Pembahasan Protein Urine Pada Ibu Hamil [Edisi Lengkap]


PROTEIN URINE PADA IBU HAMIL 

PENDAHULUAN 
Pada beberapa kejadian ibu hamil, saya mendapati bahwa ada pemeriksaan ibu hamil bersama pmeriksaan protein pada urine. Namun, kenapa Protein dalam tubuh ini bisa terdapat di urine? secara normal Protein tidak ditemukan dalam sample urine. 

Protein dalam urin (proteinuria atau mikroalbuminuria) adalah jumlah abnormal tinggi protein yang ditemukan dalam sampel urin. Melalui test laboratorium, kelebihan protein urine bisa diketahui dengan pasti. Ada Metode sederhana untuk mengetahui jumlah kelebihan protein dalam urine, salah satunya adalah metode DIPSTIK, yang biasanya hanya dilakukan oleh laboratorium medis saja. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria.

Ginjal merupakan penyaring produk - produk makanan yang dibutuhkan oleh kita, termasuk protein. Namun, beberapa penyakit dan kondisi dapat memungkinkan protein untuk melewati filter dari ginjal, menyebabkan meningkatnya protein dalam urin. Selain itu meningkatnya jumlah protein dalam urine biasanya dideteksi setelah melakukan aktivitas berat seperti olahraga, juga bisa ditemukan ketika kita sedang dalam keadaan sakit/tidak sehat. Pada Test urine (mikroalbumin) menjadi sebuah pertanda awal kerusakan ginjal diabetes.

PROTEIN URINE

Menurut kamus Kesehatan, Protein adalah rantai molekul panjang yang terdiri dari asam amino yang bergabung dengan ikatan peptida. Protein membentuk bahan struktural jaringan tubuh kita. Protein memiliki beberapa fungsi yang berbeda, misalnya menyediakan struktur (ligamen, kuku, rambut), membantu pencernaan (enzim perut), membantu gerakan (otot), dan berperan dalam kemampuan kita untuk melihat (lensa mata kita adalah kristal protein murni).

Serum protein (bahasa Inggris: globular protein, spheroprotein) merupakan salah satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa larutan koloidal di dalam plasma darah. Serum protein tidak mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein) sehingga dapat terlarut. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar 7% dari volume darah keseluruhan dengan berbagai kegunaan: Sirkulasi molekul lipida, hormon, vitamin dan zat besi, Enzim, komponen komplemen, protease inhibitor dan kinin precursor, Regulasi aktivitas, fungsional non seluler dalam sistem kekebalan.

PROTEINURIA PADA KEHAMILAN 

Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit dengan tanda - tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester kedua - kehamilan. Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil bila dicurigai mengalamai preeklampsi ringan atau berat, dari hasil pemeriksaan ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil yang ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu terjadinya eklamsi.

Penetapan kadar protein dalamurin biasnaya dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padat atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting. Kandungan urin bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari - hari yang dikonsumsi oleh masing - masing individu. Individu normal mempunyai pH antara 5 - 7. Banyak faktor yang mempengaruhi pH urine seseorang adalah makanan sehari - hari dan ketidakseimbangan hormonal. Warna urin adalah kuning keemasan. Selama kehamilan normal terdapat kenaikan hemodinamika ginjal dan diikuti dengan tekanan venarenalis. Pembentukan urin dimulai dalam glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami kebocoran hebat, molekul protein besar akan terbuang dalam urine sehingga menyebabkan proteinuria. Pada pasien yang telah menderita penyakit parenkhim ginjal, faktor kehamilan yang memasuki usia 20 minggu ini mungkin akan memperberat kebocoran protein urine.

PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN 

Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Sedangkan pengertian eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita pre-eklampsia, yang juga dapat disertai koma.

Pre-eklampsia adalah salah satu ka­sus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Ke­lainan ini terjadi selama masa kelamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pa­da ibu dan bayi. Kasus pre-eklampsia dan eklampsia terjadi pada 6-8% wanita hamil di Indonesia. Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan, pre-eklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi(ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama.

Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.



PROSEDUR PEMERIKSAAN PROTEIN URINE 

1. Spesimen urin acak (random) 
Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu. Celupkan strip reagen (dipstick) ke dalam urin. Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual. Dipstick mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein.

2. Spesimen urin 24 jam 
Kumpulkan urin 24 jam, masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari pendingin. Jika perlu, tambahkan bahan pengawet. Ukur kadar protein dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi otomatis.

Nilai Rujukan 
Urin acak : negatif (≤15 mg/dl) 
Urin 24 jam : 25 – 150 mg/24 jam.

MASALAH KLINIS

Pengukuran proteinuria dapat dipakai untuk membedakan antara penderita yang memiliki risiko tinggi menderita penyakit ginjal kronik yang asimptomatik dengan yang sehat. Proteinuria yang persistent (tetap ≥ +1, dievaluasi 2-3x / 3 bulan) biasanya menunjukkan adanya kerusakan ginjal. Proteinuria persistent juga akan memberi hasil ≥ +1 yang terdeteksi baik pada spesimen urine pagi maupun urine sewaktu setelah melakukan aktivitas.

Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulointerstitiel.

Proteinuria positif perlu dipertimbangkan untuk analisis kuantitatif protein dengan menggunakan sampel urine tampung 24 jam. Jumlah proteinuria dalam 24 jam digunakan sebagai indikator untuk menilai tingkat keparahan ginjal. Proteinuria rendah (kurang dari 500mg/24jam). Pengaruh obat : penisilin, gentamisin, sulfonamide, sefalosporin, media kontras, tolbutamid (Orinase), asetazolamid (Diamox), natrium bikarbonat.

Proteinuria sedang (500-4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan glomerulonefritis akut atau kronis, nefropati toksik (toksisitas obat aminoglikosida, toksisitas bahan kimia), myeloma multiple, penyakit jantung, penyakit infeksius akut, preeklampsia.

Proteinuria tinggi (lebih dari 4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan sindrom nefrotik, glomerulonefritis akut atau kronis, nefritis lupus, penyakit amiloid.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium 
Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi molekular, infus polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh obat), pencemaran urine oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit, klorheksidin), urine yang sangat basa (pH > 8) Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine sangat asam (pH di bawah 3)

Sumber :
Imad Analis. 2016. Pembahasan Protein Urine Pada Ibu Hamil [Edisi Lengkap]. Link ; http://imadanalis.blogspot.co.id/2014/01/pembahasan-protein-urine-pada-ibu-hamil.html

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments