Komplikasi Venepunktur: Panduan Praktis untuk Menangani Risiko Saat Flebotomi Venepunktur

Table of Contents

 

Komplikasi Venepunktur: Panduan Praktis untuk Menangani Risiko Saat Flebotomi Venepunktur
Foto :Flebo.in

INFOLABMED.COM - Venepunktur adalah prosedur medis yang umum dilakukan di berbagai layanan kesehatan. 

Meskipun seringkali dianggap sebagai prosedur yang sederhana, venepunktur dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang perlu dipahami dan ditangani dengan baik. 

Oleh karena itu, pada artikel ini kita mengulas kembali berbagai komplikasi yang mungkin terjadi selama atau setelah venepunktur, serta cara mengatasi dan mencegahnya.

Kenali Risiko Venepunktur

Venepunktur adalah tindakan menusuk vena untuk berbagai tujuan, mulai dari pengambilan sampel darah hingga pemberian obat intravena.

 Meskipun prosedur ini umum dilakukan, tetapi perlu diingat bahwa setiap tindakan medis memiliki risiko, termasuk venepunktur. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi termasuk:

  1. Pembentukan Hematoma: Kebocoran darah ke jaringan sekitar lokasi tusukan dapat menyebabkan pembengkakan dan memar.

  2. Infeksi: Infeksi lokal atau sistemik dapat terjadi akibat kurangnya teknik aseptik atau kebersihan yang buruk.

  3. Kerusakan Saraf: Pembentukan hematoma atau tusukan yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan pada saraf yang berdekatan.

  4. Hemokonsentrasi: Penggunaan tourniquet yang berlebihan atau prosedur yang tidak tepat dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi zat-zat tertentu dalam darah.

  5. Ekstravasasi: Keluarnya infus ke dalam jaringan sekitar akibat kanula yang tersumbat atau ditarik keluar dari vena.

  6. Sinkop dan Pingsan: Reaksi psikosomatis yang menyebabkan penurunan tekanan darah dan pingsan.

  7. Petechiae. Petechiae dapat terjadi setelah pungsi vena. Hal ini mungkin disebabkan oleh masalah koagulasi atau kelainan. Pasien mungkin mengalami pendarahan berlebihan setelah pengambilan darah; pastikan pendarahan berhenti sebelum meninggalkan pasien.

  8. Anemia Iatrogenik. Anemia dapat terjadi ketika sejumlah besar darah dikumpulkan untuk pemeriksaan dan umum terjadi pada bayi.

  9. Alergi. Pasien mungkin alergi terhadap bahan pembersih atau larutan lain yang digunakan untuk mendisinfeksi area tersebut, oleh karena itu tanyakan mengenai alergi apa pun. Beberapa pasien memiliki alergi lateks. 

  10. Nyeri. Walaupun mungkin timbul rasa tidak nyaman, jarum harus segera dicabut jika pasien mengeluh nyeri berlebihan atau parah. 

  11. Tusukan Arteri. Arteri bisa ditusuk, bukan vena. Jika hal ini terjadi, jarum harus segera dicabut dan tekanan diberikan pada lokasi tersebut. 

  12. Trombosis. Trombus merupakan massa padat yang berasal dari unsur bekuan darah pada pembuluh darah yang merupakan bekuan. Trombus dapat menyumbat sebagian atau seluruh vena atau arteri sehingga membuat pungsi vena menjadi sulit. 

  13. Ketakutan dan Fobia. Ketakutan dan fobia mungkin terjadi pada beberapa pasien saat melihat jarum suntik. Hal ini dapat menyebabkan pasien bergerak menusuk arteri daripada vena. Jarum harus ditarik dan diberikan tekanan. 

  14. Edema. Ini adalah akumulasi cairan yang tidak normal di ruang antar sel tubuh dan dapat terlokalisasi atau menyebar. Pengumpulan darah harus dihindari dari tempat-tempat ini, karena akan mengkontaminasi spesimen dengan cairan jaringan. 

  15. Pendarahan Berlebihan. Perdarahan berlebihan pasca venepuktur dapat terjadi. Rawat inap dengan antikoagulan, dengan obat-obatan seperti obat aspirin atau obat yang menurunkan jumlah trombosit. Pasien tidak boleh dibiarkan sendirian sampai pendarahan berhenti. 

Mengatasi dan Mencegah Komplikasi

Penting bagi petugas kesehatan untuk memahami cara mengatasi dan mencegah komplikasi venepunktur. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Teknik yang Benar: Pastikan teknik venepunktur dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan standar keamanan medis.

  • Kebersihan yang Baik: Selalu terapkan teknik aseptik yang baik untuk mencegah infeksi.

  • Perhatikan Lokasi: Hindari lokasi tusukan yang berisiko tinggi, seperti lengan dengan bekas luka atau edema.

  • Respons Cepat: Jika terjadi komplikasi seperti hematoma atau ekstravasasi, segera ambil tindakan yang diperlukan seperti melepaskan tourniquet atau memberikan tekanan pada lokasi tusukan.

  • Edukasi Pasien: Berikan informasi kepada pasien mengenai prosedur venepunktur dan risiko serta komplikasi yang mungkin terjadi.

Venepunktur adalah prosedur medis yang umum dilakukan, namun tidak terbebas dari risiko komplikasi.

 Penting bagi petugas kesehatan untuk memahami risiko ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi. 

Dengan perhatian yang cermat dan respons yang cepat, kita dapat memastikan bahwa prosedur venepunktur dapat dilakukan dengan aman dan efektif.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment