Benarkah Pemeriksaan Air Liur (Proteome) Akan Menggantikan Pemeriksaan Darah?
Table of Contents
Ilustrasi Science (Sumber : http://www.freepik.com) |
Infolabmed.com. Suatu hari kelak, pasien cukup menampung air liur dan tidak perlu diambil darahnya dengan jarum suntik, guna dilakukan berbagai tes untuk kanker, penyakit jantung atau diabetes. Langkah maju tersebut dapat terwujud berkat upaya penelitian proteom saliva secara menyeluruh yang telah dilakukan oleh gabungan 3 tim peneliti. Menggantikan pengambilan darah dengan tes saliva akan memudahkan dokter membuat diagnosis, memantau efektivitas pengobatan, bersifat non invasif dengan biaya yang lebih murah.
Air liur atau air ludah dalam bahasa ilmiah dikenal dengan saliva adalah cairan bening yang dihasilkan di dalam mulut oleh manusia atau hewan. Air liur sebagian besar diproduksi oleh tiga kelenjar utama yaitu kelenjar parotis, kelenjar sub lingual dan kelenjar sub mandibula.
TIPE AIR LIUR
Mengutip Guyton & Hall dalam Textbook of Medical Phisiology, air liur terdapat dua tipe yaitu
Sekresi serus yang mengandung ptyalin (suatu alfa amylase) yang merupakan enzym untuk mencernakan karbohidrat. Dimana karbohidrat atau tepung mulai dipecah, dengan bantuan enzim ini mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
Mengutip Guyton & Hall dalam Textbook of Medical Phisiology, air liur terdapat dua tipe yaitu
Sekresi serus yang mengandung ptyalin (suatu alfa amylase) yang merupakan enzym untuk mencernakan karbohidrat. Dimana karbohidrat atau tepung mulai dipecah, dengan bantuan enzim ini mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
Sekresi mucus yang mengandung mucin yang sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar parotis, fungsinya pelumasan atau perlindungan permukaan dan. Air liur tipe mucus disekresikan dan dikeluarkan setiap detik sepanjang waktu dan berkurang pada saat tidur
KANDUNGAN AIR LIUR
Sebagian besar air liur adalah air,selain itu mengandung :
- Elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium
- Mukosa, yang terutama mengandung mukopolisakarida dan glikoprotein
- Senyawa antibakteri diantaranya tiosianat
- Enzym ptyalin dan amylase.
- Senyawa protein. Sebagai mana dikutib dari http://epaper.republika, air ludah mengandung 40 sampai 50 protein. Setiap protein mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
- Jamur
- Bakteri
- Virus
- Sekresi dari hidung dan paru – paru, serta
- Sel – sel dari lapisan mulut
PENELITIAN AIR LIUR
Journal proteoma (sumber : http://archive.sciencewatch.com) |
Pemeriksaan proteomik untuk diagnostik saliva merupakan upaya guna menciptakan pemetaan awal bagi protein manusia. Penentuan jalur protein secara tepat pada suatu sekala komprehensif memungkinkan dikembangkannya tes diagnostik dini dan pengembangan obat secara lebih tepat.
Dalam studi yang dipimpin oleh Dr. James E. Melvin dari University of Rochester Medical Center, para peneliti menganalisa suatu seri protein secara lengkap yang disekresi oleh kelenjar saliva mayor (kelenjar parotis, submandibula dan sublingual). Upaya serupa untuk memetakan proteom plasma dan air mata juga bermanfaat untuk membandingkan bagaimana protein bersifat mirip atau unik pada berbagai cairan tubuh.
Studi terdahulu telah menginformasikan bahwa protein protein saliva dapat menyembuhkan penyakit mulut, memperkeras suara, menumbuhkan papilla lidah serta membunuh bakteri dan virus. Terbukti bahwa protein saliva dapat dijadikan alat baru untuk mendiagnosis penyakit yang terjadi pada organ organ yang secara potensial lebih mudah dimonitor melalui saliva dibanding darah.
Dahulu saliva didefinisikan sebagai cairan yang ada di rongga mulut dan hal ini termasuk produk sisa pembuangan bakteri, sel mati yang lepas dari membran mukosa dan kotoran di sela sela gigi. Kini istilah saliva dibatasi hanya untuk cairan yang disekresi oleh kelenjar saliva (duktus salivarius). Definisi baru ini lebih tepat karena lebih sesuai dengan teori yang berkembang sekarang yaitu campuran protein dalam saliva sangat mirip dengan yang ada dalam darah, sehingga saliva merupakan bahan diagnostik yang potensial selain darah.
