Darurat Dampak Sampah Plastik dan Akibat Terhadap Bumi Kita

Manusia pada mulanya belum menyadari dari penggunaan plastik dan dampak sampah plastik terhadap lingkungan. E.W. Fawcett dan R.O. Gibson yang menemukan formula Polyethylene, dapat menjadi sebuah dosa besar yang harus di tanggung mereka sampai dengan saat ini karena telah membebani planet kita dengan jutaan ton plastik setiap tahunnya. 

 Dampak Sampah Plastik
Ilustrasi. (Sumber : https://kumparan.com/)

Plastik tidak hanya digunakan untuk membawa belanjaan Anda saja. Lihatlah berbagai makanan  yang sering kita temui seperti makanan ringan, permen, dan lain sebagainya. Aneka jenis makanan tersebut menjelaskan kepada kita bahwa penggunaan plastik sudah sangat umum digunakan oleh berbagai produsen makanan dan minuman.

Plastik mulai dikembangkan secara luas dan digunakan sejak awal abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa, yang mana pemakaiannya yang dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60 kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80 kg/orang/tahun, bagaimana dengan negara kita? Indonesia?

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun saja, sudah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Selain itu, Indonesia merupakan negara ke dua penyumbang sampah plastik yang membuangnya ke laut setelah negara Tiongkok. 

Darurat Sampah plastik semakin serius ketika perang dagang terjadi antara China dan Amerika Serikat. Indonesia menjadi salah satu negara destinasi untuk impor sampah plastik dari negara-negara maju. Indonesia menjadi negara TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah yang tidak bisa di daur ulang oleh negara maju sekalipun. 

Bagaimana Solusi Untuk Mengurangi Dampak Sampah Plastik Ini


Solusi cepat adalah memberikan edukasi kepada perusahaan untuk menggati plastik yang mudah terurai. Seperti yang dilakukan oleh Uniliver dalam mengemas berbagai produknya saat ini beruupaya untuk mengurangi sampah plastik. Lewat kerangka kerja less plastics, better plastics dan no plastics

Upaya tersebut salahsatunya adalah, produk Rinso telah mengoptimalkan kemasan sachet-nya dengan hasil penurunan sebanyak 120 ton jumlah plastik pada tahun 2018. Dengan kata lain, Rinso telah memangkas penggunaan plastik hingga 13% per ton produk yang diproduksi. Untuk botol Rinso Cair, Rinso dan Unilever menggunakan Chemical Foam Agent yang cukup efisien mengurangi 2 ton plastik per tahun.


Edukasi Pengelolaan Sampah Plastik

Sampah plastik ini menjadi sebuah momok, sehingga problem inipun menjadi masalah kita semua, masalah bangsa Indonesia. Pada musim hujan, sampah plastik ini akan memberikan dampak buruk yang mungkin merupakan cara terbaik untuk mengingatkan bahwa jangan membuang sampah plastik sembarangan. Yang mana pada musim hujan, sampah plastik dapat membendung aliran-aliran air. Bahkan, ketika hujan sudah mulai reda sampah plastik akan terlihat berserakan di jalanan. 

Pentingnya edukasi sampah plastik dan dampaknya terhadap lingkungan. Mungkin saat ini, edukasi tentang bahayanya sampah plastik terhadap lingkungan sudah diajarkan di sekolah. Tapi, apakah hal tersebut dapat diaplikasikan di lingkungan masyarakat?

Harus ada ekosistem yang menjamin bahwa semua elemen masyarkat ikut terlibat didalamnya. Mulai dari keluarga, lingkungan sekitar (desa), dan pemerintah setempat. Penatalaksanaan dan pemanfaatan smapah plastik ini bukan hanya pada keluarga dan tingkat masyarakat, masalah ini juga berlaku untuk pemerintah. Pemerintah harus menjamin adanya TPA yang dapat mengurai sampah-sampah plastik sehingga dapat bermanfaat bagi lingkungan.

Peran Pemerintah Dan Upaya Pengendalian Sampah Plastik

Dampak Sampah Plastik
Mengurangi Dampak Sampah Plastik. (Sumber : http://yankes.kemkes.go.id/)

Saat ini pengendalian sampah terutama sampah rumah tangga tpada tinggkat RT idak terkendali dengan baik. Peran pemerintah desa sangat kurang dalam memberikan sarana dan prasarana terhadap pengelolaan sampah dengan baik dan benar, sehingga masyarakat mempunyai cara atau solusi sendiri dalam mengelola sampah rumah tangganya, yaitu dengan cara membuangnya ke sungai. 

Perilaku seperti inilah yang dikemudian hari akan berdampak buruk pada lingkungan. Perilaku seperti inipulalah yang merugikan manusia itu sendiri. Seharusnya pemerintah desa memberikan sarana berupa adanya tempat sampah. Selain itu, mengadakan petugas pengangkut sampah sehingga sampah dapat terkendali dengan baik. 

Setelah sampah ini terkendali di tingkat rumah tangga, pemerintah desa mengirimkannya ke TPA kecamatan. Di kecamatan inilah adanya teknologi pengurai sampah. Idealnya mungkin seperti itu. Selain itu, pemerintah harus terus menerus mengedukasi masyarakat akan bahayanya sampah plastik dan juga dampak sampah plastik terhadap lingkungan manusianya itu sendiri. 

Memang tidak mudah, tapi saya yakin manusia pada umumnya menginginkan kenyamanan dan kesehatan. Karena nyaman dan sehat adalah hakikatnya manusia untuk hidup. 

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.