Pentingnya Pengambilan Sampel Darah Kapiler yang Baik

Pentingnya Pengambilan Sampel Darah Kapiler yang Baik pada pemeriksaan POCT Hb


Pengambilan sampel darah kapiler (fingerstick) semakin banyak digunakan di seluruh dunia karena semakin tersedianya pengujian point-of-care (POC) testing (Gambar 1). Dengan anemia yang mempengaruhi sekitar 25 persen dari populasi global, dan prevalensi yang tinggi di negara berkembang, hemoglobin (Hb) adalah tes yang paling sering dilakukan dalam POC hematologi.1

Pengujian hemoglobin POC dapat memberikan hasil yang akurat dalam tatalaksana di mana petugas laboratorium pada layanan pemeriksaan hematologi tidak mudah dijangkau. Lokasi tersebut termasuk tatalaksana di lapangan di mana mobilitas dan kesederhanaan sangat penting, atau pada lokasi tersebut tidak adanya petugas laboratorium yang kompeten dalam pengujian. Khususnya, beberapa apotek dalams ituasi seperti ini semakin menawarkan kemudahan dalam pengujian Hb POCT.

Gambar 1. Pengambilan darah kapiler. (Foto : https://www.asianhhm.com/)

Namun, nilai Hb rentan dipengaruhi oleh kesalahan pra-analitis, dengan pengambilan sampel darah kapiler yang salah menjadi alasan paling umum yang menyebabkan hasil hemoglobin POC tidak akurat.2 Oleh karena itu, personel yang mengambil darah harus mematuhi teknik pengambilan sampel darah yang ketat dan standar untuk memastikan keakuratannya dan hasil POCT konsisten yang sebanding dengan teknik laboratorium.

Untuk alasan ini, pedoman pengambilan sampel kapiler terperinci telah diterbitkan oleh Clinical and Laboratory Standards Institute dan World Health Organization.3,4 Artikel ini memberikan ikhtisar tentang praktik terbaik pengambilan sampel kapiler.


Memahami Penyebab Umum Kesalahan Pra-analitis

Penting untuk memahami penyebab umum kesalahan pra-analitis dan mengurangi dampaknya terhadap hasil hemoglobin. Variabilitas nilai hemoglobin yang dilaporkan dapat disebabkan oleh sejumlah faktor fisiologis, seperti: jenis kelamin, posisi tubuh, dehidrasi, merokok, atau ketinggian. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ini juga dapat dipengaruhi secara signifikan oleh kesalahan pra-analisis yang timbul melalui teknik pengambilan sampel darah kapiler yang salah.

Di bawah ini adalah beberapa sumber kesalahan paling umum yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan untuk mengetahui pentingnya mematuhi praktik prosedur pengambilan sampel kapiler terbaik yang terstandarisasi:

Pemilihan lanset – Lanset harus dapat membuat tusukan yang cukup dalam untuk memastikan aliran darah yang memadai. 1,85 hingga 2,25 mm direkomendasikan untuk orang dewasa, tergantung pada ketebalan kulit. Untuk anak-anak berusia di bawah 8 tahun, kedalaman penetrasi tidak boleh melebihi 1,5 mm.2

Lokasi tusukan - Memilih jari dan lokasi tusukan yang benar akan memastikan peluang terbaik dari aliran darah yang konsisten dan meminimalkan rasa sakit bagi pasien. Jari tengah atau jari manis harus digunakan, idealnya dari tangan yang tidak dominan, karena umumnya tidak kapalan dan kurang sensitif terhadap rasa sakit dibandingkan dengan jari telunjuk atau ibu jari. Jempol juga harus dihindari karena denyut nadinya (adanya arteri). Di jari kelima jarak antara permukaan kulit dan tulang terlalu kecil.

Tusukan harus sedikit di tengah dari bagian tengah ujung jari yang berdaging – di dekat sisi di mana kulit lebih tipis dengan ujung saraf yang lebih sedikit dan sensasi nyeri yang lebih sedikit, tetapi tidak di sisi paling ujung jari.

Membersihkan, desinfeksi dan mengeringkan - Membersihkan dan desinfeksi lokasi tusukan sangat penting untuk menghilangkan kontaminan potensial yang dapat mempengaruhi pembacaan atau membahayakan keselamatan pasien. Lokasi tusukan juga harus dikeringkan sepenuhnya, setelah dibersihkan, untuk menghilangkan sisa-sisa larutan alkohol yang akan mengencerkan sampel darah dan menyebabkan pembacaan rendah yang salah.

Memberikan terlalu banyak tekanan di sekitar lokasi tusukan - Jari dapat dipijat dengan lembut sebelum dan sesudah tusukan untuk merangsang sirkulasi darah, tetapi tidak melampaui buku jari pertama. Mempertahankan tekanan ringan pada saat tusukan memastikan penetrasi yang efektif. Namun, jari tidak boleh ditekan terlalu keras karena ini akan mendorong cairan dari jaringan ke dalam darah dan menyebabkan pembacaan rendah yang salah.

Pentingnya Waktu dan Aliran Darah

Pentingnya Pengambilan Sampel Darah Kapiler yang Baik pada POCT Hemoglobin
Gambar 2. Pengambilan darah kapiler ideal. (Sumber : https://www.asianhhm.com/)

Faktor kunci lain yang mempengaruhi pengukuran Hb adalah aliran darah kapiler. Biasanya untuk pengujian POC hemoglobin, 1-3 tetes pertama setelah tusukan menunjukkan tingkat variabilitas konsentrasi Hb yang lebih tinggi, artinya tidak tergantung pada alat analitik yang digunakan untuk tes. Karena alasan inilah beberapa tetes darah pertama ini harus dihapus.

Akurasi tertinggi umumnya dicapai dari tetes ke-4 setelah tusukan, dengan aliran kapiler yang baik terjadi selama 30-45 detik. Setelah waktu ini, koagulasi akan terjadi di mana pembekuan darah akan menyebabkan hasil Hb yang tidak akurat jika darah diambil sampelnya. Gambar 2 menunjukkan pengambilan sampel darah kapiler yang ideal.

Faktor terpenting untuk mengurangi kesalahan pra-analitis adalah adanya aliran darah spontan yang bebas, terutama karena ukuran tetesan maupun waktu pengumpulan setelah tusukan tidak ditentukan dengan baik dan juga dikarenakan rekomendasi pabrikan mengenai hal ini sangat bervariasi.


Pelatihan dan Praktik Operator yang Baik

Best practice untuk pengambilan sampel kapiler dapat menghindari sebagian besar kesalahan pra-analitis.2 Oleh karena itu, selain mengikuti prosedur terdokumentasi standar, penting untuk memastikan bahwa semua personel yang mengambil sampel darah telah dilatih dengan benar. Pelatihan dan praktik operator yang efektif dan berkelanjutan harus dilakukan untuk menghilangkan kesalahan pra-analitik dan untuk mendapatkan hasil yang benar dalam pengujian Hb, terutama dari pengambilan sampel kapiler.

Kesimpulannya, dengan pelatihan operator yang baik dan prosedur praktik terbaik, serta faktor fisiologis yang dipertimbangkan dengan rentang referensi yang benar harus diterapkan, maka pengujian Hb dapat dilakukan sesuai dengan SOP nya pada beberapa tatalaksana pengujian POC. (Sumber : https://www.asianhhm.com/advertorials/good-capillary-blood-sampling)


Referensi :

  1. Briggs C et al, Where are we at with point- of- care testing in haematology? British Journal of Haematology, 2012, 158, 679–690
  2. Massimo Daves et al, Evaluation of capillary haemoglobin determination for anaemia screening in blood donation settings Blood Transfus. 2016 Sep; 14(5): 387–390.
  3. Ernst DJ, Balance LO, Calam RR, McCall R, Szamosi DI, Tyndall L. Procedures and Devices for the Collection of Diagnostic Capillary Blood Specimens. 6th ed. Approved Standard GP42-A6. Wayne, Pa: Clinical and Laboratory Standards Institute, 2008. Available at: https://clsi.org/standards/products/general-laboratory/documents/gp42/. Accessed July 6, 2017.
  4. Dhingra N, Diepart M, Dziekan G, et al. “Capillary Sampling,” in WHO Guidelines on Drawing Blood: Best Practices in Phlebotomy. Geneva, Switzerland: World Health Organization, 2010. Available at: www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK138654. Accessed July 6, 2017.
---------------------------------------------------------------------------------------------

Kerjasama media partner, kirim proposal ke e mail : laboratorium.medik@gmail.com
Dukung infolabmed untuk selalu memberikan informasi terupdate dengan menyisihkan jajan Anda melalui DANA = 085862486502

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments