Sarcoptes scabiei Penyebab Kudis; Kulit Gatal, Tungau yang Mengintai, dan Cara Mengatasinya

Table of Contents

 

Sarcoptes scabiei. (Foto : greeners.co)

INFOLABMED.COM - Skabies, atau yang lebih dikenal dengan sebutan kudis, adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabies var. hominis betina. 

Infeksi ini menyerang lapisan kulit yang lebih dalam. Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung, dengan masa inkubasi rata-rata sekitar 2 bulan (2-6 minggu) (Sungkar, 2016).

Gejala yang sering muncul pada penderitanya adalah adanya lesi berupa papula, vesikel, pustula, atau nodul yang disertai dengan rasa gatal yang intens terutama pada malam hari (pruritus nocturnal). 

Tanda patognomonis (tanda khas) dari infeksi skabies adalah adanya terowongan atau kanalikuli. 

Skabies biasanya memengaruhi epidermis yang tipis, seperti sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, penis, areola mamae, periumbilikalis, dan area lipatan kulit lainnya seperti payudara, pinggang, bokong, paha, dan ketiak (Johnston, 2014).

Penyakit skabies, atau kudis, ditandai dengan munculnya ruam seperti jerawat pada kulit yang disertai rasa gatal yang sangat mengganggu. 

Penyebab utama kudis adalah tungau bernama Sarcoptes Scabiei

Penyakit ini dapat dengan mudah menular melalui kontak langsung dengan penderita. Gejala kudis biasanya baru muncul setelah 2 hingga 4 minggu sejak paparan tungau, namun gejala ini bisa muncul lebih cepat jika penderita pernah terinfeksi sebelumnya (Johnston, 2014).

Gejala Umum Penyakit Kudis / Skabies

Beberapa gejala umum penyakit kudis antara lain:

  • Kulit sangat gatal, terutama pada malam hari. Gatal ini disebabkan oleh aktivitas tungau betina yang biasanya bertelur di kulit pada malam hari.
  • Munculnya ruam berwarna kemerahan yang mirip dengan jerawat pada kulit, terutama di bagian lipatan-lipatan tangan dan kaki.
  • Kulit menjadi bersisik dan terkadang lecet.
  • Kemungkinan adanya luka-luka kulit akibat garukan yang intens.

Diagnosa Penyakit Kudis / Skabies

Untuk mendiagnosis skabies, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain:

Uji Tinta Burrow: Uji ini sederhana, cepat, dan non-invasif. Dokter akan menandai terowongan (burrow) dengan tinta atau gentian violet yang berwarna hitam pada area yang terkena. 

Setelah tanda tersebut dihapus dengan alkohol, terowongan akan terlihat lebih gelap daripada kulit sekitarnya karena tinta terkumpul di dalamnya (Leung & Miller, 2011).

Uji Tetrasiklin Topical: Metode ini tidak memerlukan pewarnaan dan dapat mendeteksi area kulit yang terinfeksi dengan skabies. 

Dokter akan mengoleskan tetrasiklin pada kulit yang terkena dan kemudian membersihkannya dengan alkohol. 

Terowongan akan terlihat dengan jelas berwarna hijau saat diperiksa dengan lampu Wood (Tabitha, 2020).

Uji Kerokan Kulit dan Dermoskopi: Metode ini melibatkan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan metode mikroskopis yang lebih sensitif. Namun, pemeriksaan ini memerlukan akurasi dan tenaga terlatih (Ju, 2012).

Pencegahan skabies melibatkan menjaga kebersihan diri, menghindari kontak langsung dengan penderita, dan mencuci pakaian dan linen tempat tidur dengan baik. 

Jika Anda mengalami gejala kudis, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jangan menggaruk kulit yang gatal, karena ini dapat memperburuk infeksi. 

Skabies bisa diobati dengan obat yang diresepkan oleh dokter, dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengatasi infeksi ini.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment