Bagaimana Cara Mengidentifikasi Risiko di Laboratorium
Ilustrasi identifikasi risiko di laboratorium. (Foto : 12963734 by Canva) |
INFOLABMED.COM - Laboratorium merupakan tempat yang vital dalam menjalankan berbagai penelitian dan praktik ilmiah.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa di balik kegiatan yang berkembang di dalamnya, terdapat sejumlah risiko yang perlu diidentifikasi dan dikelola dengan baik.
Risiko-risiko di Laboratorium
Bekerja di laboratorium memang tak lepas dari berbagai potensi risiko. Risiko-risiko tersebut mencakup beragam sumber dan jenis, mulai dari bahaya fisik, kimia, hingga biologis.
Penting bagi setiap laboratorium, untuk melakukan penilaian risiko secara menyeluruh guna mengelola dan mengurangi risiko-risiko tersebut bagi pegawai di dalamnya.
Mengacu pada data pada Lab Quality Management System (LQMS) Handbook dimana studi identifikasi bahaya fisik yang dialami oleh pegawai laboratorium dilakukan oleh Howard Hughes Medical Institute Office of Laboratory Safety, potensi bahaya dan seberapa besar kejadiannya dapat terjadi. dapat dilihat pada diagram berikut.
Sumber : onehealthlab.net |
Sehingga dari diagram tersebut dapat kita bagi menjadi beberapa risiko yang terjadi di laboratorium.
Jenis-jenis Risiko di Laboratorium
Bahaya Fisik: Risiko ini mencakup berbagai kecelakaan seperti laserasi, memar, keseleo, tegang, dan patah tulang. Peralatan laboratorium yang rawan pecah seperti kaca, serta benda tajam lainnya, dapat menjadi penyebab utama kecelakaan fisik.
Bahaya Kimia: Paparan bahan kimia beracun merupakan ancaman serius terhadap kesehatan dan keselamatan. Lebih dari 400 bahan kimia memiliki potensi melukai pegawai laboratorium. Oleh karena itu, penyimpanan, penggunaan, dan pembuangan bahan kimia harus mematuhi prosedur keselamatan yang ketat.
Bahaya Biologis: Risiko ini meliputi paparan terhadap virus, jamur, bakteri, hewan transgenik, serta berbagai agen biologis lainnya. Pencegahan penularan infeksi melalui tindakan-tindakan kebersihan dan perlindungan diri menjadi kunci dalam mengurangi risiko ini.
Upaya Pencegahan
Dalam mencegah risiko yang mungkin terjadi, laboratorium perlu memperhatikan tindakan pencegahan yang tercantum dalam material safety data sheet (MSDS).
MSDS adalah buletin teknis yang memberikan informasi rinci tentang bahaya dan tindakan pencegahan untuk memastikan bahan kimia yang mereka gunakan ditangani dan disimpan dengan aman.
Sistem National Fire Protection Association (NFPA) untuk klasifikasi bahaya. (Foto : onehealthlab.net) |
Agar risiko-risiko di laboratorium dapat diminimalisir, ada beberapa langkah pencegahan yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Mengembangkan prosedur keselamatan yang ketat dan melaksanakannya dengan disiplin.
- Memastikan penggunaan alat pelindung diri (APD) sesuai standar.
- Menyediakan pelatihan dan edukasi kepada seluruh personel laboratorium mengenai risiko-risiko yang ada dan cara mengatasinya.
- Mengikuti panduan dari lembar data keselamatan bahan (MSDS) dalam menangani bahan kimia dengan aman.
- Menerapkan sistem National Fire Protection Association (NFPA) untuk klasifikasi bahaya terkait kebakaran dan ledakan.
Penting untuk memahami bahwa identifikasi risiko di laboratorium tidak hanya berkaitan dengan keselamatan manusia, tetapi juga kesehatan hewan dan lingkungan.
Dengan pendekatan holistik ini, kita dapat memastikan bahwa praktik-praktik di laboratorium mendukung upaya perlindungan terhadap kesehatan semua makhluk hidup.
Identifikasi risiko di laboratorium, merupakan langkah krusial dalam menjaga keselamatan dan kesehatan semua pihak yang terlibat.
Dengan pemahaman yang baik tentang risiko-risiko yang ada dan upaya pencegahannya, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan.***
Post a Comment