Prosedur Pemeriksaan Sperma di Laboratorium: Evaluasi Potensi Kesuburan Pria

Table of Contents

 

Prosedur Pemeriksaan Sperma di Laboratorium: Evaluasi Potensi Kesuburan Pria
Ilustrasi. (Foto : beyondivf.com)

INFOLABMED.COM - Pemeriksaan sperma, atau analisis semen, adalah tes laboratorium yang mengevaluasi sampel semen di bawah mikroskop untuk menilai potensi kesuburan pria. 

Berikut adalah tahapan dan detail lengkap dari prosedur pemeriksaan sperma di laboratorium.

Pengambilan Sampel

Tahap awal dalam pemeriksaan sperma adalah pengambilan sampel semen. Proses ini melibatkan beberapa langkah berikut:

  • Ejakulasi ke dalam Wadah Steril: Pasien diminta untuk melakukan masturbasi di ruang pribadi yang disediakan oleh laboratorium atau klinik. Penting untuk memastikan bahwa bagian pertama dari ejakulasi masuk ke dalam wadah, karena bagian ini dianggap paling kaya sperma.
  • Hindari Kontaminasi: Hindari menyentuh bagian dalam wadah dan jangan mencoba memindahkan semen yang tumpah. Untuk hasil yang akurat, sampel semen harus segera diperiksa sebelum sperma mulai mati.

Pengukuran

Setelah sampel diterima, laboratorium melakukan berbagai pengukuran dasar:

  • Volume Semen: Volume semen diukur untuk mengetahui jumlah total cairan yang diejakulasikan.
  • pH Semen: pH semen diukur untuk menilai keseimbangan asam-basa, dengan nilai normal lebih dari 7,2 (alkalis).
  • Persiapan Basah: Digunakan untuk menilai penampilan, motilitas, dan pengenceran yang diperlukan untuk menghitung jumlah sperma.

Pemeriksaan Makroskopis

Selain analisis mikroskopis, pemeriksaan makroskopis juga dilakukan untuk menilai parameter berikut:

  • Volume Semen: Normalnya lebih dari 1,5 ml.
  • pH Semen: Harus lebih dari 7,2.
  • Viskositas: Semen normal, ketika diteteskan dengan pipet, seharusnya tidak lebih panjang dari 2 cm.
  • Liquefaksi: Semen harus larut dalam waktu tidak lebih dari 1 jam.

Pemeriksaan Mikroskopis

Detail pemeriksaan mikroskopis meliputi:

  • Viabilitas Sperma: Setidaknya 58% sperma harus hidup.
  • Konsentrasi Sperma: Minimal 15 juta sel/ml.
  • Motilitas Sperma: Minimal 40% sperma harus bergerak. Menilai persentase sperma yang bergerak dan kualitas gerakannya.
  • Morfologi Sperma: Minimal 4% sperma harus berbentuk normal. Menilai bentuk dan struktur sperma. Sperma yang berbentuk abnormal dibandingkan dengan sperma normal dan dicatat sebagai persentase dari total koleksi sperma.
  • Sel Darah Putih: Tidak lebih dari 1 juta sel darah putih/ml, yang bisa menunjukkan infeksi jika terlalu banyak.
  • Sel Darah Merah: Tidak lebih dari 1 juta sel darah merah/ml, yang bisa menunjukkan infeksi atau cedera jika terlalu banyak.
  • Jumlah Sperma: Menilai konsentrasi sperma dalam setiap mililiter semen.

Hasil Tes Analisis Semen

Hasil Normal:

  • Volume Semen: Lebih dari 1,5 ml.
  • pH Semen: Lebih dari 7,2.
  • Jumlah Sperma: Lebih dari 39 juta total, dengan konsentrasi lebih dari 15 juta/ml.
  • Motilitas Sperma: Lebih dari 32% motilitas progresif dan lebih dari 40% total motilitas.
  • Morfologi Sperma: Lebih dari 4% berbentuk normal.
  • Viabilitas Sperma: Setidaknya 58% hidup.

Hasil Abnormal:

  • Warna Semen: Normalnya putih/abu-abu. Jika berwarna hijau, kuning, atau merah, ini menunjukkan masalah yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
  • Volume Semen: Kurang dari 1,5 ml menunjukkan masalah pada sistem reproduksi.
  • Viskositas Semen: Jika semen tetap kental lebih dari 30 menit, ini bisa menunjukkan masalah.

Pemeriksaan sperma adalah langkah penting dalam evaluasi kesuburan pria. Dengan mengikuti prosedur yang tepat, hasil pemeriksaan dapat memberikan informasi berharga tentang kondisi kesuburan dan kesehatan reproduksi pria, membantu dalam diagnosis dan pengobatan masalah kesuburan.

Uji Tambahan

Beberapa tes tambahan mungkin dilakukan untuk analisis lebih mendalam:

  • Agglutinasi: Mengidentifikasi adanya sperma yang menempel satu sama lain, yang dapat mempengaruhi motilitas dan konsentrasi sperma.
  • Antibodi Anti-Sperma: Uji untuk mendeteksi antibodi yang menyerang sperma, yang mungkin dipertimbangkan jika aglutinasi hadir.
  • Kelangsungan Hidup Sperma: Sampel sperma ditempatkan dalam inkubator selama 24 jam, dan kemudian jumlah serta motilitas sperma dianalisis kembali. Kelangsungan hidup minimal 50% sperma dengan motilitas baik dianggap normal.

Pentingnya Pemeriksaan Sperma

Pemeriksaan sperma sangat penting untuk pasangan yang mengalami kesulitan hamil. Hasil dari analisis semen dapat memberikan informasi yang sangat berharga mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi pria. 

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemeriksaan sperma penting:

  1. Diagnosis Infertilitas: Analisis semen adalah salah satu tes pertama yang dilakukan untuk mengevaluasi kesuburan pria. Hasilnya dapat membantu dokter mengidentifikasi apakah masalah kesuburan disebabkan oleh faktor pria, wanita, atau kombinasi keduanya.

  2. Evaluasi Kesehatan Umum: Kondisi sperma dapat mencerminkan kesehatan umum pria. Misalnya, jumlah sperma yang rendah atau sperma yang tidak bergerak dengan baik bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan lain seperti gangguan hormonal, infeksi, atau masalah genetik.

  3. Panduan Pengobatan: Hasil pemeriksaan sperma dapat membantu dokter merencanakan langkah pengobatan yang tepat. Jika ditemukan masalah pada sperma, dokter bisa merekomendasikan pengobatan medis, perubahan gaya hidup, atau teknik reproduksi berbantu seperti inseminasi intrauterin (IUI) atau fertilisasi in vitro (IVF).

Konsultasi dengan Ahli

Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan sperma, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan spesialis kesuburan atau ahli urologi.

 Mereka akan membantu menafsirkan hasil dan merekomendasikan langkah selanjutnya berdasarkan kondisi individu.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Sperma

Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan sperma, antara lain:

  • Stres: Tingkat stres yang tinggi dapat mempengaruhi produksi dan kualitas sperma.
  • Diet: Pola makan yang buruk atau kekurangan nutrisi tertentu dapat mempengaruhi kesehatan sperma.
  • Gaya Hidup: Kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penggunaan narkoba dapat berdampak negatif pada kualitas sperma.
  • Penyakit: Kondisi medis seperti diabetes, varikokel, dan infeksi menular seksual (IMS) dapat mempengaruhi kesuburan pria.

Rekomendasi untuk Hasil yang Akurat

Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan sperma yang akurat, disarankan untuk:

  • Mengikuti Instruksi dengan Cermat: Pastikan untuk mengikuti semua petunjuk yang diberikan oleh klinik atau laboratorium.
  • Abstinensi: Menahan diri dari ejakulasi selama 3-5 hari sebelum pengambilan sampel untuk mendapatkan jumlah sperma yang optimal.
  • Menghindari Kontaminasi: Pastikan sampel tidak terkontaminasi dengan sabun, air, atau bahan lain.

Prosedur pemeriksaan sperma di laboratorium adalah alat penting dalam evaluasi kesuburan pria. 

Dengan memahami proses dan pentingnya pemeriksaan ini, pria dapat mengambil langkah proaktif untuk memantau dan meningkatkan kesehatan reproduksi mereka. 

Hasil pemeriksaan sperma memberikan wawasan berharga yang dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan masalah kesuburan, sehingga memberikan harapan bagi pasangan yang berjuang untuk memiliki anak.

Pemeriksaan sperma adalah langkah awal yang krusial dalam perjalanan menuju kehamilan yang sukses, dan konsultasi dengan spesialis kesuburan dapat membuka jalan menuju perawatan dan solusi yang tepat. 

Dengan mengikuti prosedur dan persiapan yang benar, diharapkan hasil pemeriksaan sperma dapat memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment