Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus

Sebagai seorang ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) harus mengetahui bagiamana gambaran umum seseorang yang memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus. Dikarenakan sebagai seorang ATLM sebelum mengeluarkan hasil pemeriksaan laboratorium harus mengetahui riawayat pasien tersebut untuk memvalidasi hasil pemeriksaan laboratorium yang diperiksanya. Jadi pembahasan tentang Diabetes Melitus di artikel ini hanya sebagai gambaran secara umum untuk tenaga ATLM saja, bukan untuk dijadikan rujukan ilmiah ya kak. 

Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus


DEFINISI DAN DESKRIPSI DIABETES MELLITUS

Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia (meningkatnya kadar gula dalam darah) akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Hiperglikemia kronis diabetes dikaitkan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. 


Gejala hiperglikemia ditandai termasuk poliuria, polidipsia, penurunan berat badan, kadang-kadang dengan polifagia, dan penglihatan kabur. Gangguan pertumbuhan dan kerentanan terhadap infeksi tertentu juga dapat menyertai hiperglikemia kronis. Konsekuensi parah yang dapat mengancam jiwa akibat dari penyakit diabetes yang tidak terkontrol ini adalah dikarenakan hiperglikemia dengan ketoasidosis atau sindrom hiperosmolar nonketotik.


Komplikasi jangka panjang diabetes diantaranya adalah retinopati dengan potensi kehilangan penglihatan; nefropati yang menyebabkan gagal ginjal; neuropati perifer dengan risiko ulkus kaki, amputasi, dan sendi Charcot; dan neuropati otonom yang menyebabkan gejala gastrointestinal, genitourinari, dan kardiovaskular serta disfungsi seksual. Pasien dengan diabetes memiliki peningkatan insiden penyakit kardiovaskular aterosklerotik, arteri perifer, dan serebrovaskular. Penyakit hipertensi dan kelainan metabolisme lipoprotein sering juga ditemukan pada penderita dengan diabetes.


Pada umumnya diabetes terbagi kedalam dua kategori yaitu diabetes melitus tipe 1 dan 2. Diabetes tipe 1 yang biasanya muncul saat usia muda atau anak-anak, dan diabetes tipe 2 yang muncul pada usia dewasa. Tidak dikenal adanya diabetes tipe basah atau kering di dalam konteks ilmu kedokteran.


Luka yang tidak sembuh dan cenderung menyebabkan harus diamputasinya anggota gerak merupakan komplikasi yang terjadi akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol dan komplikasi pembuluh darah yang telah terjadi. Hal ini dapat terjadi baik pada DM tipe 1 maupun DM tipe 2. (Awalbros)


MACAM-MACAM DIAGNOSIS UNTUK DIABETES MELLITUS

Untuk seabgian penderita diabetes, biasanya pemeriksaan glukosa darah dilakukan secara mandiri di rumah dengan alat digital yang saat ini sudah banyak diperjualbelikan, fleksibel dan sangat mudah digunakan. Pemeriksaan glukosa darah yang dimaksud pada penjelasantadi (yang dilakukan beberapa kali dalam sehari oleh penderita diabetes) adalah pemeriksaan glukosa darah sewaktu (GDS), yang bisa dilakukan di rumah kapan saja. Dibawah ini Infolabmed akan memberikan informasi seputar jenis atau macam-macam pemeriksaan glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah ada yang memerlukan puasa ada juga yang tidak, berdasarkan tujuan nya pemeriksaan glukosa darah dapat digunakan untuk diagnosis atau peyembuhan.


Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu (GDS)

Pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, sehingga dapat dilakukan secara mandiri oleh siapa saja termasuk orang dengan penyakit diabetes. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah kapan saja terlepas dari kapan terakhir Anda makan. Tes GDS dilakukan secara random dalam satu hari, dikarenakan kadar glukosa darah bisa saja berubah setiap waktu pada orang dengan diabetes. Berbeda dengan orang yang sehat biasanya memiliki jumlah kadar glukosa darah yang tidak banyak berubah dalam satu hari. 


Pemeriksaan glukosa darah 2 jam post-prandial (GD2PP)

Pemeriksaan glukosa darah ini maksudnya adalah pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan 2 jam setelah Anda makan. Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui apakah seseorang dengan penyakit diabetes sudah tepat dengan pola makannya. Jika pasien tersebut memiliki kadar glukosa tinggi, kemungkinan makanan yang Anda makan sebelumnya mengandung jumlah gula atau karbohidratnya tinggi, dan bisa sebaliknya. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk mendiagnosis apakah Anda menderita diabetes atau tidak.


Pemeriksaan glukosa darah puasa (GDP)

Pemeriksaan glukosa darah ini dilakukan setelah Anda berpuasa selama 8-10 jam. Pada instansi baik laboratorium atau rumah sakit, biasanya Anda akan disarankan untuk melakukan puasa pada malam sampai pagi hari, kemudian di pagi harinya Anda akan dilakukan tindakan pengambilan darah oleh petugas laboratorium untuk melakukan tes GDP ini. Tujuan pemeriksaan GDP adalah untuk mengetahui apakah Anda menderita prediabetes atau diabetes.


Tes toleransi glukosa oral (TTGO)

Pemeriksaan ini merupakan serangkaian tes yang dilakukan setelah Anda minum cairan manis yang mengandung gula dengan takaran yang sudah ditentukan oleh petugas laboratorium. Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk mendiagnosis diabetes yang terjadi selama kehamilan (diabetes gestasional). Selain itu, pemeriksaan TTGO ini juga bisa dilakukan setelah hamil jika wanita memiliki kadar gula darah tinggi selama kehamilan. Manfaat lain dari pemeriksaan TTGO, yaitu dapat digunakan untuk mendiagnosis prediabetes atau diabetes pada orang sehat.


Hemoglobin A1c (HbA1c) atau glikohemoglobin

Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan yang mengukur seberapa banyak glukosa (gula) yang menempel pada sel darah merah. Pemeriskaan HbA1c biasanya dilakukan pada penderita diabetes untuk mengetahui seberapa baik pasien tersebut bisa mengontrol penyakitnya dalam dua sampai tiga bulan terakhir. Dari hasil pengujian tersebut, biasanya dokter dapat menentukan apakah obat diabetes yang sedang dikonsumsi perlu diganti atau tidak. Hasil pemeriksaan HbA1c dapat memberi tahukan berapa kadar rata-rata gula darah Anda selama 3 bulan tersebut. Manfaat lainnya adalah dapat digunakan pada orang sehat untuk mendiagnosis apakah ia menderita diabetes atau tidak.


Glycated Albumin (GA)

Glycated Albumin adalah pemeriksaan yang mengukur albumin yang terglikasi  dan menggambarkan rata-rata glukosa darah 2-4 minggu sebelum pengukuran. Glycated Albumin merupakan suatu indeks kontrol glikemik yang tidak dipengaruhi oleh gangguan metabolisme hemoglobin dan masa hidup sel darah merah. Manfaat klinis pemeriksaan Glycated Albumin bisa digunakan pada saat terdapat kondisi patologis yang mempengaruhi pengukuran kadar HbA1c, yaitu :

  1. Kondisi anemia hemolitik, perdarahan, transfusi darah, varian hemoglobin, kehamilan, gagal ginja kronik (khususnya yang hemodialisis), sirosis hati, status defisiensi besi dan terapi dengan sediaan besi
  2. Ketika dibutuhkan pengendalian glukosa darah yang ketat
  3. Kondisi dimana terjadi perubahan glukosa darah yang sangat besar yakni DM tipe 1, dengan terapi insulin dan hiperglikemia post prandial
  4. Konfirmasi keberhasilan terapi awal dan saat perubahan pengobatan DM


Sumber : 

  1. https://care.diabetesjournals.org/content/27/suppl_1/s5#:~:text=A%20fasting%20plasma%20glucose%20level,confirmed%20on%20a%20subsequent%20day.
  2. https://www.infolabmed.com/2016/11/pemeriksaan-gula-darah-dan-penjelasannya.html
  3. https://www.infolabmed.com/2019/03/6-pemeriksaan-glukosa-darah-yang-harus-diketahui-oleh-atlm.html
  4. https://www.infolabmed.com/2017/02/uji-glukosa-gula-darah-puasa-fasting.html

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments