Bilirubin: Biomarker Penting untuk Diagnostik Penyakit Hati dan Risiko Kesehatan Lainnya

Table of Contents

 

Bilirubin: Biomarker Penting untuk Diagnostik Penyakit Hati dan Risiko Kesehatan Lainnya
Ilustrasi. (Foto : AI Care)

INFOLABMED.COM - Bilirubin telah dipelajari sejak abad ke-18 karena penilaian konsentrasi bilirubin serum sangat penting dalam diagnosis dan prognosis pasien dengan gangguan hati. 

Semua skor prognostik untuk penyakit hati memasukkan bilirubin dalam perhitungannya, dan beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa bilirubin merupakan c independen dari risiko kematian.

Oleh karena itu, pada artikel ini membahas pentingnya bilirubin sebagai penanda penyakit hati serta kemungkinannya digunakan untuk menilai hasil dan risiko penyakit non-hati.

Apa Itu Bilirubin?

Bilirubin adalah zat berwarna kuning yang dihasilkan dari pemecahan hemoglobin, komponen utama sel darah merah. 

Saat sel darah merah tua dihancurkan, bilirubin dilepaskan dan diteruskan ke hati. Di hati, bilirubin diproses lebih lanjut dan dikeluarkan melalui cairan empedu. 

Jika hati tidak berfungsi dengan baik, bilirubin tidak akan dilepaskan dengan benar, menyebabkan kadar bilirubin dalam darah meningkat.

Pentingnya Bilirubin dalam Diagnostik Penyakit Hati

Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah menunjukkan adanya masalah pada fungsi hati. Kondisi ini bisa terkait dengan berbagai penyakit hati, termasuk hepatitis C dan sirosis. 

Ketika kadar bilirubin tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama, biasanya menunjukkan adanya penyakit hati yang parah.

Tingkat bilirubin dalam darah juga bisa berfluktuasi pada pasien dengan hepatitis C, dan peningkatan kadar bilirubin dapat menyebabkan jaundice (kulit dan mata menguning), urin berwarna gelap, dan tinja berwarna lebih terang.

Bilirubin dan Risiko Penyakit Lain

Menariknya, kadar bilirubin yang rendah juga dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit lain seperti kanker dan gangguan kardiovaskular. 

Ini menunjukkan bahwa bilirubin memiliki peran ganda: sebagai indikator penyakit yang ada dan sebagai potensi pelindung terhadap penyakit tertentu.

Sindrom Gilbert

Salah satu kondisi terkait bilirubin yang cukup umum adalah Sindrom Gilbert, gangguan hati ringan yang disebabkan oleh defisiensi enzim yang diwariskan. 

Orang dengan Sindrom Gilbert biasanya memiliki kadar bilirubin yang sedikit lebih tinggi yang berfluktuasi tetapi tidak berbahaya.

Diagnosis dan Penanganan Sindrom Gilbert

Sindrom Gilbert sering didiagnosis secara kebetulan saat pemeriksaan darah untuk alasan lain. 

Diagnosis biasanya dilakukan melalui riwayat klinis, pemeriksaan fisik, dan tes darah. 

Tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk Sindrom Gilbert, dan penderita dapat menjalani hidup normal dan sehat.

Bilirubin adalah biomarker penting yang tidak hanya membantu dalam diagnosis dan penilaian penyakit hati tetapi juga memiliki potensi dalam menilai risiko penyakit lain. 

Pemahaman tentang bilirubin dan fungsinya dalam tubuh dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang kesehatan hati dan risiko penyakit lainnya.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment