Analisa Hemofilia Menggunakan Analisa Koagulasi: Teknologi untuk Diagnosis dan Pengelolaan Pendarahan

Table of Contents

 

Ilustrasi. (Foto : Medsurge India)

INFOLABMED.COM - Hemofilia adalah kelainan perdarahan genetik yang diturunkan dari orang tua melalui kromosom X yang membawa gen tidak berfungsi. 

Meskipun tergolong langka (satu dari 10.000 bayi baru lahir), hemofilia tetap menjadi salah satu kelainan perdarahan yang paling umum.

Ada lima jenis berbeda dari penyakit ini, yaitu:

• Hemofilia A: Disebabkan oleh jumlah faktor pembekuan VIII yang tidak mencukupi.
• Hemofilia B: Disebabkan oleh rendahnya kadar faktor pembekuan IX.
• Hemofilia C: Disebabkan oleh rendahnya kadar faktor pembekuan XI.
• Para hemofilia: Disebabkan oleh rendahnya kadar faktor pembekuan V.
• Hemofilia didapat: Gangguan ini bukan genetik dan biasanya terkait dengan berbagai jenis kanker, penyakit autoimun, dan kehamilan. Disebabkan oleh autoantibodi terhadap faktor VIII dan antibodi terhadap faktor koagulasi plasma.

Untuk mendiagnosis hemofilia, dilakukan pengambilan sampel darah untuk mengetahui waktu pembekuan darah dan kadar faktor pembekuan. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan bantuan analisa koagulasi.

Analisa Koagulasi: Membantu Diagnosis Hemofilia

Analisa koagulasi adalah perangkat yang mampu menguji sampel darah untuk mengetahui parameter koagulasi (pembekuan). 

Koagulasi mengacu pada proses perubahan darah dari bentuk cair menjadi gel, padat, atau semi-padat. 

Proses pembekuan darah melibatkan trombosit, faktor koagulasi, dan beberapa faktor lain seperti vitamin K, Kalsium, dan lainnya. 

Faktor pembekuan yang ada dalam darah adalah zat protein yang bertanggung jawab untuk mengontrol proses pendarahan.

Mekanisme koagulasi melibatkan beberapa langkah, yaitu:

• Aktivasi trombosit
• Adhesi trombosit
• Agregasi trombosit
• Deposisi fibrin
• Maturasi fibrin

Analisa koagulasi adalah perangkat yang cepat dan efisien untuk menguji banyak parameter pembekuan darah dalam sampel. 

Banyak dari alat ini menawarkan pengukuran kadar trombosit dan faktor pembekuan; dalam beberapa menit mereka dapat mengukur kecepatan jalur koagulasi, serta kadar trombin dan tromboplastin. 

Alat ini juga bisa membantu dalam diagnosis dini dan pencegahan serangan jantung karena beberapa faktor pembekuan mungkin berperan dalam gangguan ini.

Analisa koagulasi terutama digunakan untuk dua tujuan tertentu, yaitu:

1. Mendeteksi kekurangan pembekuan terkait dengan gangguan pendarahan (banyak di antaranya bersifat herediter). Meskipun biasanya tidak ada obat untuk gangguan pendarahan bawaan, ada perawatan yang tersedia untuk menangani dan mengontrol kondisinya. Penyakit paling umum dalam kategori ini adalah:

• Penyakit tromboemboli
• Trombositopenia
• Gangguan fungsi hati
• Hemofilia
• Penyakit Von Willebrand

2. Memantau efek obat-obatan termasuk:

• Heparin
• Anticoagulant oral
• Obat trombolitik
• Agen antiplatelet
• Terapi komponen darah

Jenis-Jenis Analisa Koagulasi

Analisa koagulasi modern beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

• Impedansi mekanis: Jenis perangkat ini menggunakan perubahan viskositas darah untuk menentukan waktu pembekuan.
• Deteksi perubahan medan elektromagnetik: Jenis ini mendeteksi perubahan medan magnet antara magnet dalam tabung reaksi dan detektor magnetik saat bekuan darah terbentuk.
• Deteksi perubahan fotometrik: Perubahan densitas optik sampel dipantau untuk mendeteksi awal pembentukan bekuan darah.

Di masa lalu, analisa koagulasi manual sangat terbatas dalam hal tes yang tersedia dan keakuratannya. 

Hasil yang diperoleh diragukan terutama karena kesalahan manusia selama pengoperasiannya. 

Analisa koagulasi otomatis yang ada saat ini jauh lebih maju dan tersedia dalam berbagai jenis dan model untuk setiap laboratorium, rumah sakit, atau fasilitas pengujian klinis. 

Alat tersebut memungkinkan penggunaan berbagai tes koagulasi sambil mempertahankan tingkat akurasi dan keandalan yang tinggi.***