Spesies Ragi Yang Digunakan Dalam Industri Makanan Menyebabkan Penyakit Pada Manusia

 
Spesies ragi.
Infolabmed. Penyebab utama infeksi ragi klinis yang resistan terhadap obat adalah spesies yang sama yang sebelumnya dianggap sebagai non-patogenik dan umum digunakan dalam industri bioteknologi dan makanan. Studi yang dipublikasikan pada 19 Juli di jurnal open-access PLOS Pathogens, dipimpin oleh Alexander Douglass dari University College Dublin di Irlandia. 



Candida krusei adalah spesies ragi yang resistan terhadap obat dan salah satu dari lima penyebab infeksi ragi klinis yang paling umum. Hal ini bertanggung jawab untuk tingkat morbiditas dan mortalitas yang signifikan pada pasien immunocompromised. Sebaliknya, spesies ragi yang disebut Pichia kudriavzevii dianggap aman karena telah digunakan berabad-abad untuk membuat produk makanan seperti singkong fermentasi dan kakao, susu fermentasi, dan minuman jagung. Ragi jenis ini juga memiliki peranan yang berkembang dalam bioteknologi untuk produksi bioetanol dan bahan kimia bernilai tinggi. Tetapi sampai saat ini, penyelidikan genetik atau genomik yang relatif sedikit telah dilakukan pada strain C. krusei dan P. kudriavzevii.

Untuk mengatasi kesenjangan dalam pengetahuan ini, Douglass dan rekannya mengurutkan genom dari 30 jenis klinis dan lingkungan dari dua spesies ini. Hasilnya menunjukkan secara meyakinkan bahwa mereka adalah spesies yang sama, dengan genom yang 99,6 persen identik dalam urutan DNA. Selain itu, kedua spesies ini menunjukkan tingkat resistensi terhadap obat antijamur yang sama. Temuan menunjukkan bahwa strain ragi industri mampu menyebabkan penyakit pada manusia, dan kehati-hatian mungkin diperlukan dalam penggunaan strain P. kudriavzevii yang resistan terhadap obat untuk aplikasi bioteknologi dan makanan.

"Mungkin disarankan untuk mempertimbangkan spesies Pichia non-patogenik sebagai kemungkinan alternatif untuk beberapa aplikasi industri," kata Douglass. “Juga akan disarankan untuk menetapkan batas pada tingkat resistensi obat yang diizinkan dalam strain P. kudriavzevii yang digunakan dalam industri, khususnya industri makanan.”



"Jika saya menyarankan menggunakan Candida albicans yang resistan terhadap obat untuk membuat makanan, saya akan segera menghentikannya," kata Profesor Ken Wolfe, peneliti utama studi ini. "Tapi dengan Candida krusei yang resistan terhadap obat, tidak ada yang kelopak mata karena pembuat makanan menggunakan nama yang berbeda untuk itu."

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.