Pemeriksaan Glukosa Urine

Pemeriksaan Glukosa Urine

Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urine dapat dilakukan dengan Uji Benedict.

Reagen Benedict mengandung 

-Tembaga sulfat CuSO4: terdisosiasi sebagai penyedia ion tembaga yang cukup (Cu++) Natrium sitrat: berperan sebagai stabilizing agent. Mencegah pengendapan ion tembaga sebagai tembaga hidroksida dengan membentuk kompleks tembaga-natrium sitrat yang terikat longgar yang pada disosiasi memberikan pasokan ion tembaga secara terus menerus sehingga mencegah terbentuknya CuO berwarna hitam. 

- Natrium karbonat (Na2CO3): membuat pH menjadi basa atau alkali yang mengubah  gugus karbonil bebas dari gula menjadi bentuk enol yang reaktif. Enol yang reaktif mereduksi Cu2+ dari senyawa kompleks dengan sitrat menjadi Cu+. Cu+ bersama OH membentuk CuOH (berwarna kuning), yang dengan pemanasan akan berubah menjadi endapan Cu2O yang berwarna merah. Warna yang terbentuk bervariasi mulai dari hijau, kuning, orange, merah sampai endapan merah bata, tergantung jumlah Cu2O yang terbentuk



Judul    : Pemeriksaan Kadar Glukosa Urine 

Metode : Benedict 

Prinsip   

Karbohidrat dengan gugus aldehid atau ketonn bebas memiliki kemampuan untuk mereduksi berbagai ion logam. Gula pereduksi dalam kondisi basa tautomerisasi dan membentuk enediol yang merupakan agen pereduksi yang kuat. Dalam pengujian ini ion tembaga direduksi menjadi ion tembaga oksida mera oleh enediol yang terbentuk dari gula dalam media basa reagen Benedict. Kupri hidroksida yang terbentuk selama reaksi disimpan dalam larutan oleh chelator logam seperti sitrat (atau tartrat dalam larutan Fehling).

Alat

1.      Tabung reaksi 

2.      Rak tabung reaksi

3.      Bunsen

4.      Beaker glass

5.      Penjepit tabung reaksi

6.      Pipet Tetes 

7.      Pipet Ukur

Bahan

1.      Urine segar

2.      Reagen Benedict

Cara kerja 

  1. Siapkan alat dan bahan
  2.  Pipet 2,5 ml larutan benedict lalu masukkan dalam tabung reaksi 
  3.   Tambahkan 4 tetes urine segar 
  4.   Panaskan tabung diatas api Bunsen sampai mendidih maksimum 1 menit, tidak lebih (jangan mengarahkan ujung tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke wajah)
  5. Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya 

Interpretasi Hasil 

a. Bila warna yang terbentuk jernih biru kehijauan, tidak ada endapan dikatakan negatif atau tidak terjadi perubahan warna (-)

b.   Bila terjadi perubahan warna menjadi hijau dengan endapan kuning (+) 

c. Bila terjadi perubahan warna menjadi kuning kemerah-merahan (++)

d.   Bila terjadi perubahan warna menjadi orange (+++)

e.  Bila terjadi perubahan warna menjadi merah bata (++++)

Catatan: 

o   Sensitivitas hingga 0,1-0,15 g% larutan gula (uji Benedict tidak akan positif dengan larutan yang mengandung kurang dari 0,1-0,15 gm% gula). 

o   Sensitivitas tes adalah 0,1-1,5 g% terhadap hasil positif palsu yang diperoleh dari zat pereduksi lain seperti laktosa, galaktosa, fruktosa, xilosa, dll. Tes khusus dilakukan untuk mengesampingkan kemungkinan adanya gula ini. 

o   Zat normal seperti asam urat, kreatinin, dan asam askorbat dalam jumlah yang lebih tinggi juga memberikan hasil positif palsu.

Daftar Pustaka :

  • Wahyuni, Sri (2022). Panduan Pratikum Biokimia Karbohidrat. Lhokseumawe, Aceh. 


DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments