Mengenal Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA)

Table of Contents
Mengenal Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA)
Sumber Gambar: fineartamerica.com 



INFOLABMED.COM - Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen pada hewan dan manusia. Bakteri ini termasuk bakteri flora normal pada saluran pernafasan, kulit, dan saluran cerna pada manusia.

Infeksi Staphylococcus aureus dapat menimbulkan peradangan, nekrosis, jerawat, infeksi folikel rambut, dan pembentukan abses.

Umumnya pengobatan infeksi akibat Staphylococcus aureus dilakukan dengan pemberian antibiotik. Awalnya infeksi Staphylococcus aureus pertama kali diatasi dengan antibiotik jenis penicillin.

Beberapa lama kemudian, bakteri mengalami resistensi terhadap penicillin yang kemudian dapat diatasi dengan methicillin.

Setelah beberapa tahun, ditemukan Staphylococcus aureus menjadi resisten dengan methicillin atau disebut sebagai Methicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) (Yuwono, 2010).

Menurut Gould (2009), infeksi yang disebakan oleh MRSA menjadi masalah yang serius karena bakteri menyebabkan resistensi berantai, terutama pada pemakaian antibiotik golongan lainnya seperti karbapenem, kuinolon, dan aminoglikosida.

Staphylococcus aureus berubah menjadi galur resisten metisilin (MRSA) karena sisipan suatu
elemen DNA berukuran besar antara 20 – 100 kb yang disebut Staphylococcus cassette chromosome mec (SCCmec).

SCCmec selalu mengandung gen mecA yang menyandi PBP2a. Resistensi MRSA terhadap metisilin dan terhadap suatu antibiotik golongan betalaktam disebabkan perubahan pada protein binding penicillin (PBP) yang normal yaitu PBP2 menjadi PBP2a.

PBP2a memiliki afinitas yang sangat rendah terhadap betalaktam sehingga sekalipun bakteri ini dibiakan pada medium mengandung konsentrasi tinggi beta laktam, MRSA tetap dapat hidup dan mensintesa dinding sel (Arai, dkk. 1996).

MRSA telah menjadi salah satu bakteri patogen, terutama di rumah sakit. Transmisi bakteri MRSA berpindah dari satu pasien ke pasien lainnya melalui alat medis yang tidak diperhatikan sterilisasinya.

MRSA mengalami resisten karena perubahan genetik yang disebabkan oleh paparan terapi antibiotik yang tidak rasional. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai prosedur menyebabkan bakteri menjadi resisten (Minduhumalid dkk., 2018).

MRSA diketahui sebagai penyebab utama infeksi nosokomial yang menyebabkan berbagai infeksi mengancam nyawa, seperti bacteremia, endocarditis, infeksi luka dan radang paru-paru.  Penyebaran indeksi MRSA didapatkan dari rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainya.

 

Sumber:

Satriani Syarif, Muzuni, Puan Maharani. 2023. DETEKSI GEN mecA TERHADAP METHICILLIN=RESISTANT Staphylococcus aureus (MRSA) PADA PASIEN DI RUANGAN INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2022. Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol. 7 No. 1



Ikuti berita terkini dengan mengikuti kami di Google News atau klik tautan ini Google News INFOLABMED.



Afrida Cahya Maharani
Afrida Cahya Maharani Hai, saya seorang pembelajar dan mahasiswa ATLM dari Pacitan, Jawa Timur, yang kini menempuh studi di Surabaya. Minat besar dalam kepenulisan dan kesehatan mendorong saya aktif menulis artikel ilmu kesehatan dengan spesialisasi ATLM. Saya juga senang berbagi study tips untuk rekan pelajar dan mahasiswa melalui berbagai platform media.

Post a Comment