Infeksi Cacing & Serologi: Peran ELISA, IFAT, dan Western Blot dalam Diagnosis Alternatif
INFOLABMED.COM - Dalam dunia diagnostik parasit, pemeriksaan feses masih menjadi baku emas.
Namun, ada kondisi tertentu dimana metode ini memiliki keterbatasan. Di sinilah peran Infeksi cacing Serologi (ELISA, IFAT, Western blot): menjadi sangat penting.
Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele! Kenali Manifestasi Klinis & Dampak Cacingan pada Tumbuh Kembang Anak
Pemeriksaan serologi tidak mendeteksi parasit itu sendiri, melainkan respons imun tubuh berupa antibodi (seperti IgG) yang diproduksi untuk melawan infeksi cacing tersebut.
Teknik ini menjadi senjata diagnostik yang sangat berharga untuk infeksi cacing di luar usus (tissue parasites), infeksi dengan output telur yang rendah, atau pada kasus dimana parasit tidak dapat ditemukan melalui sampel feses.
Kapan Serologi Dibutuhkan?
Pemeriksaan serologi bukanlah pemeriksaan rutin untuk semua infeksi cacing.
Penggunaannya memiliki indikasi khusus, seperti:
- Infeksi Cacing Jaringan (Extraintestinal): Ketika cacing bermigrasi dan tinggal di organ selain usus, seperti paru-paru, hati, atau otak. Contoh: Toksokariasis (Toxocara canis/cati), Trichinellosis (Trichinella spiralis).
- Strongyloidiasis: Infeksi Strongyloides stercoralis seringkali sulit didiagnosis lewat feses karena output larva yang tidak konsisten. Serologi memiliki sensitivitas yang lebih tinggi.
- Schistosomiasis: Untuk memantau pengobatan atau mendiagnosis infeksi kronis.
- Infeksi dengan Siklus Hidup Kompleks: Seperti pada cysticercosis (infeksi larva Taenia solium di otak) atau echinococcosis (kista hidatid).
Mengenal Teknik Serologi: ELISA, IFAT, dan Western Blot
1. ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
- Prinsip: Metode yang paling umum digunakan. Antigen parasit ditempelkan pada plate. Jika serum pasien mengandung antibodi spesifik, antibodi akan berikatan dengan antigen. Ikatan ini kemudian dideteksi menggunakan enzim yang menghasilkan perubahan warna yang dapat diukur.
- Kelebihan: Otomatis, dapat memproses banyak sampel sekaligus, objektif, dan relatif murah.
- Kekurangan: Memiliki risiko reaksi silang (cross-reactivity) dengan antibodi untuk parasit lain.
2. IFAT (Indirect Immunofluorescence Antibody Test)
- Prinsip: Antigen parasit (biasanya dari bagian parasit atau seluruhnya) ditempatkan pada slide. Serum pasien ditambahkan. Jika ada antibodi, akan berikatan. Ikatan ini lalu dideteksi dengan antibodi anti-manusia yang dilabeli dengan zat fluoresen dan diamati di bawah mikroskop fluoresens.
- Kelebihan: Dianggap sebagai referensi untuk beberapa penyakit (seperti toxoplasmosis). Memvisualisasikan pola fluoresens yang dapat membantu interpretasi.
- Kekurangan: Subjektif, memerlukan teknisi yang sangat terampil, dan peralatan mikroskop fluoresens.
3. Western Blot
- Prinsip: Dianggap sebagai confirmatory test (tes konfirmasi). Antigen parasit dipisahkan berdasarkan berat molekulnya melalui elektroforesis gel, kemudian dipindahkan (blotting) ke membran nitroselulosa. Serum pasien kemudian diinkubasi dengan membran tersebut. Antibodi akan berikatan dengan pita protein antigen spesifik.
- Kelebihan: Sangat spesifik. Dapat membedakan infeksi yang memberikan reaksi silang pada ELISA atau IFAT dengan melihat pola pita yang terbentuk.
- Kekurangan: Prosedurnya rumit, memakan waktu, dan mahal. Biasanya digunakan untuk mengonfirmasi hasil positif dari ELISA atau IFAT.
Interpretasi Hasil dan Tantangannya
Interpretasi hasil serologi membutuhkan kehati-hatian:
- Hasil Positif: Menunjukkan bahwa tubuh pernah terpapar parasit dan membentuk antibodi. Namun, tidak selalu berarti infeksi aktif. Antibodi dapat bertahan lama setelah infeksi sembuh.
- Hasil Negatif: Dapat mengesampingkan infeksi, tetapi pada pasien immunocompromised (daya tahan tubuh lemah), tubuh mungkin tidak menghasilkan antibodi yang cukup untuk terdeteksi (false negative).
- Reaksi Silang: Antibodi terhadap satu jenis cacing mungkin bereaksi dengan antigen cacing lain, memberikan hasil positif palsu.
Infeksi cacing Serologi (ELISA, IFAT, Western blot): adalah alat diagnostik yang powerful untuk kasus-kasus infeksi cacing yang tidak dapat didiagnosis dengan metode konvensional.
Baca Juga: Pemeriksaan Feses: Gold Standard untuk Deteksi Infeksi Cacing di Tubuh Anda
Meskipun bukan pengganti pemeriksaan feses, metode ini melengkapi lini diagnostik untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif.
Pemilihan tes yang tepat dan interpretasi hasil oleh dokter yang berpengalaman, dengan mempertimbangkan gejala klinis dan riwayat pasien, adalah kunci untuk diagnosis yang akurat.
Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, Twitter/X. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.

Post a Comment