Mengenal Tes Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)

 

Mengenal Tes Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate  (ESR)

INFOLABMED.COM - Tes tingkat sedimentasi darah, yang juga dikenal sebagai tes Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR), adalah tes darah yang digunakan untuk mengukur tingkat kerusakan dan inflamasi dalam tubuh.

Proses tes ini dilakukan dengan mengukur berapa lama sel darah merah (RBC) membentuk endapan di dasar tabung yang berisi sampel darah. Tingkat sedimentasi yang lebih cepat dari normal dapat menunjukkan adanya inflamasi di dalam tubuh.

Tes ini banyak digunakan untuk membantu diagnosis kondisi seperti infeksi, gangguan autoimun, kanker, dan kehamilan. Meskipun begitu, tes ini bukanlah tes khusus untuk mengetahui kondisi tertentu dan harus digabungkan dengan tes lain untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

Hasil tes dapat diberikan dalam milimeter (mm) yang menunjukkan jarak sel darah merah yang turun dalam satu jam. Nilai normal untuk pria adalah 0 hingga 22 mm/jam, sedangkan untuk wanita adalah 0 hingga 29 mm/jam. Nilai tes yang lebih tinggi dari batas normal bisa berbeda-beda tergantung pada praktik medis yang digunakan.

Ada dua metode yang digunakan untuk mengukur tingkat sedimentasi darah, yaitu metode Westergren dan metode Katz. Metode Westergren adalah metode yang paling umum digunakan. Dalam tes ini, sampel darah diambil dan dimasukkan ke dalam tabung Westergren-Katz.

Meskipun tes tingkat sedimentasi darah sangat berguna dalam mengukur tingkat inflamasi dalam tubuh, hasil tes ini tidak selalu menunjukkan kondisi yang pasti. Ada beberapa faktor, seperti usia, jenis kelamin, dan kehamilan, yang dapat mempengaruhi hasillaju sedimentasi darah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhitungkan faktor-faktor ini saat menilai hasil tes.

Usia adalah faktor penting yang mempengaruhi laju sedimentasi darah. Pada usia tua, laju sedimentasi darah biasanya meningkat karena peningkatan jumlah protein dalam darah. Oleh karena itu, orang yang lebih tua mungkin memiliki hasil tes yang lebih tinggi daripada orang yang lebih muda.

Jenis kelamin juga mempengaruhi laju sedimentasi darah. Studi menunjukkan bahwa wanita memiliki laju sedimentasi darah yang lebih rendah daripada pria. Ini mungkin disebabkan oleh perbedaan hormon antara kedua jenis kelamin.

Kehamilan juga dapat mempengaruhi laju sedimentasi darah. Selama kehamilan, tubuh wanita mengalami banyak perubahan hormon, yang dapat mempengaruhi laju sedimentasi darah. Oleh karena itu, hasil tes laju sedimentasi darah pada wanita hamil mungkin berbeda dari hasil tes pada wanita yang tidak hamil.

Namun, meskipun ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi darah, tes ini masih merupakan alat yang berguna untuk menilai kondisi kesehatan. Tingkat laju sedimentasi darah yang tinggi dapat menunjukkan adanya infeksi, peradangan, atau penyakit autoimun. Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes laju sedimentasi darah secara teratur dan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tes.

Secara keseluruhan, tes laju sedimentasi darah merupakan alat yang berguna untuk menilai kondisi kesehatan. Namun, penting untuk memperhitungkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan kehamilan saat menilai hasil tes. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, kita dapat memperoleh gambaran yang lebih akurat tentang kondisi kesehatan dan membuat keputusan yang tepat untuk menjaga kesehatan. (Infolabmed)

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments