Interferon Gamma Release Assay (IGRA) Tes Imunoserologi Untuk Tuberculosis

Table of Contents

 

Interferon Gamma Release Assay (IGRA) Tes Imunoserologi Untuk Tuberculosis
Sumber: Canva


INFOLABMED.COMTuberculosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-paru.

TBC menyebar di udara melalui batuk, bersin, atau melalui air liur dari penderita infeksi TB aktif.

Salah satu jenis pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosis TBC yaitu Interferon Gamma Release Assay (IGRA).

Interferon Gamma Release Assay (IGRA) merupakan tes darah lengkap yang dapat membantu mendiagnosis infeksi Mycobacterium tuberculosis, termasuk infeksi TB laten maupun infeksi TB aktif.

IGRA TB adalah tes darah yang mengukur dan membandingkan jumlah interferon gamma (IFN- γ) yang dilepaskan oleh sel limfosit T sebagai respons terhadap antigen bakteri M. tuberculosis.

Di mana tes ini memerlukan pencampuran sampel darah dengan antigen bakteri M. tuberculosis dan pencampuran sampel darah dengan kontrol.

Tujuan pemeriksaan IGRA TB yaitu mengukur reaktivitas kekebalan seseorang terhadap bakteri M. tuberculosis.

IGRA memiliki potensi untuk mengatasi beberapa keterbatasan Tes Kulit Tuberkulin, reaktivitas silang pada orang yang divaksinasi BCG, kesalahan dalam mengukur ukuran indurasi reaksi kulit, dll.

Keuntungan dari IGRA yaitu memerlukan sekali kunjungan pasien untuk melakukan tes, hasil dapat tersedia dalam 24 jam, tidak meningkatkan respons yang diukur dengan tes berikutnya, vaksinasi BCG sebelumnya tidak menyebabkan hasil tes IGRA positif palsu.

Kekurangan IGRA yaitu terdapat kemungkinan terjadi kesalahan dalam mengumpulkan dan mengangkut darah, atau kesalahan dalam menafsirkan tes dapat menurunkan akurasi IGRA.

Prinsip IGRA TB yaitu diawali dengan penanaman sampel darah vena heparin pasien ke dalam tabung kultur untuk proses proliferasi atau perbanyakan limfosit T yang kemudian akan memproduksi IFN- γ bakteri setelah inkubasi 20-24 jam.

Selama infeksi bakteri M. tuberculosis, makrofag menelan patogen melalui proses fagositosis. Makrofag ini kemudian menyajikan peptida antigen bakteri M. tuberculosis ke sel lifosit T CD4. 

Sel limfosit T yang diaktifkan melepaskan sitokin IFN- γ yang akan dideteksi dan diukur pada tes IGRA TB dengan metode ELISA Sandwich.

Sumuran microplate dilekati antibodi monoklonal IFN- γ anti-manusia tikus. 

Jika hasil inkubasi di media kultur didapatkan IFN- γ bakteri M. tuberculosis, maka IFN- γ bakteri M. tuberculosis akan berikatan dengan antibodi IFN- γ di sumuran.

Kompleks imun yang terbentuk kemudian direaksikan dengan antibodi IFN- γ M. tuberculosis human yang terkonjugasi dengan horseradish peroxidase (HRP). 

Selama inkubasi kedua, HRP konjugat yang tidak terikat dengan IFN- γ M. tuberculosis akan terbuang melalui proses pencucian.

Selanjutnya dilakukan penambahan substrat kromogen A dan kromogen B yang kemudian dihidrolisis oleh enzim sehingga timbul warna biru. 

Reaksi warna kemudian dihentikan dengan larutan stop solution yang mengandung larutan asam sulfat sehingga larutan berubah menjadi kuning. 

Sumur yang tidak mengandung IFN- γ bakteri tetap tidak berwarna.

Jumlah intensitas warna yang terbentuk dapat diukur dan dibandingkan dengan jumlah IFN- γ bakteri M. tuberculosis yang ditangkap. 

Konsentrasi IFN- γ dapat dihitung dengan konsentrasi standar dan nilai absorbansi (Nilai A) untuk mengetahui adanya respon imun seluler T terhadap M. tuberculosis.

 

Sumber:

1.     WANTAI. WANTAI TB-IGRA (Diagnostic Kit for T Cell Infected with Micobacterium Tuberculosis). Beijing WANTAI biological Pharmacy Enterprise Co., Ltd. Kexueyuan Rd, Changping, Beijing, China.

2.     Justinus Frans Palilingan. 2017. ROLE OF IGRA IN TB CONTROL. PDPI JAWA-TIMUR. TB UPDATE IX.


Ikuti berita terkini dengan mengikuti kami di Google News atau klik tautan ini Google News INFOLABMED.



Afrida Cahya Maharani
Afrida Cahya Maharani Hai, saya seorang pembelajar dan mahasiswa ATLM dari Pacitan, Jawa Timur, yang kini menempuh studi di Surabaya. Minat besar dalam kepenulisan dan kesehatan mendorong saya aktif menulis artikel ilmu kesehatan dengan spesialisasi ATLM. Saya juga senang berbagi study tips untuk rekan pelajar dan mahasiswa melalui berbagai platform media.

Post a Comment