Memahami D-Dimer Test: Alat Diagnostik untuk Gangguan Pembekuan Darah

Table of Contents

 

Memahami D-Dimer Test Alat Diagnostik untuk Gangguan Pembekuan Darah

INFOLABMED.COM - Dalam dunia medis, D-Dimer test adalah salah satu tes laboratorium yang sering digunakan untuk mendeteksi masalah pembekuan darah. 

D-Dimer adalah fragmen protein kecil yang muncul ketika bekuan darah dalam tubuh terurai. 

Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai D-Dimer test dan pentingnya dalam diagnosis gangguan pembekuan darah.

Apa itu D-Dimer Test?

D-Dimer test adalah tes yang mengukur kadar D-Dimer dalam darah. Protein ini hanya terdeteksi setelah proses pemecahan bekuan darah. 

Hasil positif pada tes ini dapat mengindikasikan adanya pembentukan dan penghancuran bekuan darah baru-baru ini dalam tubuh. 

Tes ini sangat berguna untuk mengidentifikasi kondisi-kondisi yang berkaitan dengan pembekuan darah.

Kondisi yang Dapat Dideteksi oleh D-Dimer Test

  1. Emboli Paru (Pulmonary Embolism, PE) Emboli paru adalah kondisi di mana terjadi penyumbatan pada arteri pulmonal yang mengirimkan darah ke paru-paru. Penyumbatan ini disebabkan oleh bekuan darah yang terbawa ke pembuluh darah paru-paru, sehingga mengganggu aliran darah dan pertukaran gas yang bisa mengancam jiwa.

  2. Trombosis Vena Dalam (Deep Vein Thrombosis, DVT) Kondisi ini terjadi ketika bekuan darah terbentuk di dalam vena dalam tubuh, sering kali di kaki. DVT bisa berakibat serius karena bekuan darah dapat merusak katup vena dan berisiko terbawa ke paru-paru, menyebabkan emboli paru.

  3. Koagulasi Intravaskular Diseminata (Disseminated Intravascular Coagulation, DIC) Ini adalah kondisi hiperkoagulabilitas yang luas yang menghambat pembekuan darah secara normal dan dapat menyebabkan disfungsi organ multiple.

Siapa yang Membutuhkan Tes Ini?

Dokter dapat merekomendasikan D-Dimer test jika mereka mencurigai adanya masalah pembekuan darah pada pasien. 

Gejala yang mungkin memerlukan tes ini termasuk nyeri dan pembengkakan pada anggota tubuh yang terkena atau sesak napas dan nyeri dada. 

Selain itu, tes ini juga digunakan untuk memantau kondisi pasien yang menjalani perawatan untuk DIC.

Faktor yang Meningkatkan Kadar D-Dimer

Beberapa kondisi medis dan faktor gaya hidup dapat meningkatkan kadar D-Dimer, antara lain:

  • Penyakit jantung
  • Kanker dan perawatan kanker
  • Penggunaan estrogen seperti pil KB atau terapi penggantian hormon
  • Bedah besar seperti penggantian sendi
  • Penyakit menular seperti COVID-19 dan pneumonia
  • Penyakit ginjal dan sirosis hati
  • Kehamilan, terutama menjelang persalinan

Proses dan Interpretasi Hasil Tes

Untuk melakukan D-Dimer test, petugas kesehatan akan mengambil sampel darah dari vena di lengan pasien. 

Hasil tes yang menunjukkan kadar D-Dimer lebih dari 0,50 dianggap positif, yang berarti ada kemungkinan adanya gangguan pembekuan darah. 

Namun, hasil positif tidak selalu berarti adanya penyakit, karena banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar D-Dimer.

D-Dimer test adalah alat diagnostik yang cepat dan tidak invasif yang dapat membantu dokter dalam mendeteksi gangguan pembekuan darah yang berbahaya seperti DVT dan PE. 

Tes ini sangat sensitif, namun dapat memberikan hasil positif palsu, sehingga seringkali diperlukan tes lanjutan untuk diagnosis yang akurat.

Informasi ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.*


Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment