Kelebihan Tidur dan Bahayanya

Table of Contents


INFOLABMED.COM Dalam tulisan sebelumnya telah dibahas tentang beberapa bahaya yang ditimbulkan dari kekurangan tidur. Bagaimana jika kelebihan tidur?

Kekurangan tidur memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Demikian pula dengan kelebihan tidur, juga memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan.

Tidur berlebihan adalah tidur selama lebih dari 9 jam dalam sehari atau 24 jam. Atau dikenal juga dengan istilah hipersomnia. Berikut dampak buruk yang ditimbulkan, bila terlalu lama tidur atau berlebihan dalam tidur.

Merusak otak

Terlalu banyak tidur mengakibatkan penuaan otak 7 tahun lebih cepat. Sementara itu, pada wanita berusia 45 tahun keatas yang terlalu banyak tidur, akan alami penuaan otak 2 tahun lebih cepat

Penuaan otak mengakibatkan menurunnya kemampuan otak mempelajari hal-hal baru dan sulit menerima informasi.

Sakit kepala

Orang yang kelebihan tidur dapat mengakibatkan sakit kepala. Kebanyakan tidur memberi efek buruk pada neurotransmiitter di otak yang berujung pada sakit kepala.

Pemicu sakit punggung kronis

Tidur juga dapat menyebabkan punggung jadi sakit. Karena saat tidur, tubuh bertumpu pada punggung. Selain itu, tidur juga menyebabkan tubuh tidak bergerak dalam waktu lama, apalagi bagi yang tidur berlebihan.

Bahaya bagi jantung

Bagi yang tidur selama 7 jam setiap malam, beresiko 2 kali lebih cepat terkena penyakit jantung.

Ketika seseorang kebanyakan tidur, maka dia berpotensi kekurangan pasokan oksigen, sehingga aliran darah ke jantung terganggu. Atau biasa dikenal dengan istilah Angina Pektoris.

Memengaruhi kesuburan

Kebanyakan tidur dapat memengaruhi siklus menstruasi, pengeluaran hormon, dan ritme sikardian. Wanita yang kurang tidur dan kebanyakan tidur akan beresiko memengaruhi kesuburan sel telur.

Kelebihan berat badan (obesitas)

Berdasarkan penelitian, orang yang terlalu banyak tidur akan menyebabkan rasa lapar yang berlebih.

Rasa lapar yang berlebih ini, akibar produksi hormon ghrelin di lambung. Hormon ini mengarahkan rasa lapar kepada makanan yang mengandung karbohidrat dan kebutuhan pada rasa manis yang berlebihan.

Dari sini berdampak, orang itu akan banyak mengonsumsi makanan ringan dengan kadar karbohidrat, gula, serta MSG yang tinggi.***

Post a Comment