Dahulu saliva didefinisikan sebagai cairan yang ada di rongga mulut dan hal ini termasuk produk sisa pembuangan bakteri, sel mati yang lepas dari membran mukosa dan kotoran di sela sela gigi. Kini istilah saliva dibatasi hanya untuk cairan yang disekresi oleh kelenjar saliva (duktus salivarius). Definisi baru ini lebih tepat karena lebih sesuai dengan teori yang berkembang sekarang yaitu campuran protein dalam saliva sangat mirip dengan yang ada dalam darah, sehingga saliva merupakan bahan diagnostik yang potensial selain darah.
Guna membuat daftar protein lengkap yang ada dalam saliva, tim peneliti memakai teknik kompetitif untuk menangkap sebagian besar protein untuk dimasukkan daftar dengan memakai metode yang berbeda. Saliva yang dikumpulkan dari pasien diperiksa dengan tenik spektrometri massa guna mengidentifikasi protein berdasarkan massa dan muatannya.
Saliva dikumpulkan dari 23 orang dewasa dengan berbagai ras dan pada dua jenis kelamin. Walaupun jumlahnya kecil, tetapi seri subjek yang diteliti cukup besar untuk mendapatkan daftar dasar yang nantinya akan dibandingkan diantara subjek sehat dengan individu dengan penyakit utama.
Dengan memakai teknik spektrometri massa, telah diidentifikasi 1.166 protein dalam saliva kelenjar parotis, submandibula dan sublingual. Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga protein saliva juga ditemukan dalam proteom darah. Jika protein protein ini dibandingkan dengan jalur protein dan proteom lain yang sudah dikenal, maka fungsi inti protein akan sekilas dapat diketahui.
Dengan memakai teknik spektrometri massa, telah diidentifikasi 1.166 protein dalam saliva kelenjar parotis, submandibula dan sublingual. Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga protein saliva juga ditemukan dalam proteom darah. Jika protein protein ini dibandingkan dengan jalur protein dan proteom lain yang sudah dikenal, maka fungsi inti protein akan sekilas dapat diketahui.
Sejumlah protein yang dikenal mempunyai peran pada penyakit Alzheimer, Huntington dan Parkinson, kanker payudara, kolorektal dan pankreas serta diabetes tipe 1 dan 2. Secara khusus sebagian besar protein yang ditemukan merupakan bagian jalur sinyal yang penting dalam sistem respons tubuh yang berhubungan dengan berbagai penyakit.
Penentuan proteom saliva hanya merupakan langkah awal untuk diagnosis dan pengobatan berbasis saliva. Hasil studi ini menghasilkan informasi protein yang penting dan telah diterapkan dalam teknologi microarray. Penelitian yang sedang dilakukan adalah merancang bochips dan chips komputer dengan skala nano yang berisi rangkaian protein saliva.
Probe protein pada chips bereaksi dengan contoh saliva. Misalnya contoh saliva seorang penderita kanker oral akan menginformasikan pada komputer protein protein mana yang ditemukan. Penelitian ini akan secara dramatik memicu diagnosis dan memperbaiki prognosis karena pengobatan yang lebih dini. Terbukti bahwa protein saliva dapat digunakan untuk mendeteksi kanker oral dan infeksi HIV. Semoga daftar penyakit yang ditemukan akan lebih panjang lagi termasuk penyakit penyakit yang merupakan penyebab kematian utama sepeti kanker dan penyakit jantung.
Sumber :
- Dental Universe Indonesia. 2016. Seputar Tentang Air Liur Manusia. [Online], (http://www.dentaluniverseindonesia.com/home/73-seputar-tentang-air-liur-manusia)
- Wikipedia. 2016. Air Liur. [Online]. (https://id.wikipedia.org/wiki/Air_liur)
- Pramita Lab. 2016. Tes saliva segera menggantikan tes darah. [Online], (http://www.pramita.co.id/index.php/artikel-kesehatan/99-bulletin/236-tes-saliva-segera-menggantikan-tes-darah)
Post a Comment