HBV DNA (Real Time PCR) | Seri Edukasi Ahli Teknologi Laboratorium Medik


Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat berjalan akut maupun kronik. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis B yang menyerang sel hati. Pemeriksaan imunologi Hepatitis B secara laboratorium memegang peranan penting untuk menegakkan diagnosis maupun pemantauan terapi Hepatitis B.

 Virus Hepatitis B dengan komponen antigen permukaan (HBs-Ag). Diameter 42 nm, dengan “core” 4 nm. “Coat Virion” merupakan “surface antigen” atau HBsAg. “Surface antigen biasanya diproduksi berlebihan sehingga dijumpai dalam darah penderita.  Partikel "Core". Jumlah dan susunan kapsomer partikel ini belum diketahui dengan pasti. Dengan mikroskop elektron terlihat menyerupai sarang. Virion hepatitis B dan pembesaran dua inti.

Virus Hepatitis B Sang Pembunuh Secara Perlahan

HIV gaungnya yang besar membuat lebih dikenal oleh masyarakattetapi perlu diketahui bahwa ada virus yang perlu diwaspadai karena 100 kali lebih infeksius dibandingkan HIV, virus Hepatitis B, karena virus ini 10 kali lebih mudah menginfeksi dari pada Hepatitis C.

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan akan virus Hepatitis B, karena gejalanya yang kurang diketahui, bahkan dalam kondisi kronis sekalipun. Gejala-gejala umum yang mungkin muncul adalah kelelehan, penurunan nafsu makan, demam, diare, mata dan warna kulit nampak menguning.

Serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa Hepatitis B yaitu dengan pemeriksaan laboratorium, antara lain HbsAg (antigen permukaan, atau surface, hepatitis B) dan dua antibodi – anti-HBs (antibodi terhadap antigen permukaan HBV) dan anti-HBc (antibodi terhadap antigen bagian inti, atau core, HBV)  Sebetulnya ada dua tipe antibodi anti-HBc yang dibuat: antibodi IgM dan antibodi IgG.

Pemeriksaan Imunologi Hepatitis B (1) menggunakan HBV DNA

Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA. Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus.

HBV-DNA adalah petanda yang paling sensitif untuk replikasi virus. Metode yang digunakan sudah beraneka ragam. Metode yang digunakan adalah polymerase chain reaction (PCR). Satu genom viruspun dapat dideteksi. Bahkan HBV-DNA dapat dijumpai pada serum dan hati setelah HBsAg menghilang, khususnya pada pasien dengan terapi anti-viral. HBV-DNA serum merupakan indikator yang baik untuk kadar viremia, dan pada beberapa penelitian berkorelasi dengan kadar transaminase serum serta paralel dengan HBsAg.


Sumber :
  1. Budilukmanto. 2016. Pemeriksaan Laboratorium (dr. Inge Komala Sp.PK). Diakses tanggal 10 Agustus 2016. Link ; http://www.budilukmanto.org/index.php/seputar-hepatitis/35-seputar-hepatitis/101-seputar-hepatitis?tmpl=component&print=1&page=
  2. Cito Laboratorium Klinik. 2016. Virus Hepatitis B Sang Pembunuh Secara Perlahan. Diakses tanggal 10 Agustus 2016. Link ; https://labcito.co.id/virus-hepatisis-b-sang-pembunuh-secara-perlahan/

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments