Pemeriksaan FNAB Pada Tumor

Pemeriksaan FNAB Pada Tumor. Biopsi aspirasi jarum halus atau Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) adalah merupakan suatu metode atau tindakan pengambilan sebagian jaringan tubuh manusia dengan suatu alat aspirator berupa jarum suntik yang bertujuan untuk membantu diagnosis berbagai penyakit tumor. 

Pemeriksaan FNAB Pada Tumor

Tindakan biopsi aspirasi ditujukan pada tumor yang letaknya superfisial dan papable misalnya tumor kelenjar getah bening, tiroid, kelenjar liur, payudara, dan lain-lain. Sedangkan untuk tumor pada organ dalam misalnya tumor pada paru, ginjal, hati, limpa dan lain-lain dilakukan dengan bantuan CT Guided. Dengan metode FNAB diharapkan hasil pemeriksaan patologis seorang pasien dapat segera ditegakkan sehingga pengobatan ataupun tindakan operatif tidak membutuhkan waktu tunggu yang terlalu lama. 

Tindakan FNAB ini dapat dilakukan oleh seorang dokter terlatih dan dapat dilakukan di ruang praktek sehingga ini sangat bermanfaat bagi pasien rawat jalan. Untuk mendiagnosa limfoma maligna pada kelenjar getah bening, ketepatannya tinggi pada lesi tumor yang derajat keganasannya high-grade. Bila dilakukan pada jaringan hati ketepatan diagnosisnya 67-100%. Rata-rata 80% lesi keganasan di jaringan hati dapat didiagnosis secara tepat sehingga sesuai dengan dugaan adanya korelasi antara analisis sitologi dengan hasil pemeriksaan klinis yang baik.

PERAN PEMERIKSAAN FNAB DALAM PENEGAKAN DIAGNOSA TUMOR 


Apabila dibandingkan dengan penyakit lain, jumlah penderita tumor lebih kecil, akan tetapi semakin meningkat dari waktu ke waktu. Mulai terjadi pergeseran usia, beberapa jenis tumor yang biasanya ditemukan diatas 30 tahun, terdiagnosa pada usia lebih muda. Penyebabnya multifaktorial, bisa dikarenakan faktor diet, gaya hidup sampai dengan genetika.

Fine Needle Aspirasi Biopsi (FNAB) atau aspirasi jarum halus adalah pemeriksaan langsung pada benjolan penderita tumor menggunakan jarum kecil, mulai ukuran 23 sampai dengan 27 tergantung pada ukuran, lokasi serta sifat tumor. Syarat dari pemeriksaan FNAB ini adalah tumor harus teraba dan dapat dijangkau jarum. Apabila tumor terlalu dalam atau tidak terlihat dari luar, sebagai contoh tumor paru, maka dapat dilakukan FNAB dengan tuntunan CT scan atau USG. Khusus untuk tumor kulit atau berupa ulkus, maka akan dilakukan scrapping atau kerokan.

Jarum yang digunakan pada pemeriksaan FNAB, jarum halus dengan panjang yang berbeda tergantung pada lokasi dan sifat tumor
Jarum yang digunakan pada pemeriksaan FNAB, jarum halus dengan panjang yang berbeda tergantung pada lokasi dan sifat tumor. (Foto : RSUD Kab Sidoarjo)

Kelebihan dari pemeriksaan FNAB adalah cepat (selesai dalam 1 hari), tidak perlu puasa sehingga bisa dilakukan kapan saja, tidak terlalu sakit, dan bisa memberikan diagnosa yang akurat untuk penanganan lanjutan. Penderita dengan benjolan di leher, baik struma ataupun limfadenopati tercatat paling banyak dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi (PA) untuk dilakukan FNAB, disusul benjolan payudara. Usia pasien beragam, mulai dari bayi sampai dewasa. Jenis kelamin didominasi oleh wanita.

Hasil pemeriksaan FNAB dapat membantu klinisi dalam menegakkan diagnosa untuk kelanjutan terapi. Karena itulah bisa disebut sebagai triple diagnosis, berdasar diagnosa klinik dari klinisi, pemeriksaan modalitas lain seperti radiologi, dan akhirnya ditegakkan dengan diagnosa PA (FNAB), walaupun golden standard tetap adalah dengan pemeriksaan histopatologi jaringan.

Langkah – langkah pemeriksaan FNAB adalah setelah melalui meja pendaftaran, pasien masuk ruang pemeriksaan. Dokter spesialis patologi anatomi akan memeriksa, menentukan target yang akan ditusuk / puncture, melakukan puncture dan aspirasi sampel benjolan. Kemudian dibuat hapusan di obyek glass dari sampel tersebut, dilakukan pengecatan, dan diperiksa oleh dokter PA di bawah mikroskop.
Langkah pengambilan sampel FNAB

Langkah pengambilan sampel FNAB
Langkah pengambilan sampel FNAB. (Foto : RSUD Kab Sidoarjo)

Hasil dari pemeriksaan FNAB cukup akurat dalam penegakkan diagnosa, namun pada tumor yang kistik, maupun terlalu besar terkadang sulit untuk didapatkan sel yang representatif , sehingga tetap perlu dilakukan pemeriksaan histopatologi jaringan dari bahan operasi.

Hasil pengecatan sampel FNAB dan contoh sel yang akan terlihat di mikroskop. (Foto : RSUD Kab Sidoarjo)

Efek samping dari FNAB hampir tidak ada, kemungkinan nyeri pasca pemeriksaan terkadang ditemukan. Akan tetapi FNAB tidak membuat tumor makin menyebar seperti yang dikuatirkan penderita, dikarenakan jarumnya yang sangat kecil.

Karena itulah sangat penting pemeriksaan FNAB untuk penegakan awal diagnosa tumor, dapat ditentukan apakah tumor tersebut bersifat jinak, ganas, atau hanya radang saja. Bila diagnosa tumor sudah tegak, maka setelah FNAB biasanya akan diikuti pemeriksaan histopatologi jaringan dari bahan operasi, untuk memastikan diagnosa akhir dan pada kasus tumor ganas bisa menetukan staging/ stadium.



Daftar pustaka :
  1. Ida, Hartati. 2006. Peran FNAB dalam Penegakkan Diagnosa Tumor.  (diakses tanggal 2 Juli 2020). Link : http://rsd.sidoarjokab.go.id/pages/artikel/peran-pemeriksaan-fnab-dalam-penegakan-diagnosa-tumor
  2. Widjajahakim, Grace. (2007). Fine Needle Aspiration Biopsy. Meditek vol. 15 no. 39 (Jan. 2007), halaman 12-19. universitas katolik Indonesia Atma jaya. 

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.