Mengenal Interferon Gamma Release Assay (IGRA) dalam Diagnosis Tuberkulosis

Table of Contents

 

Mengenal Tes IGRA untuk Diagnosis Tuberkulosis
Sumber Foto : Canva/@kiattisaklamchan

INFOLABMED.COM - Tuberkulosis (TB) adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menular melalui percikan dahak penderita. 

Untuk mendiagnosis TB, ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan, salah satunya adalah tes darah yang dikenal sebagai Interferon Gamma Release Assay (IGRA).

IGRA adalah pemeriksaan darah yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab TB dalam tubuh seseorang. 

Tes ini biasanya dilakukan setelah dokter mencurigai adanya gejala khas TB pada pasien. 

Namanya sendiri mengacu pada interferon-gamma (IFN-g), sebuah protein yang dihasilkan oleh tubuh saat terinfeksi bakteri M. tuberculosis.

Menurut CDC, dalam tes IGRA, sel darah putih seseorang yang terinfeksi M. tuberculosis akan melepaskan IFN-g ketika terpapar antigen. 

Antigen adalah senyawa yang memicu respons imun untuk melawan bakteri penyebab infeksi. 

Jika IFN-g terdeteksi dalam pemeriksaan ini, itu menunjukkan bahwa bakteri TB ada dalam tubuh pasien.

Sebelum melakukan tes IGRA, pasien akan diambil sampel darahnya, proses selanjutnya mencampurkannya dengan antigen dan senyawa lainnya.

 Saat ini, ada dua jenis tes IGRA yang telah memenuhi standar U.S. Food and Drug Administration (FDA), yaitu QuantiFERON®-TB Gold In-Tube (QFT-GIT) dan T-SPOT®.TB (T-Spot).

Namun, penting untuk diingat bahwa IGRA hanya bisa mengidentifikasi apakah bakteri M. tuberculosis ada dalam tubuh atau tidak. 

Tes ini tidak dapat membedakan antara TB laten (infeksi TB yang tidak aktif) dan penyakit TB aktif.

Lalu, kapan sebaiknya seseorang menjalani tes IGRA? 

Tes IGRA dapat dilakukan oleh siapa saja, terutama sebagai bagian dari pemeriksaan lanjutan jika dokter mencurigai adanya TB. 

Namun, ada beberapa faktor yang bisa membuat Anda lebih berisiko terkena TB, dan tes IGRA sangat disarankan jika Anda memiliki faktor-faktor risiko ini:

Kontak dekat dengan penderita TB aktif: Jika Anda pernah memiliki kontak dekat dengan seseorang yang didiagnosis menderita TB aktif, segera mencari pemeriksaan IGRA.

Tinggal di negara dengan tingkat TB tinggi: Jika Anda tinggal di negara dengan tingkat kejadian TB tinggi seperti negara-negara di Asia Tenggara, Afrika, atau Amerika Selatan, Anda berisiko lebih tinggi dan sebaiknya melakukan tes IGRA secara berkala.

Pekerjaan atau tempat tinggal di fasilitas yang berisiko: Jika Anda bekerja atau tinggal di panti jompo, klinik, rumah sakit, penjara, atau tempat penampungan yang sering dihuni oleh penderita TB aktif, tes IGRA sangat penting untuk memantau status kesehatan Anda.

Penyakit yang melemahkan sistem imun: Jika Anda mengidap penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS, yang meningkatkan risiko terkena TB, segera lakukan tes IGRA.

Jika Anda mengalami gejala TB yang jelas seperti batuk kronis, dahak darah, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan drastis, segera berkonsultasi dengan dokter dan lakukan tes IGRA.

Harap diingat bahwa anak di bawah usia 5 tahun tidak boleh menjalani tes IGRA, dan sebaiknya mereka menjalani tes kulit TB (tes Mantoux) untuk diagnosis TB.

 Meskipun biaya IGRA lebih tinggi daripada tes Mantoux, IGRA dapat menjadi alternatif yang efektif untuk mendiagnosis TB, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. 

Dengan mengidentifikasi TB lebih awal, pengobatan dapat segera dimulai, membantu mencegah penyebaran penyakit ini, dan meningkatkan kesempatan pemulihan pasien.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment