Peran Penting Pengujian Anticardiolipin Antibodies (aCL Antibodies, ACA, Antiphospholipid Antibodies, Lupus Anticoagulant) dalam Identifikasi Risiko pada Pasien Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)

Table of Contents

 

Peran Penting Pengujian Anticardiolipin Antibodies (aCL Antibodies, ACA, Antiphospholipid Antibodies, Lupus Anticoagulant) dalam Identifikasi Risiko pada Pasien Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)

INFOALABMED.COM - Antibodi anticardiolipin adalah antibodi antifosfolipid (immunoglobulin G dan M terhadap cardiolipin) yang menempel pada fosfolipid membran sel dan dapat mengganggu sistem pembekuan darah. 

Antibodi antifosfolipid juga mencakup "antibodi lupus antikoagulan." Antibodi fosfolipid muncul pada pasien dengan berbagai tanda dan gejala klinis, terutama trombosis (arteri atau vena), morbiditas kehamilan (kematian janin yang tidak dapat dijelaskan, kelahiran prematur, preeklampsia berat, atau kekurangan plasenta), gangguan sirkulasi kulit yang tidak dapat dijelaskan (livido retikularis atau pyoderma gangrenosum), trombositopenia atau anemia hemolitik, dan endokarditis trombotik nonbakteri. 

Antibodi fosfolipid dan lupus antikoagulan ditemukan lebih sering pada pasien dengan penyakit rheumatik sistemik, terutama lupus eritematosus. 

Istilah "sindrom antifosfolipid" (APS) atau "sindrom Hughes" digunakan untuk menggambarkan trias trombosis, keguguran janin berulang, dan trombositopenia yang disertai antibodi fosfolipid atau lupus antikoagulan.

Antibodi IgG dan IgM antifosfolipid ditujukan terhadap campuran antigen fosfatidilserin, asam fosfatidat, dan beta-2 glikoprotein I dan lebih spesifik daripada antibodi IgG dan IgM cardiolipin dalam diagnosis sindrom antifosfolipid (APS).

Nilai Normal

Hasil normal untuk antibodi anticardiolipin adalah <23 GPL (unit fosfolipid IgG) dan <11 MPL (unit fosfolipid IgM).

Indikasi

Tes ini memberikan hasil positif pada sebagian pasien dengan SLE. Keberadaan antibodi ini meningkatkan risiko pasien mengalami "sindrom antifosfolipid" seperti trombosis vena atau arteri, trombositopenia, dan keguguran spontan berulang. Pengujian dilakukan untuk menentukan risiko pasien mengalami komplikasi tersebut.

Faktor-Faktor Pengganggu

Pasien yang memiliki atau pernah mengalami infeksi sifilis dapat memiliki reaksi silang terhadap antibodi yang diradiolabelkan yang digunakan untuk uji radioimun atau antibodi yang digunakan untuk uji enzim-terkait imunosorben. Pasien ini oleh karena itu akan memiliki hasil positif palsu.

Antibodi sementara ini dapat terjadi pada pasien dengan infeksi, sindrom defisiensi imun yang diperoleh (AIDS), peradangan, penyakit autoimun, atau kanker. Hasil positif palsu telah terlihat pada pasien yang mengonsumsi obat seperti klorpromazin, hidralazin, penisilin, fenitoin, prokainamida, dan kinidin.

Prosedur dan Perawatan Pasien

Sebelum Pemeriksaan

  1. Jelaskan prosedur kepada pasien.
  2. Beritahu pasien bahwa tidak diperlukan puasa.

Selama Pemeriksaan

  1. Kumpulkan sampel darah vena sesuai dengan protokol laboratorium.

Setelah Pemeriksaan

  1. Terapkan tekanan atau perban tekanan pada lokasi venipunktur.
  2. Evaluasi lokasi venipunktur untuk pendarahan.

Hasil Pengujian dan Signifikansi Klinis

Peningkatan Kadar 

Pada pasien dengan lupus eritematosus sistemik: Hasil pengujian dianggap positif, dan oleh karena itu pasien berisiko mengalami sindrom antifosfolipid jika antibodi anticardiolipin atau lupus antikoagulan hadir.

Sindrom Antifosfolipid

Jika antibodi anticardiolipin atau lupus antikoagulan hadir, hasil positif menunjukkan bahwa pasien berisiko mengalami sindrom antifosfolipid.

 Sindrom ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti trombosis, trombositopenia, dan keguguran spontan berulang.

Pemeriksaan Terkait

  1. Anti-DNA Antibodi :Pengujian ini digunakan untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik.
  2. Antinuclear Antibodi :Pengujian ini digunakan untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik.

Signifikansi Klinis

Peningkatan tingkat antibodi anticardiolipin atau lupus antikoagulan mengindikasikan adanya resiko yang lebih tinggi terhadap sindrom antifosfolipid. 

Pasien dengan lupus eritematosus sistemik yang menunjukkan hasil positif dalam pengujian ini perlu dipantau dengan cermat untuk mencegah potensi komplikasi yang dapat muncul.

Catatan Penting

Hasil positif pada pengujian ini menunjukkan perlunya penanganan dan manajemen lebih lanjut untuk mengurangi risiko dan melindungi kesehatan pasien. Pemeriksaan tambahan, seperti Anti-DNA Antibodi dan Antinuclear Antibodi, juga dapat diperlukan untuk diagnosis dan pemantauan lebih lanjut terkait lupus eritematosus sistemik.


Sumber : Mosby's Pagana. Manual of Diagnostic and Laboratory Test Fifth Edition.

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment