Prosedu Pemeriksaan pada Pewarnaan Gram

Table of Contents

Prosedu Pemeriksaan pada Pewarnaan Gram


Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang sangat umum dalam bidang bakteriologi. Pewarnaan Gram menggunakan empat macam cat yakni Gram A (Kristal violet), Gram B (iodine Lugol), Gram C (etanol 96%) dan Gram D (Safranin).

Tujuan dari pewarnaan Gram ini yaitu untuk mempermudah melihat bakteri secara mikroskopik, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, melihat struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, dan menghasilkan sifat-sifat fisik serta kimia khas dari bakteri dengan zat warna.

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu bacillus (batang), coccus (bulat), dan spirilum (lengkung). Bakteri yang berbentuk bacillus dibagi atas diplobacillus dan tripobacillus. 

Pada bentuk coccus dibagi atas monococcus, diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur). Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung.

Kelebihan dan Kekurangan Pewarnaan Gram

Kelebihannya ialah pewarnaan Gram merupakan salah satu metode paling sederhana dan murah untuk diagnosis cepat infeksi bakteri. 

Metode ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan kultur bakteri, dan sebagai pedoman awal untuk memutuskan terapi antibiotik sebelum tersedia bukti definitif bakteri penyebab infeksi secara spesifik. 

Kekurangan dari metode ini yaitu hanya dapat mengetahui ukuran dan bentuk bakteri serta melihat struktur dalam bakteri dengan zat warna saja. 

Kondisi pewarnaan Gram dan morfologi bakteri kadang-kadang berubah karena terapi antimikroba.

Cara Kerja Pewarnaan Gram 

  • Teknik pewarnaan gram dilakukan dengan langkah awal membersihkan kaca objek menggunakan alkohol 95% dan dilewatkan beberapa kali pada nyala api bunsen sehingga bebas dari kotoran. Kaca objek dipanaskan dengan cara dilewatkan di atas api bunsen, kemudian ditunggu hingga sedikit dingin. 
  • Ambil isolat bakteri dengan jarum ose secara aseptis dan dioles tipis pada gelas objek. 
  • Fiksasi spesimen dilakukan dengan melewatkannya di atas api bunsen sebanyak tiga kali. Pastikan bahwa tidak terjadi pemanasan yang berlebihan. 
  • Teteskan kristal violet pada gelas objek sampai menutupi seluruh sediaan. 
  • Kemudian didiamkan selama 30-60 detik pada suhu ruangan lalu di cuci secara perlahan dengan aquadest.
  • Kemudian gelas objek yang sudah terlihat berwarna biru ditetesi dengan larutan lugol. 
  • Dibiarkan selama 1-2 menit dalam suhu ruangan, lalu dicuci pada air mengalir 
  • Selanjutnya dilakukan dekolorisasi dengan ditetesi alkohol 95%. 
  • Lalu bilas dengan air
  • Selanjutnya gelas objek ditetesi dengan safranin dan didiamkan selama 1 menit, kemudian dibilas dengan air secara perlahan selama dan keringkan dengan di angin-anginkan. 
  • Setelah itu diamati dibawah mikroskop untuk melihat bentuk bakteri terhadap zat warna.

Hasil Pewarnaan Gram

  • Apabila bakteri terlihat berwarna Ungu, menandakan bahwa bakteri tersebut bakteri gram positif. 
  • Apabila bakteri terlihat berwarna merah, menandakan bahwa bakteri tersebut bakteri gram negatif.

Adanya perbedaan warna tersebut dikarenakan komponen penyusun dinding sel bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif berbeda. 

Bakteri Gram positif dapat mempertahankan cat utama yang berisi kristal violet karena dinding selnya mempunyai kandungan peptidoglikan yang tebal.

 Bakteri Gram negatif tidak dapat mempertahankan warna cat utama karena pada dinding selnya terdapat lapisan lipoprotein yang akan larut ketika dicuci dengan etanol (Gram C).


Post a Comment