Teori Dasar Pemeriksaan Bilirubin dan Penundaan Pemeriksaan Bilirubin dalam Darah

Bilirubin adalah produk pemecahan sel darah merah yang sudah tua. Bilirubin mempunyai kaitan dengan fungsi hati. Artikel ini mempunyai kelanjutan dari artikel sebelumnya, yakni "Mekanisme Bilirubin dan Pengaruhnya". Namun, kali ini kita akan mereview sedikit mengenai "Teori Dasar Pemeriksaan Bilirubin dan Penundaan Pemeriksaan Bilirubin dalam Darah" terutama bagi ATLM untuk menganalisa sampel bilirubin

Pra Analitik (Persiapan Sampel Sebelum Pemeriksaan Bilirubin di Laboratorium)

Pemeriksaan bilirubin dilakukan dengan mengambil sejumlah darah dengan volume tertentu. Kemudian , sampel darah tersebut dimasukkan ke dalam tabung darah (non EDTA / tabung tutup warna merah dan atau tabung EDTA / tutup warna ungu) . Hal ini dikarenakan pemeriksaan bilirubin, terutama bilirubin total dapat menggunakan sampel berupa serum dan atau plasma. 

Plasma EDTA merupakan komponen darah yang berupan cairan berwarna kuning muda, yang dapat diperoleh dengan memisahkan darah segar dengan penambahan antikoagulan EDTA. Kandungan plasma EDTA terdiri dari air, protein, asam amino, hormon, enzim, limbah nitrogen, nutrisi, gas, dan fibrinogen.

Keunggulan Sampel Plasma EDTA Pada Pemeriksaan Bilirubin

  1. Tidak berpengaruh terhadap sel-sel darah;
  2. Mencegah koagulasi dengan mengikat kalsium.

Hal ini, karena antikoagulan EDTA sendiri mengandung natrium dan kalium yang bertugas mencegah koagulasi dengan mengikat kalsium, sehingga tidak berpengaruh terhadap kadar bilirubin. 

Apabila sampel serum terjadi hemolisis, volume darah yang diambil kurang, terjadi tambahan permintaan pemeriksaan yang tidak terpilih di formulir permintaan, dapat menggunakan sampel plasma EDTA tersebut.

Faktor yang mempengaruhi Pemeriksaan Bilirubin

Apabila pemeriksaan bilirubin ditunda, maka sampel yang sudah terlanjur diambil, akan berpengaruh pada hasil pemeriksaan, dikarenakan ada beberapa faktor seperti :

  1. Suhu. Sampel yang terkena suhu kamar yang terlalu lama, akan menyebabkaan sampel tidak stabil;
  2. Sinar / Cahaya. Sampel yang terkena cahaya akan mudah mengalami kerusakan. Sinar Matahari dapat menurunkan kadar bilirubin. Sinar matahari atau lampu mengandung sinar biru. Sinar biru inilah yang dapat mengikat bilirubin bebas. Ketika bilirubin terkena cahaya, bilirubin bebas yang awalnya larut dalam lemak akan menyerap energi cahaya dalam bentuk kalor (perpindahan energi cahaya yang disebabkan oleh perbedaan intensitas suhu) melalui fotoisomerasi yang mengubah bilirubin bebas yang bersifat toksik menjadi isomer-isomernya. Lebih lanjutnya yakni apabila terkena sinar, dapat menyebabkan perubahan pada pirol ke 2 dan 3 pada gugus propionat yang berupa aldehid dan keton yang termasuk di dalam molekul air. Ikatan hidrogen yang diperoleh dari gugus propionat tersebut menghasilkan air. Bilirubin memiliki 2 gugus propionat dengan rantai O yang saling berdekatan . Apajbila terdapat air menyebabkan ikatan hidrogen menurun ketika terpapar cahaya. Hal ini inilah yang akan menurunkan kadar bilirubin dalam serum

Bagaimana Terjadi Penundaan Pemeriksaan Bilirubin?

Penundaan pengerjaan sampel bilirubin, memang akan berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan, akibat faktor suhu dan cahaya. Namun, apabila terjadi penundaan pengerjaan sampel, dapat dilakukan beberapa cara :

  1. Sampel ditempatkan di tempat gelap, dan atau;
  2. Tabung ditutup dengan alumunium foil.

Pemerikaan Kadar Bilirubin di Dalam Darah

Pemeriksaan kadar bilirubin dalam darah bertujuan untuk mengetahui penyakit hati dan kerusakan hati atau mewakili penanda disfungsi (tidak berfungsi secara normal ) hati.

Pengukuran kadar bilirubin di dalam darah ini biasanya dikenal ada tiga macam, yakni :

1. Bilirubin Total

Bilirubin total merupakan gabungan dari nilai bilirubin direk dan indirek . Reaksi bilirubin total mengandung surfaktan dan kafein, dimana melarutkan bilirubin indirek  dan mempercepat reaksi. Ketika bilirubin total  meningkat, menandakan terdapat keparahan penyakit yang lebih besar, karena itu juga dengan hasil yang buruk.

2. Bilirubin direk

Bilirubin direk juga merupakan komponen bilirubin total. Karena itu, harusnya nilai bilirubin direk lebih kecil dari bilirubin total . Peningkatan bilirubin direk menjadikan penanda adanya disfungsi ekskresi hati, misalnya cedera hepatosit hipoksia, kolestasis terkait sepsis, dan kerusakan hati akibat obat. 

3. Bilirubin Indirek

Bilirubin indirek merupakan salah satu komponen dari bilirubin total. Peningkatan bilirubin indirek dihubungkan pada beberapa kondisi lain, termasuk hemolisis dan reaksi transfusi darah.

Pada bayi baru lahir (neonatus) memiliki kadar bilirubin indirek lebih dari harga kadar bilirubin normal (<2 mg/dL). Hal ini disebabkan ketika di dalam kandungan, janin membutuhkan sel darah merah berlebih. Hal ini, dikarenakan paru-paru jabang bayi belum bekerja secara maksimal. Akhirnya sel darah merah tersebut berfungsi untuk mengangkut oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin melalui plasenta. Namun, setelah bayi tersebut lahir, paru-paru sel darah merah tersebut tidak diperlukan lagi. Setelah sel darah merah berlebih ini sudah tua, sel-sel darah merah tersebut akan mati. Sel-sel darah merah yang telah mati dirombak menjadi bilirubin. Bilirubin ini tidak larut dalam darah, yang bisa disebut bilirubin indirek. Bilirubin indirek ini, akan terikat dengan albumin dan menuju keluar dari tubuh bayi melalui plasenta. Ketika bayi lahir, plasenta tersebut akan terputus, sehingga bayi harus mengolah sendiri bilirubin indirek menjadi bilirubin direk. Namun, organ-organ tubuh bayi belum bekerja secara maksimal. Sehingga, bayi tersebut belum dapat mengolahnya di dalam hati, supaya dikeluarkan melalui feses dan urin. Maka dari itu, dapat terjadi penumpukan bilirubin di dalam hati dan juga jaringan. Keadaan ini, dapat terlihat secara fisik dengan warna kuning pada jaringan atau kulit bayi, sklera, dan mukosa.

Pemeriksaan Bilirubin dalam Darah Menggunakan Alat

Pemeriksaan bilirubin dapat menggunakan alat, dan biasanya yang direaksikan hanya :

  1. Bilirubin Total, dan
  2. Bilirubin Direk
Keduanya, mengukur pembentukan azobilirubin, yang terdeteksi pada panjang gelombang 570/660 nm. 

Catatan : 

● Bilirubin indirek dapat diketahui dengan mengurangkan bilirubin total dengan bilirubin direk. 
● Ketika terjadi hiperbilirubinemia, biasanya kadar SGOT, dan SGPT meningkat.



Sumber :

Ball, M., Miller, I., & Cotten, S.W. 2015. Direct Bilirubin Higher Than Total Bilirubin. The Clinical Chemistry. 61(6) : 889

Fajrian, F.M. 2020. Enzim Transferase dengan Bilirubin Total Penderita Ikterus Obstruktif. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 11(1) : 176 - 182

Nagae, M., Egi, M., Kubota, K., Makino, S., & Mizobuchi, S. 2018. Association of Direct Bilirubin Level with Postoperative Outcome in Critically Ill Postoperative Patient. KJA Korean Journal of Anesthesiology. 71(1) : 30 - 36

Purnamiati, N.P. 2019. Analisis Kadar Bilirubin Serum Bayi yang Mengalami Ikterus Neonatus. IJACR. 1(2) : 26 - 30

Sofyanita, E.N., Susilowaty, E., & Afriansya, R. 2020. Pengaruh Cahaya Terhadap Hasil Kadar Bilirubin pada Serum Bayi Ikterik di RSU NU Demak. Borneo Journal of Medical Laboratory Technology. 3(1) : 168 - 171

Yosiana, N., Niroini, F., & Sukeksi, A. 2020. Perbedaan Kadar Bilirubin Total Plasma EDTA Tunda 2 Jam Terpapar dan Tidak Terpapar Cahaya Lampu. Prosiding Seminar Nasional Unimus. 3 : 646 - 650


DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments