Getah Duodenum Dan Empedu | Pemeriksaan Laboratorium Medik

Getah duodenum dan empedu Pemeriksaan Laboratorium Medik
Image by WangXiNa on Freepik



Apa Itu Getah Duodenum?

Secara umum, duodenum adalah bagian terkecil dari usus halus dan merupakan “pintu masuk” makanan ke dalam usus

Fungsi usus halus di sini adalah melanjutkan proses pemecahan makanan yang sebelumnya sudah terjadi di organ lambung. Setelah dari duodenum, makanan akan masuk ke jejunum.

Dari hasil pemeriksaan getah duodenum dapat memperoleh keterangan mengenai faal sekresi pancreas, keadaan saluran empedu dan beberapa macam kelainan pada daerah tersebut. 

Getah duedenum diperoleh dengan sonde yang ditelan, tindakan itu dilakukan dengan harapan bahwah letak ujung sonde tersebut akan tepat berhadapan dengan papilla vateri, tempat sekret pangkreas dan empedu masuk kedalam duodenum. 

Cara yang paling baik adalah dengan melakukan control pada layar rontgen, tanpa control tersebut tidak ada jaminan bahwah bahan yang diperoleh bersifat representatif.

Jenis sonde yang terbaik untuk memperoleh getah duodenum adalah yang terdapat sepotong logam pada ujungnya, sehingga lebih mudah dilewati pylorus dan memungkinkan control dengan fluoroskopi.

Getah duodenum yang didapat dengan sonde berasal dari kelenjar Brunner dinding duodenum; saluran empedu pada liver; sekret pancreas yang berisi enzim-enzim pencernaan.


TEKNIK MEMPEROLEH GETAH DUODENUM

Cara

  •  Penderita harus datang dalam keadaan nuchter.  
  • Masukkanlah sonde karet ke dalam lambungnya.
  •  Terlebih dahulu keluarkanlah isi lambungnya, kemudian masukkanlah air liwat sonde yang diisap kembali. Lakukanlah tindakan mencuci lambung berkali-kali sampai isi lambung menjadi bersih.
  •  Penderitadibaringkan di sisi kanannya, pinggulnya disandar  dengan bantal agar meninggi kira-kira 20 cm, sedangkan penderita diminta membengkokkan mulut kanan.
  •  Daya berat dan peristaltik akan mendorong ujung sonde ke dalam duodenum, gerakan ini dibantu dengan mendorong sonde perlahan-lahan (2 cmtiap menit) sampai garis keempat pada sonde bertetapan dengan gigi seri. Jarak gigiseri sampai duodenum kurang lebih 75 cm.
  •  Pada ujung luar sonde ditaruh tabung atau penampung lain menangkap cairan yang akan keluar  dengan sendirinya karena tindakan tersebut. Kalau perlu isi duodenum itu boleh juga di hisap dengan memakai semprit besar. Petunjuk bahwa ujung sonde telah masuk kedalam lumen duodenum diberikan oleh reaksi cairan yang keluar : ia harus lindi.
  •  Tiap tiga puluh menit tabung tersebut diganti dengan yang baru.
  •  Pakailah getah duodenum untuk pemeriksaan makroskopi, mikroskopi, dan kimia.


PEMERIKSAAN GETAH DOUDENUM

Hasil pemeriksaan getah duodenum dapat memberikan petunjuk bahwa adanya radang, ulcus, carcinoma, adanya parasit-parasit dan tentang enzim-enzim dari pancreas.

     Makroskopi

Dalam kondisi normal didapat kurang 10 ml getah duodenum nuchter; bentuknya agak kental,   jernih, serta warnanya agak kuning atau tidak berwarna.

Jika didapat getah keruh, sebabnya mungkin proses radang atau karna getah duodenum itu tercampur dengan getah lambung.

Adanya darah mungkin berarti ulcus atau carcinoma.

Mikroskopi

Pemeriksaa mikroskopi harus segera dilakukan yaitu dalam waktu kurang dari 30 menit; apabila lebih dari waktu yang telah ditentukan maka enzim-enzim pencernaan yang berasal dari pancreas akan merusak unsure-unsur sediment. Sentrifuge getah duodenum itu dansedimenya diperiksa dengan lensa objektif kecil dan besar pada sediaan natif. Sebagian lain dipakai untuk membuat sediaan pulasan Gram.

Dalam sediaan natif dapat diharapkan adanya beberapa sel epitel dan leukosit; jumlah yang besar menunjukkan kepada adanya radang. Perhatikan pula parasit-parasit yang mungkin ada: Strongyloides stercoralis, Giardia lamblia, kistadan bentuk vegetatif Entamoeba histolytica, telur Necator americanus dan Clonorchis sinensis, etc. Dalam sediaan Gram diperhatikan jenis-jenis bakteri yang ada.

 Kimia

Dalam getah duodenum dapat dicari adanya dan banyaknya enzim-enzim seperti trypsin, lipasa dan amilasa yang berasal dari pancreas.

Insufisiensi pancreas dalam mengeluarkan enzim-enzim diperhatikan dengan keadaan seperti pancreatitis chronic dan fibrosis pancreas.

 

Pemeriksaan penyaring terhadap amilasa

Encerkanlah getah duodenum 10x menggunakan larutan NaCl 0,9%.

