Kanker Payudara Lobular: Kasus Meningkat 3 Kali Lipat Lebih Cepat di Indonesia

Table of Contents

Invasive Lobular Carcinoma Cases Rising 3 Times Faster Than All Other Breast Cancers


Kanker payudara adalah momok yang menakutkan bagi banyak wanita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, ada jenis kanker payudara yang perkembangannya cenderung kurang disadari, yaitu Kanker Payudara Lobular Invasif (KPLI) atau Invasive Lobular Carcinoma (ILC). Studi terbaru mengungkapkan peningkatan kasus KPLI yang mengkhawatirkan, bahkan tumbuh tiga kali lebih cepat dibandingkan jenis kanker payudara lainnya, dan hal ini juga perlu menjadi perhatian bagi wanita di Indonesia.

Penelitian yang dianalisis oleh para peneliti dari National Cancer Institute dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, mengumpulkan data antara tahun 2012 dan 2021. Data tersebut menunjukkan tren peningkatan signifikan pada kasus KPLI. Meskipun data ini berasal dari Amerika Serikat, tren serupa juga perlu diwaspadai di Indonesia.

Apa Itu Kanker Payudara Lobular?

Kanker payudara lobular adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel di lobulus payudara, yaitu kelenjar penghasil susu. Berbeda dengan jenis kanker payudara yang lebih umum, KPLI cenderung tumbuh dalam pola linier atau menyebar, sehingga sulit terdeteksi secara dini melalui pemeriksaan fisik atau mamogram. Hal ini seringkali menyebabkan diagnosis terlambat dan memperburuk prognosis pasien.

Menurut laporan dari Angela Giaquinto, MSPH, seorang ilmuwan di American Cancer Society, penelitian ini menyoroti kurangnya pemahaman kita tentang KPLI, termasuk metode terbaik untuk deteksi dini dan pengobatan. Studi ini menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut mengenai KPLI, mulai dari studi genetik hingga data uji klinis, untuk meningkatkan hasil bagi wanita yang terkena kanker ini.

Perbedaan KPLI dengan Kanker Payudara Ductal

Perbedaan utama antara KPLI dan kanker payudara ductal terletak pada lokasi pertumbuhan sel kanker. Kanker payudara ductal, yang lebih umum, tumbuh di saluran susu (ductus), sedangkan KPLI tumbuh di lobulus. Sekitar 80% dari diagnosis kanker payudara invasif adalah kanker ductal, sementara KPLI cenderung lebih sulit terdeteksi karena pola pertumbuhannya.

Tumor KPLI cenderung tidak membentuk benjolan yang jelas, sehingga sulit dikenali saat pemeriksaan fisik atau mamogram. Gejala KPLI bisa bervariasi, termasuk penebalan payudara, perubahan ukuran atau bentuk payudara, dan kulit yang berlesung atau berkerut.

Peningkatan Kasus dan Faktor Risiko

Peningkatan kasus KPLI menjadi perhatian utama. Wanita keturunan Asia Amerika/Kepulauan Pasifik mengalami peningkatan tertinggi dalam insiden KPLI, dengan peningkatan sebesar 4,4% per tahun di AS. Sementara itu, wanita kulit putih memiliki insiden KPLI tertinggi, yaitu 14,7 kasus per 100.000 wanita, diikuti oleh wanita kulit hitam dengan 11 kasus per 100.000 wanita. Di Indonesia, data spesifik mengenai peningkatan kasus KPLI masih terbatas, tetapi tren global ini perlu menjadi perhatian.

Peneliti masih terus menyelidiki potensi penyebab peningkatan KPLI. Beberapa faktor yang mungkin berperan adalah tingginya tingkat obesitas, peningkatan konsumsi alkohol, berkurangnya aktivitas fisik, dan perubahan dalam usia atau keputusan wanita untuk memiliki anak. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang relevan dengan populasi Indonesia.

Baca Juga: Reagen Rees Ecker: Panduan Lengkap untuk Menghitung Trombosit di Indonesia

Tingkat Kelangsungan Hidup

Meskipun tingkat kelangsungan hidup KPLI mirip atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kanker payudara ductal tujuh tahun setelah diagnosis, angka tersebut cenderung menurun pada 10 tahun setelah diagnosis. Hal ini menekankan pentingnya deteksi dini dan pengobatan yang tepat.

Penting untuk diingat bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, seperti kurangnya kontrol terhadap kondisi penyerta, frekuensi mamogram, dan faktor risiko seperti merokok. Namun, temuan ini tetap memberikan gambaran penting tentang tren KPLI.

Rekomendasi dan Tindakan Pencegahan

Untuk mengurangi risiko kanker payudara, termasuk KPLI, beberapa rekomendasi dapat diikuti, seperti menjaga berat badan yang sehat, membatasi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, dan menyusui jika memungkinkan. Selain itu, penting untuk melakukan pemeriksaan payudara secara rutin dan melakukan skrining kanker payudara sesuai rekomendasi dokter.

Anda juga harus mendiskusikan perubahan kesehatan apa pun dengan dokter Anda dan tetap mengikuti skrining kanker payudara untuk mendukung diagnosis dini dan potensi respons pengobatan yang lebih baik, kata Giaquinto. Dengan penelitian yang lebih spesifik mengenai KPLI yang sedang berlangsung dan akan datang, harapan Mouabbi adalah untuk memfokuskan kembali perhatian pada pasien.

Pentingnya Deteksi Dini di Indonesia

Di Indonesia, deteksi dini kanker payudara, termasuk KPLI, sangat penting. Wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika menemukan perubahan atau kelainan pada payudara. Mamogram dan pemeriksaan medis lainnya juga direkomendasikan untuk deteksi dini.

Penting untuk diingat bahwa deteksi dini meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan kesadaran yang lebih tinggi dan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, diharapkan kasus KPLI di Indonesia dapat dideteksi lebih awal dan ditangani secara efektif.

Dengan fokus pada penelitian lebih lanjut, peningkatan kesadaran, dan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, harapan Mouabbi adalah untuk meningkatkan hasil dan menerapkan terapi baru yang unik untuk jenis kanker ini. Pasien perlu tahu bahwa mereka tidak lagi menjadi "yang tak terlihat" — tetapi sekarang mereka pasti terlihat, pasti didengar, dan kami sedang berupaya meningkatkan hasil dan menerapkan terapi baru yang unik untuk jenis kanker itu.”



Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa itu Kanker Payudara Lobular Invasif (KPLI)?

KPLI adalah jenis kanker payudara yang berasal dari sel-sel di lobulus payudara, yang merupakan kelenjar penghasil susu. KPLI cenderung tumbuh dalam pola linier atau menyebar, sehingga sulit terdeteksi secara dini.

Apa perbedaan KPLI dengan kanker payudara ductal?

Perbedaan utama terletak pada lokasi pertumbuhan sel kanker. Kanker payudara ductal tumbuh di saluran susu (ductus), sedangkan KPLI tumbuh di lobulus. Kanker ductal lebih umum.

Apa saja gejala KPLI?

Gejala KPLI bisa bervariasi, termasuk penebalan payudara, perubahan ukuran atau bentuk payudara, dan kulit yang berlesung atau berkerut.

Bagaimana cara mencegah KPLI?

Beberapa langkah pencegahan meliputi menjaga berat badan yang sehat, membatasi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, dan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin.

Mengapa deteksi dini penting untuk KPLI?

Deteksi dini meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. KPLI seringkali sulit dideteksi, sehingga skrining rutin sangat penting.

Ikuti dan Dukung Infolabmed.com

Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com

Follow Media Sosial Infolabmed.com

📢

Telegram

Follow
👍

Facebook

Follow
🐦

Twitter/X

Follow

Dukungan untuk Infolabmed.com

Beri Donasi untuk Perkembangan Website

Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.

Donasi via DANA

Produk Infolabmed

Alat Pemeriksaan Glukosa Darah

Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai

Harga: Rp 270.000

© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment