahkan bahwa kontaminasi pada jajanan la tiao sangat memprihatinkan karena sudah beredar luas di pasar.

Langkah BPOM dalam Menangani Kasus Kontaminasi

Menindaklanjuti temuan ini, BPOM langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan investigasi lebih lanjut dan memastikan keamanan konsumen. 

Salah satu langkah yang diambil BPOM adalah pemeriksaan terhadap gudang importir dan distribusi produk, guna memastikan pemenuhan standar Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik (CPerPOB).

Hasil investigasi awal BPOM menunjukkan adanya ketidakpatuhan terhadap prosedur keamanan pangan yang ditetapkan. 

Hal ini mendorong BPOM untuk mengambil tindakan segera, termasuk mengimbau kepada platform online untuk menurunkan produk la tiao yang tercemar dari daftar penjualan. 

"Sebagai langkah koreksi kami, yang pertama dan pengawasan karena barang ini dijual secara online, kami meminta kepada pihak terkait dan kementerian terkait untuk takedown produk online," jelas Taruna.

Selain itu, BPOM juga berencana melakukan penarikan dan pemusnahan produk la tiao dari pasar. "Kami minta importir untuk segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan ini kepada BPOM, dan kami akan terus memantau kepatuhan mereka," imbuhnya. 

Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa depan serta melindungi masyarakat dari risiko kesehatan.

Pentingnya Kesadaran Masyarakat terhadap Keamanan Pangan

Kasus keracunan yang terjadi akibat bakteri Bacillus cereus pada jajanan la tiao ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap produk makanan yang dikonsumsi. 

Menurut para ahli kesehatan, produk makanan yang tidak terjamin kebersihannya atau tidak mengikuti prosedur penyimpanan yang benar berpotensi besar menjadi sumber kontaminasi bakteri.

Konsumen disarankan untuk selalu memeriksa label produk, termasuk tanggal kedaluwarsa dan izin edar BPOM, guna memastikan produk tersebut aman dikonsumsi. 

Menghindari konsumsi makanan olahan yang diragukan asal-usul dan kualitasnya juga dapat membantu mencegah terjadinya keracunan pangan.

Rekomendasi BPOM kepada Konsumen

Sebagai langkah preventif, BPOM mengimbau masyarakat untuk melaporkan produk-produk yang dicurigai tidak aman atau tidak terdaftar pada BPOM melalui layanan konsumen. 

BPOM juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam membeli produk makanan impor, terutama dari platform online, mengingat masih banyak produk yang belum melalui proses pengawasan ketat.

Lebih lanjut, BPOM berjanji akan memperketat pengawasan terhadap produk makanan olahan yang masuk ke Indonesia, khususnya produk impor yang semakin mudah diakses melalui penjualan online. 

Diharapkan dengan langkah pengawasan yang lebih ketat, produk-produk yang tidak memenuhi standar keamanan pangan tidak akan beredar di masyarakat.

Upaya BPOM dalam Menjaga Keamanan Pangan di Indonesia

BPOM terus melakukan berbagai langkah untuk menjaga keamanan pangan di Indonesia. 

Selain memperketat pengawasan, BPOM juga memberikan edukasi kepada pelaku usaha dan masyarakat mengenai pentingnya higienitas dalam proses produksi dan distribusi makanan. 

Pengawasan yang baik tidak hanya bertujuan untuk melindungi konsumen, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk yang beredar di pasaran.

Kerjasama dengan pihak importir dan distributor, serta pengawasan secara intensif terhadap produk yang dijual online, menjadi fokus utama BPOM dalam mencegah berulangnya kasus serupa. 

BPOM berharap agar importir maupun distributor lebih sadar akan tanggung jawabnya dalam memastikan produk yang mereka distribusikan bebas dari kontaminasi yang berbahaya bagi konsumen.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment