Pemeriksaan RDT (Rapid Diagnostic Test) Malaria

Pemeriksaan RDT (Rapid Diagnostic Test) Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Di Indonesia, Plasmodium yang dapat dijumpai pada manusia adalah P. falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.

Salah satu cara untuk mendiagnosis penderita malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan di laboratorium. Terdapat tiga cara untuk mengetahui penderita penyakit malaria yaitu dengan menggunakan mikroskop, Rapid Diagnostic Test (RDT) dan Polymerase Chain Reaction (PCR)

Kelebihan pemeriksaan RDT sebagai alat untuk diagnosa cepat malaria adalah konfirmasi infeksi patogen dapat diketahui secara cepat, tidak membutuhkan pengetahuan dan peralatan kesehatan yang khusus dan mahal, prosedur sederhana, dan mudah menyimpulkan hasil dengan validitas yang sama atau bahkan lebih baik dari cara mikroskopis.

Kelebihan diagnosis malaria berdasarkan RDT dibandingkan pemeriksaan mikroskopis adalah RDT dapat dilakukan dengan cepat rata-rata waktu yang digunakan sekitar 3 sampai 8 menit, dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopis yang memerlukan rata-rata waktu sekitar 13 sampai 60 menit; tidak memerlukan analis yang terlatih; serta Prosedur diagnosis sederhana dan penyimpulkan mudah.

Kekurangan diagnosis malaria berdasarkan RDT dibandingkan diagnosis mikroskopis adalah RDT tidak dapat digunakan untuk mengetahui kapadatan parasit (densitas parasit) dalam darah.

Alat dan Bahan Pemeriksaan RDT Malaria

  1. Kapas alkohol
  2. Tisu
  3. Strip test RDT
  4. Bufer
  5. Lancet

Cara Kerja Pemeriksaan RDT Malaria

  1. Bersihkan area yang akan ditusuk menggunakan kapas    alkohol
  2. Tekan ujung jari dan tusuk menggunakan lancet yang tersedia.
  3. Bersihkan tetesan darah pertama menggunakan tisu.
  4. Ambil sampel darah (5 µl) dengan menggunakan pipet yang disediakan atau mikropipet.
  5. Masukkan darah utuh (5 µl) ke dalam lubang sampel.
  6. Tambahkan 3 tetes buffer (atau 60 µl) ke sumur buffer 
  7. Baca hasilnya dalam 20 menit

Interpretasi Hasil

  • Positif : Jika terbentuk garis merah pada daerah kontrol dan tes
  • Negatif : Jika hanya terbentuk garis merah pada daerah kontrol
  • Invalid : Jika tidak bentuk garis merah pada daerah kontrol


Baca juga :

Sumber : 
Buku Penuntun Pratikum Protozologi Medis 

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments