Memahami Penyebab Nyeri Perut | Seri Edukasi


Infolabmed.com. Banyak sekali penderita yang mengeluhkan nyeri perut. Rasa sakit di perut ini banyak sekali macamnya, karena organ di dalam rongga perut jumlahnya juga banyak. Karena itu, untuk menentukan penyebab nyeri perut tersebut, dokter perlu menanyakan kepada penderita, seperti : Apakah nyeri perutnya berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi atau tidak; apakah rasa nyeri itu timbul terus menerus atau hilang timbul; apakah ada penjalaran rasa nyeri ke tempat lain, misalnya ke punggung, bahu, ulu hati, atau biji kemaluan; bagaimana sifat nyerinya, apakah seperti ditusuk-tusuk atau diperas-peras; dan apakah rasa nyeri itu muncul pada waktu buang air besar atau sebelumnya, atau ketika sedang buat air kecil.

Apabila keluhan nyeri disebabkan oleh kelainan pada esofagus (saluran cerna sebelum masuk lambung), kemungkinan lokas nyeri ada di daerah substernal (di belakang tulang dada bagian tengah). Kelainan pada esofagus bagian atas akan menyebabkan rasa nyeri di daerah tengkuk. Sedangkan, kelainan pada esofagus sepertiga bagian bawah biasanya menyebabkan rasa nyeri disekitar ujung tulang dada bagian tengah. Jika timbul rangsangan yang berat, akan timbul penjalaran nyeri ke daerah punggung.

Jika timbul nyeri berhubungan dengan makanan (misalnya saat perut kosong atau saat perut terisi makanan) dan berpusat di garis tengah epigastrum (ulu hati), biasanya disebabkan kelainan lambung duodenum (awal usus halus). Kelainan pada jejunum (bagian tengah usus halus) sampai bagian akhir ileum (ujung akhir usus halus) akan memberikan rasa nyeri di sekitar pusar (umbilikus), yang mungkin dapat menjalar ke punggung bagian tengah, terutama apabila rangsangannya begitu berat. Ini sering dikelirukan dengan radang pada usus buntu (apendisitis), karena gejalanya memang mirip.

Kelainan pada apendisitis (infeksi di usus buntu) akan memberikan rasa nyeri yang dalam dan seperti ditusuk-tusuk, lokasinya diperut kanan bawah. Terkadang, rasa nyeri dijalarkan ke ulu hati atau pinggang sebelah kanan. Apabila nyeri perutnya menghebat atau menetap lebih dari enam jam, maka perlu dipertimbangkan kemungkinan dilakukannya tindakan pembedahan atau operasi pengambilan usus buntu (apendoktomi).

Kelainan pada kandung empedu akan menyebabkan rasa nyeri hebat seperti di tusuk - tusuk sampai ke dalam atau seperti diperas - peras yang berpusat di perut sebelah kanan atas (sesuai letak kandung empedu). Rasa nyeri juga kerap dijalarkan ke punggung diantara tulang belikat sampai bahu.

Kelainan pada pankreas (organ oenghasil insulin yang mengatur kadar gula darah) atau yang sering disebut pankreatitis akan menimbulkan rasa nyeri di ulu hati bagian tengah atau perut sebelah kiri atas. Biasanya, rasa nyeri akan dijalarkan ke punggung bagian tengah atau bahu kiri. Sifat nyeri pada pankreatitis umumnya hebat dan dalam. Penderita bisa merasa sangat kesakitan bahkan sampai membungkukkan badan karena menahan rasa nyeri yang amat hebat.

Organ dalam di rongga pelvis (pinggul), apabila menimbulkan rasa nyeri, biasanya berupa nyeri perut dibagian tengah bawah perut. Keluhan itu sering disertai nyeri saat buang air kecil, terutama kalau disebabkan oleh kelainan pada kandung kemih. Tidak jarang pula, nyeri timbul pada waktu menstruasi yang disebabkan oleh kelainan pada organ-organ reproduksi, seperti indung telur, saluran tuba, dan rahim.

Seandainya rasa nyeri disertai panas badan, denyut jantung meningkat lebih dari 100 kali/menit (takikardi), dan berkeringat dingin, maka perlu dipertimbangkan kemungkinan munculnya sepsis (infeksi menjadi lebih berat) yang sering disebabkan oleh peritonitis (infeksi selaput usus), kolangitis (infeksi kandung empedu), dan pyelonefritis (infeksi ginjal). Sementara itu, penderita dengan kebuntuan saluran cerna (obstruksi intestinal) akan memberikan keluhan berupa nyeri perut yang hilang timbul, perut semakin tegang, bahkan kesulitan buang air besar, kentut (flatus), dan ruktus.

Jadi, ada begitu banyak kemungkinnan penyakit yang memberikan nyeri perut. Setelah melakukan wawancara, dokter akan melanjutkan pemeriksaan fisik diagnostik dan mengusul pemeriksaan penunjang. Mulai dari pemeriksaan darah rutin untuk melihat ada tidaknya peningkatan angka leukosit (penanda infeksi), pemeriksaan urine rutin, pemeriksaan ultrasonografi (USG) perut, sampai foto rontgen perut, bahkan kadang kala dilakukan CT Scan perut atau colon in loop.

Lantas, apakah nyeri perut bisa kambuh kembali setelah sembuh? hal ini tergantung penyebab nyeri perutnya. Umumnya, kalau sudah tertangani penyebabnya, kemungkinan kambuh kembali sangat kecil. 

Sumber :
dr. H. Muchlis Achsan U.S,Sp.PD-KPTI dan dr. Dito Anurogo. 2013. 5 Menit Memahami 55 Problematika Kesehatan. Hal ; 278 - 281. Penerbit D-Medika ; Yogyakarta.


DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments