Pemeriksaan Laboratorium, Kunci Deteksi Dini dan Monitoring Penyakit
INFOLABMED.COM - Pemeriksaan laboratorium klinik memegang peranan penting dalam upaya deteksi dini dan memantau perkembangan suatu penyakit.
Melalui pemeriksaan spesimen seperti darah, urine, dan sputum, laboratorium mampu menyingkap informasi krusial mengenai kondisi kesehatan seseorang.
Menurut SOP Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Bulukandang, tujuan dilakukannya pemeriksaan laboratorium adalah untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit dan memantau efektivitas terapi yang diberikan.
Hasil pemeriksaan laboratorium membantu dokter mendiagnosis suatu penyakit, selain juga gejala klinis dan pemeriksaan fisik lainnya.
Prosedur pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Bulukandang dimulai ketika pasien mendaftar di loket sesuai dengan poli tujuan.
Jika diperlukan pemeriksaan laboratorium, dokter atau paramedis akan mengisi lembar permintaan pemeriksaan dan memberikannya kepada pasien.
Pasien kemudian menuju ke laboratorium dan petugas akan memanggil berdasarkan nomor antrian.
Sebelum pengambilan sampel, petugas meminta pasien mengisi inform consent agar mengetahui risiko dan tujuan pemeriksaan. Sampel darah, urine, atau sputum kemudian diambil sesuai permintaan pemeriksaan.
Setelah pemeriksaan selesai, hasilnya dicatat di buku register laboratorium dan lembar hasil pemeriksaan.
Hasil tersebut kemudian diberikan kepada pasien untuk diserahkan kembali ke dokter atau paramedis pemberi rujukan guna tindak lanjut pengobatan.
Bila pemeriksaan laboratorium dilakukan di Ruang Tindakan, petugas laboratorium akan mendatangi pasien dan meminta mengisi inform consent sebelum pengambilan sampel.
Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa dan hasilnya diserahkan ke petugas Ruang Tindakan untuk dilaporkan pada dokter.
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan di Puskesmas Bulukandang meliputi pemeriksaan hematologi, kimia, mikrobiologi, parasitologi, dan imunologi.
Contoh pemeriksaan hematologi adalah hitung jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Sedangkan pemeriksaan kimia mendeteksi kadar gula darah, kolesterol, asam urat, fungsi hati, dan fungsi ginjal.
Pemeriksaan mikrobiologi penting untuk mendeteksi infeksi bakteri atau jamur pada sampel seperti darah, urine, atau sputum.
Sementara pemeriksaan parasitologi menyingkap adanya infeksi cacing pada feses.
Pemeriksaan imunologi membantu memantau sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit atau infeksi.
Dengan pemeriksaan laboratorium yang akurat dan tepat waktu, penyakit dapat dideteksi lebih dini sehingga pengobatan dapat segera diberikan.
Pemeriksaan laboratorium juga memungkinkan monitoring efektivitas pengobatan dan perkembangan penyakit secara berkala.
Oleh karena itu, laboratorium klinik yang berkualitas sangat dibutuhkan di sarana kesehatan primer seperti puskesmas.
Prosedur operasional standar yang jelas dan sumber daya manusia yang kompeten menjadi kunci keberhasilan pelayanan laboratorium.
Dengan demikian, kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat terus ditingkatkan di masa mendatang.***
Post a Comment