Pengamatan dan Interpretasi Pengecatan Sumsum Tulang Oleh Teklabmed Indonesia
Pada pengamatan pertama yang akan dilakukan adalah pengamatan pada preparat dengan pengecatan sumsum tulang dengan pewarnaan Giemsa. Adapaun alat dan bahan yang dipakai adalah :
- Preparat Giemsa yang sudah jadi
- Mikroskop, dan
- Oil imersi
Pengamatan Pengecatan Sumsum Tulang pada Pewarnaan GIEMSA
Pengamatan Selularitas
Pengamatan selularitas diamati dibawah mikroskop menggunakan kaca objektif 10x. Selularitas yang diamati adalah berupa fragmen di ujung apusan darah, perhatikan gambar dibawah.
Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia |
Ada tiga kriteria pada pengamatan selularitas, diantaranya adalah Hiposeluler, Hiperseluler, dan Normoseluler. Untuk menilai ke tiga kriteria ini, dapat dilihat presentasi rasio antara sel lemak dan sel hemopoitik. Berikut ini adalah presentasi dari ke tiga kriteria tersebut, adalah :
Bangunan fragmen selularitas dengan kriteria Hiperseluler.
Fragmen sumsum tulang dengan kriteria Hiperseluler. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Hiperseluler : Sel lemak < 25 % : sel hemopoitik > 75%. Dengan tampak warna ungu lebih padat.
Bangunan fragmen selularitas dengan kriteria Hiposeluler
Fragmen sumsum tulang dengan kriteria Hiposeluler. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Hiposeluler : Sel lemak > 25% sel lemak : Sel hempoitik < 75 %. Bangunan bulat berwarna putih adalah sel lemak, dan bangunan berwarna ungu adalah sel hemopoitik.
Bangunan fragmen selularitas dengan kriteria Normoseluler
Fragmen sumsum tulang dengan kriteria Normoseluler. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Normoseluler: sel lemak +- 25 % : Sel hemapoitik +- 75 %.
Pengamatan Megakariosit (Trombosit Muda)
Pengamatan megakariosit (trombosit muda) menggunakan lensa objektif 10x dan 100x.
- Pengamatan menggunakan lensa objektif 10x = cari adanya megakariosit (trombosit muda) yang ada pada sekitar fragmen dan zona trail.
- Pengamatan menggunakan lensa objektif 100x = amati stadium maturasi apa saja yang ada. Dalam keadaan NORMAL, Megakariosit (trombosit muda) ada, namun tidak terlalu banyak. Dengan stadium maturasi lengkap, dan meta megakariosit adalah maturasi terbanyak.
Pengamatan Megakariositik menggunakan lensa objektif 10x
Sel Megakariositik (trombosit muda) pengamatan menggunakan lensa objektif 10x. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Ciri-cirinya :
- Bentuk bulat
- Sel berinti berukuran besar
Pengamatan Megakariositik menggunakan lensa objektif 100x
Tujuan : untuk memperjelas stadium maturasi megakariositik.
Sel Megakariositik
Sel megakariositik (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
- Inti sel multilobuler
- Sitoplasma terlihat ada trombosit tetapi belum matang
- Dinding sel kompak
- Tidak lisis atau belum ada defragmentasi trombosit.
Sel Metamegakariosit
Sel metamegakariosit. (Sumber : youtube/Teklabmed Indonesia) |
Ciri-ciri sel metamegakariosit :
- Inti sel multilobular lebih banyak dari megakariosit
- Dinding sel sudah pecah atau lisis sehingga terjadi defragmentasi trombosit.
Sel Promegakariosit
Sel Promegakariosit. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Ciri-ciri sel promegakariosit :
- Inti berlobus
- Kromatin inti longgar
- Anak inti (nukleoli) bisa ada / tidak ada
- Sitoplasma sedikit lebar
- Ukuran sel sedikit lebar
- Sitoplasma berwarna biru
- Tidak ada trombosit di dalamnya
Sel Megakarioblas
Sel megakarioblas. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Ciri-ciri sel megakarioblas :
- Inti satu tidak berlobus
- Kromatin inti longgar
- Ada nukleoli/ inti
- Sitoplasma sempit
- Ukuran sel kecil
Pengamatan Sel Dominan Pada Zona Trail
Pengamatan menggunakan lensa objektif 100x.
Tujuan pengamatan :
- apakah dominan sel blast (muda),
- apakah dominan seri limfosit / limfositi
- apakah dominan seri Myelositik
- apakah dominan Seri Eritrositik
- apakah dominan Sel plasma
Pengamatan Tampak Dominan Sel Blast (muda)
Sel blast (muda). (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
- ukuran besar
- ada nukleoli (anak inti)
- kromatin longgar
Pengamatan Tampak Dominan Sel Myelosit / Granulositik
Sel myelositik / granulositik. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Pengamatan Pengecatan pada Pewarnaan Sitokimia SBB, PAS dan Lephene
Dari ke tiga pengecatan ini, yang di amati dari ketiganya sama, yaitu diamati pada zona trail / core. Yang diamati adalah banyak atau sedikitnya sel yang bereaksi POSITIF atau NEGATIF.
Pengamatan Pewarnaan Sitokimia SBB
Pewarnaan SBB Positif. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Pengamatan Pewarnaan Sitokimia PAS
Pewarnaan PAS Positif. (Sumber : Youtue/Teklabmed Indonesia) |
Interpretasi Hasil : Sel dengan sitoplasma yang bergranula kemerahan menunjukkan reaksi PAS POSITIF.
Pengamatan Pewarnaan Lepehne
Pewarnaan Lepehne Positif. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Pengamatan Pengecatan pada Pewarnaan Sitokimia Fe
- Lakukan pengamatan menggunakan objektif 10x, apabila terlihat ada partikel besi baik sedikit / banyak artinya partikel besi cenderung meningkat. Biasanya penentuan skoring antara 3+ sampai 6+ tergantung dari banyak atau tidaknya partikel besi yang terlihat.
- Apibal dengan objektif 10x partikel besi terlihat samar-samar, perlu dilakukan pengamatan dengan objektif 100x untuk memperjelas. Bila terlihat ada partike besar atau agregat menunjukkan partikel besi menurun. Penentuan skor biasanya antara 1+ sampai 2+, tergantung dari banyak atau sedikitnya partikel besi yang terlihat.
- Apabila dengan objektif 10x dan 100x tiak terlihat adanya partikel besi maka skoring menunjukkan NEGATIF.
Hasil pewarnaan sitokimia Fe. (Sumber : Youtube/Teklabmed Indonesia) |
Post a Comment