Buatlah substrat dengan melarutkan 0,5 g amilum solubile dalam 50 ml air. Campurlah 2 ml getah duodenum yang sudah diencerkan dengan 2 ml dari larutan amilum dan keramlah campuran itu selama 30 menit pada suhu 370C. Periksalah kemudian apakah masih ada amilum yang belum terurai dengan memberikan satu tetes larutan iodium kepada campuran yang selesai dikeram. Adanya cukup banyak amilasa ditandai oleh tidak terjadinya warna biru atau warna biru sangat muda.

 

Pemeriksaan penyaring terhadap lipasa

Ambillah dua tabung reaksi ukuran besar A dan B. Masing-masing di isi 1 ml getah duodenum; tabung A dipanasi sampai mendidih (control negatif). Kepada tabung A dan B masing-masing ditambahkan 1 ml etilbutirat, 10 ml air dan 1 ml tuluol. Campur isi tabung masing-masing, keram selama 24 jam pada suhu 370C dengan berkali-kali mengocok tabung-tabung tersebut.

 

Kemudian lakukanlah titrasi memakai larutan  NaOH 0,1 n- dan fenoltalein sebagai indikator. Kurangilah nilai titrasi kontrol negative (tabung A) dari nilai titrasi tabung B. Adanya cukup banyak lipasa ditandai oleh silisih yang bermakna, yaitu 0,2 – 2,0 ml NaOH. Kurang dari 0,2 berarti defisiensi lipase, sedangkan lebih dari 2,2 ml tidak berarti dalam klinik.

 

TEKNIK MEMPEROLEH EMPEDU


Empedu merupakan cairan bersifat basah yang berwarna kuning kehijauan diproduksi oleh liver dan disimpan di kantong empedu.

Fungsi empedu bagi tubuh adalah memecah lemak dan membawa sisa metabolisme keluar dari tubuh. Gangguan pada fungsi empedu akan menyebabkan sistem pencernaan tidak bisa bekerja dengan optimal.

Untuk pemeriksaan empedu diperlukan tindakan-tindakan lain lagi setelah sonde dimasukkan sampai kedalam duodenum dan setelah getah duodenum diluarkan dengan cara seperti yang diterangkan tadi. Tindakan berikutnya ialah mengadakan perangsang bagi saluran-saluran dan kantong empedu dengan maksud supaya isinya dikeluarkan ke duodenum.

Cara

  • Masukkanlah sonde sampai ujungnya ada dalam duodenum seperti diterangkan di atas. Isi duodenum yang nuchter ditampung seperti tadi.
  •  Masukkanlah kemudian liwat sonde 3 kali berturut-turut 25 ml larutan magnesium sulfat 25% dengan waktu aturan 10 menit; maksdnya ialah untuk melemaskan sphincter Oddi dan untuk merangsang  empedu keluar.
  •  Oleh sikap empedu itu akan keluar dengan spontan dan akan berubah berangsur-angsur sifatnya. Tampunglah tersendiri  macam-macam empedu sbb:
  • Empedu A: yang keluar lebih dulu, akan berwarna  kuning-emas, jumlah berbeda-beda dari 5-30 ml. Empedu ini berasal dari ductus choledochus.
  •  Empedu B: kuning kehijauan-hijauan dan kental asalnya dari kantong empedu; banyaknya 30-60 ml.
  •  Empedu C: berasal dari saluran empedu dalam hati, berwarna kuning muda  banyaknya  yang berbeda-beda dari 30-200 ml.
  • Simpanlah porsi-porsi itu tersendiri untuk pemeriksaan.

 

PEMERIKSAAN EMPEDU

 

Pemeriksaan empedu dilakukan secara makroskopi, mikroskopi,                             

dan secara bakteriologi.

            Makroskopi

Perhatikan warna cairan yang diperoleh secara bertahap tadi dan badingkanlah warna itu dengan warna normal empedu A, B dan C. Observasi ini perlu untuk mengadakan identifikasi tepat bahan mana empeduA, B dan C. Lagi pula observasi itu dapat menentukan apakah salah satu macam empedu tidak ada. Jika tidak terdapat empedu B, artinya mungkin kantong empedu tidak dapat menimbun atau memekat empedu.

Catatan

Dalam  praktek tidak mudah mendapatkan empedu A,B dan C secara berpisah-pisah.   Kenyataan ini mengurangi makna kesimpulan yang dapat diambil dari upaya mengadakan fraksional empedu untuk pemeriksaan.

Mikroskopi

Sediment yang diperoleh dengan sentrifuge dari tiap macam empedu diperiksa dengan sediaan natif dan dengan sediaan pulusan Gram.

Dalam keadaan normal hanya beberapa sel epitel akan dilihat.

Kalau jumlah itu sangat bertambah, itulah saran kea rah radang. Adanya Kristal cholesterol menunjukkan kepada batu empedu; begitu pula kalau didapat Kristal-kristal bilirubin.

Bakteriologi

Empedu yang diperoleh baik untuk membiak salmonella,terutama penderita disangka seorang carrier.

 

Sumber : Dian Rakyat. Penuntun Laboratorium Klinik. Kawasan Jakarta13930.

 

 

 

    

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments