Parasitologi | Pengertian Secara Umum - Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik


Parasitologi adalah studi tentang parasit, inang parasit, dan hubungan di antara keduanya. Sebagai disiplin biologi, ruang lingkup parasitologi tidak ditentukan oleh organisme atau lingkungan yang bersangkutan, tetapi dengan cara hidup parasit tersebut. Ini berarti membentuk sintesis disiplin ilmu yang lain, dan mengacu pada teknik dari bidang-bidang seperti biologi sel, bioinformatika, biokimia, biologi molekuler, imunologi, genetika, evolusi dan ekologi. (Wikipedia, 2017)

Parasitologi kedokteran mempelajari parasit yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia, baik perorangan maupun pada kelompok masyarakat. Parasit ini terdiri atas tiga kelompok, yaitu kelompok parasit cacing; prasit protozoa dan parasit serangga.


Sebagian besar orang yang terinfeksi parasit tidak menimbulkan kelainan terutama oleh cacing parasitik dan protozoa parasitik. Hal ini terutama disebabkan karena parasit selalu mencoba beradaptasi sebaik mungkin sehingga orang yang dihinggapi tidak "mengetahui" adanya parasit tersebut. Walaupun demikian, mungkin juga terjadi kerusakan jaringan oleh parasit ini sehingga akan muncul gejala klinis. Kerusakan jaringan oleh parasit ini, tergantung beberapa hal, antara lain parasit yang menyerang (spesies, stadium, jumlah, zat toksis/enzim yang dikeluarkan), keadaan hospes (hospes yang sesuai/tidak, keadaan umum, daya tahan tubuh, penyakit lain yang menyertai), organ yang dikenai.

Parasit yang dikenal menyerang permukaan tubuh (kulit) hospes, disebut ektoparasit; sebaliknya yang diberi istilah endoparasit jika menyerang organ dalam hospes sehingga kelainan yang terjadi dapat bersifat lokal ataupun sistemik. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa parasit mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap jaringan hospes sehingga umumnya tidak menimbulkan kerusakan serta gelaja klinis yang berat. Dengan demikian, siklus hidup parasit tidak akan terganggu, dan parasit akan dapat terus hidup dari generasi ke generasi. Kadang - kadang parasit menajdi patogen, karena hospes menderita malnutrisi atau terjadi penurunan daya imunitas tubuh.

Walaupun demikian, adanya parasit ataupun produknya dalam jaringan aliran darah, bagi orang yang sensitif apalagi yang hipersensitif, dapat terjadi reaksi alergi bahkan suatu reaksi anafilaksis. Misalnya larva cacing yang siklusnya melalui aliran darah (Ascaris, cacing tambang, strongylides stercoralis, Thrichinella spirallis dan sebagainya); pecahnya kista hydatid (larva cestoda Echinococcus granulosus), benjolan oleh Dracunculus medinensis yang pecah, nefritis oleh Plasmodium malariae, Black Water Fever oleh Plasmodium falciparum dan sebagainya. Kerusakan jaringan oleh parasit menurut Neva FA, (1994), dapat disebabkan oleh (1) Efek mekanik, misalnya penekanan jaringan oleh pembesaran kista, penyumbatan lumen usus, (2) Invasi dan perusakan oleh parasit, (3) Reaksi inflamasi terhadap parasit atau produknya dan (4) Kompetisi mendapatkan sari makanan tuan rumah. Kerusakan jaringan, dapat menimbulkan gejala lokal ataupun sistemik. Umumnya gejala klinik tidak spesifik sehingga perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan parasitnya, baru kemudian diagnosis dapat dilakukan.

Perkembangan parasit dalam tubuh manusia, dikenal adanya masa tunas biologi/masa tunas prepaten serta masa tunas klinik. Masa tunas biologi, yaitu waktu yang dibutuhkan parasit, sejak parasit masuk ke dalam tubuh sampai berkembang biak dan salah satu stadium parasit ditemukan pada pemeriksaan laboratorium (dari tinja atau darah). Sedangkan masa tunas klinik, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak parasit masuk sampai munculnya gejala awal penyakit. Biasanya masa tunas biologi lebih singkat waktunya dibandingkan dengan masa tunas klinik. Harus diingat pula bahwa parasit baru akan dapat dilihat dan ditemukan dalam bahan pemeriksaan, jika jumlah parasit telah melewati ambang mikroskopik.

Perjalanan penyakit parasitik, biasanya bersifat kronik dengan diselingi periode laten tanpa gejala klinik yang nyata, walaupun kadang - kadang terjadi eksaserbasi akut. Hal ini nyata sekali pada malaria kuartana oleh Plasmodium malariae yang kekambuhannya terjadi setelah 2 - 3 tahun dinyatakan sembuh (klinik dan laboratorium). Ini menunjukkan bahwa parasit memiliki kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi dalam tubuh hospes.

PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya
Sumber :
  1. Wikipedia. (2017). Parasitology. [online]. Tersedia ; https://en.wikipedia.org/wiki/Parasitology [08 Maret 2017]
  2. Natadisastra, Dj dan Agoes, R. (2009). Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments