Tes Darah ANCA (Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody) dan Signifikansinya dalam Diagnosa Penyakit

Table of Contents

 

Tes Darah ANCA dan Signifikansinya dalam Diagnosa Penyakit
Foto : Australian Clinical Labs

INFOLABMED.COM - Tes darah ANCA (Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody) adalah sebuah alat diagnostik yang penting dalam membantu identifikasi penyakit granulomatosis Wegener (WG)

Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang hasil tes darah ANCA, norma-norma yang dapat dijadikan pedoman, serta indikasi penggunaannya.

Granulomatosis Wegener adalah jenis vaskulitis sistemik regional di mana arteri kecil pada ginjal, paru-paru, dan saluran pernapasan atas mengalami kerusakan akibat inflamasi granulomatosa

Diagnosis WG bisa ditegakkan melalui biopsi jaringan yang terkena secara klinis. Pengujian serologis memainkan peran penting dalam diagnosis WG dan sindrom vaskulitis sistemik lainnya. 

Sebagian besar pasien dengan WG memiliki antibodi otoimun terhadap sitoplasma neutrofil, yang bermanfaat dalam diagnosis.

Pola Pewarnaan ANCA  (Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody)

ANCAs adalah antibodi yang diarahkan terhadap komponen sitoplasma neutrofil. Saat ANCAs terdeteksi dengan mikroskopi imunofluoresensi tidak langsung, terdapat dua pola pewarnaan utama: ANCA sitoplasma (c-ANCA) dan ANCA perinukleus (p-ANCA)

Uji immunochemisry khusus menunjukkan bahwa c-ANCA terutama terdiri dari antibodi terhadap proteinase 3 (PR3) dan p-ANCA terdiri dari antibodi terhadap myeloperoxidase (MPO).

Menggunakan Semi-Quantitative Indirect Fluorescent Antibody/Semi-Quantitative Multi-Analyte Fluorescent Detection untuk mengkarakterisasi ANCA (daripada pola mikroskopi imunofluoresensi) lebih spesifik dan lebih klinis relevan. 

Oleh karena itu, istilah proteinase 3-ANCA (PR3-ANCA) dan myeloperoxidase-ANCA (MPO-ANCA) lebih sering digunakan.

Autoantigen PR3 dan MPO

Autoantigen PR3 sangat spesifik (95% hingga 99%) untuk WG. Saat penyakit terbatas pada saluran pernapasan, PR3 positif pada sekitar 65% pasien. 

Hampir semua pasien dengan WG yang terbatas pada ginjal tidak memiliki PR3 positif. Saat WG tidak aktif, persentase positif menurun menjadi sekitar 30%.

Autoantigen MPO ditemukan pada 50% pasien dengan WG yang terpusat di ginjal. Ini juga terjadi pada pasien dengan glomerulonefritis non-WG, seperti microscopic polyangiitis (MPA)

Antibodi p-ANCA juga dapat membedakan berbagai bentuk penyakit radang usus. P-ANCA ditemukan pada 50% hingga 70% pasien kolitis ulserativa (UC), tetapi hanya pada 20% pasien penyakit Crohn (CD).

Nilai Normal dan Komponen Tes ANCA (Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody)

Tes darah ANCA melibatkan beberapa komponen, di antaranya:

  • Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody, IgG: <1:20, Tidak signifikan
  • Myeloperoxidase Antibody: Negatif: ≤19 AU/mL, Equivocal: 20-25 AU/mL, Positif: ≥26 AU/mL
  • Serine Protease 3 Antibody: Negatif: ≤19 AU/mL, Equivocal: 20-25 AU/mL, Positif: ≥26 AU/mL

Indikasi Penggunaan Pemeriksaan ANCA (Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody)

Tes ini tidak hanya berguna untuk membantu diagnosis WG, tetapi juga untuk memantau perkembangan penyakit, respons terhadap terapi, dan deteksi dini terhadap kekambuhan.

 Itu menjadikannya alat yang sangat penting dalam penanganan penyakit vaskulitis sistemik.

Prosedur dan Perawatan Pasien untuk Pemeriksaan ANCA (Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody)

Sebelum Tes ANCA (Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody)

  • Jelaskan prosedur kepada pasien.
  • Beritahu pasien bahwa tidak perlu puasa.

Selama Tes ANCA (Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody)

  • Kumpulkan sampel darah vena dalam tabung yang ditentukan oleh laboratorium yang melakukan tes.

Setelah Tes ANCA (Anti-Neutrophil Cytoplasmic Antibody)

  • Terapkan tekanan atau perban tekanan di lokasi tusukan vena.
  • Perhatikan lokasi tusukan vena untuk pendarahan.

Hasil Tes dan Signifikansi Klinis

Peningkatan Level

ANCAs dapat meningkat pada berbagai kondisi, termasuk:

  • Wegener granulomatosis
  • Microscopic polyarteritis
  • Idiopathic crescentic glomerulonephritis
  • Ulcerative colitis
  • Primary sclerosing cholangitis
  • Autoimmune hepatitis
  • Churg-Strauss vasculitis
  • Active viral hepatitis
  • Crohn disease

Mekanisme di mana antibodi ini terkait dengan penyakit-penyakit tersebut masih belum diketahui.***




Sumber : Mosby's Pagana. Manual of Diagnostic and Laboratory Test Fifth Edition.

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment