Morfologi Sperma: Apa yang Harus Anda Ketahui?

Table of Contents

 

Morfologi Sperma: Apa yang Harus Anda Ketahui?

INFOLABMED.COM  – Morfologi sperma adalah ukuran dan bentuk sperma yang menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian kesuburan pria. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kisaran morfologi sperma yang dianggap normal adalah antara 4 hingga 14 persen. 

Ini berarti jika lebih dari 14 persen sperma memiliki bentuk yang normal, peluang kesuburan pria tersebut tinggi. 

Sebaliknya, jika kurang dari 4 persen sperma yang memiliki morfologi normal, hal ini bisa menjadi indikasi adanya kelainan.

Kelainan pada morfologi sperma dapat mencakup berbagai bentuk abnormal seperti kepala ganda, leher bengkok, atau cacat pada ekor.

 Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan sperma untuk menembus sel telur dan membuahinya secara efektif. 

Sperma dengan morfologi yang abnormal sering kali memiliki kemampuan berenang yang kurang baik dan tidak mampu bergerak lurus, yang dapat mengurangi peluang pembuahan.

WHO mengategorikan peluang kesuburan berdasarkan persentase sperma dengan morfologi normal:

  • Lebih dari 14 persen: Peluang kesuburan tinggi
  • 4 hingga 14 persen: Peluang kesuburan sedikit menurun
  • Kurang dari 4 persen: Peluang kesuburan sangat berkurang

Morfologi sperma dinilai melalui analisis semen rutin yang dilakukan di laboratorium. 

Analisis ini tidak hanya memeriksa morfologi, tetapi juga motilitas (kemampuan bergerak) dan konsentrasi sperma. 

Banyak faktor yang dapat memengaruhi morfologi sperma, termasuk suhu testis yang meningkat, paparan bahan kimia beracun, infeksi, dan faktor genetik.

Setiap pria, baik yang subur maupun yang tidak, memiliki persentase tertentu dari sperma yang berbentuk abnormal. 

Beberapa kelainan morfologi sperma yang umum ditemui meliputi:

  • Makrosefali: Kepala sperma yang sangat besar, sering kali membawa kromosom tambahan.
  • Mikrosefali: Kepala sperma yang lebih kecil dari normal, dengan kemungkinan materi genetik yang berkurang.
  • Sperma Pinhead: Kepala sperma yang sangat kecil dengan sedikit atau tanpa DNA paternal.
  • Kepala Tapered: Kepala sperma berbentuk cerutu, yang sering kali mengandung kromatin abnormal.
  • Globozoospermia: Sperma dengan kepala bulat yang kehilangan bagian dalam yang penting untuk fertilisasi.
  • Sperma Tanpa Kepala: Sperma yang tidak memiliki kepala sama sekali, juga dikenal sebagai sindrom sperma terpenggal.

Sperma dengan bentuk abnormal ini biasanya memiliki motilitas yang rendah atau tidak ada sama sekali, yang berdampak pada kemampuan mereka untuk mencapai dan membuahi sel telur.

Meskipun pria dengan morfologi sperma abnormal masih mungkin untuk menjadi ayah, proses untuk mencapai kehamilan mungkin membutuhkan waktu lebih lama atau memerlukan bantuan dari spesialis kesuburan. 

Metode seperti inseminasi intrauterin (IUI), fertilisasi in vitro (IVF), atau injeksi sperma intracytoplasmik (ICSI) sering digunakan untuk meningkatkan peluang kehamilan pada pasangan dengan masalah morfologi sperma.

Untuk memperbaiki morfologi sperma, pria disarankan untuk mengubah gaya hidup dan pola makan, seperti berolahraga secara teratur, menghindari penggunaan steroid, tembakau, dan alkohol, serta mengonsumsi makanan atau suplemen yang kaya antioksidan.

Langkah-langkah ini memerlukan waktu beberapa bulan untuk menunjukkan hasil yang signifikan karena proses pembentukan sperma yang baru memerlukan waktu sekitar tiga bulan.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment