Identifikasi Parasit Secara Langsung | Teknik Pemeriksaan Protozoa pada Tinja


Identifikasi parasit yang tepat memerlukan pengalaman dalam hal membedakan sifat berbagai jenis spesies parasit, kista, telur dan larvanya serta pengetahuan tentang berbagai bentuk pseudoparasit dan artefak yang mungkin dikira suatu parasit.

Pseudoparasit dalam tinja, beberapa benda dapat dianggap protozoa intestinal atau telur cacing, hewan yang hidup bebas, organisme bukan parasit atau apatogen dapat dikacaukan dengan organisme yang patogen. Beberapa sel hewan dan tumbuhan yang dapat dianggap protozoa oleh seseorang yang belum berpengalaman. Sel ragi dan fungi merupakan sumber kekacauan terbesar, Blastocystis hominis merupakan suatu organisme komensal di usus yang tidak menyebabkan gejala apapun berukuran 10 - 15 mikron, sering dikira suatu kista protozoa.


Sel tumbuhan dapat dibedakan karena ada dinding selulosa yang tebal dan bergaris  - garis. Sel epitel, leukosit, dan makrofag endotel yang sangat besar dapat dianggap suatu protozoa. Gelembung udara, minyak dan gelembung lemak, lendir, dan granula tepung mungkin dikira kista protozoa.

Identifiaksi parasit tergantung dari persiapan bahan yang baik untuk pemeriksaan dengan mikroskop, baik dalam keadaan hidup maupun sebagai sediaan yang telah dipulas. Bahan pemeriksaan yang segar bagus untuk memeriksa bentuk tropozoit/vegetatif protozoa, namun jika pemeriksaan terpaksa harus ditunda maka bahan pemeriksaan sebaiknya diberi larutan fiksatif agar tidak rusak sehingga dapat dibawa kemana - mana dan dilakukan pemeriksaan pada saat waktu luang.

PENGUMPULAN BAHAN PEMERIKSAAN

Tinja harus dikumpulkan didalam suatu tempat yang bersih, kering, dan bebas dari urin. Tinja penderita yang mengandung barium, bismuth, minyak atau obat antibiotik tidak memberiksan hasil baik untuk identifikasi protozoa, maka pemeriksaan tinja dilakukan sebelum pasien diberi barium atau bismuth atau seminggu / lebihi setelah pemakaian obat tersebut. Bagian tinja yang padat digunakan untuk pemeriksaan bentuk kista protozoa, sedangkan tinja cair memberikan hasil lebih baik untuk pemeriksaan bentuk tropozoit.

CARA MENYIAPKAN SEDIAAN TINJA UNTUK PEMERIKSAAN

Pemeriksaan untuk mencari bentuk tropozoit dan kista protozoa dapat dilakukan dengan bahan yang segar atau dengan sediaan yang telah dipulas dengan pewarnaan tertentu.

Pada tinja encer pilihlah lendir yang berdarah atau bintik - bintik jaringan yang kecil sekali, dan dalam tinja yang padat keroklah bahan dari permukaan beberapa bagian gumpalan tinja.

Pemeriksaan tinja secara langsung, dilakukan dengan cara menempatkan sejumlah kecil bahan segar yang dipilih, ditempatkan diatas sebuah objek galss dengan menggunakan lidi atau tusuk gigi dibuat emulsi dengan menggunakan satu atau dua tetes larutan garam fisiologis, lalu ditutup cover glass, periksa lebih dulu dengan pembesaran lemah untuk mencari lapang pandang struktur yang dicurigai lalu alihkan dengan pembesaran yang lebih kuat. Bentuk tropozoit, kista, telur cacing tampak dalam warna yang sebenarnya. Sedikitnya tiga sediaan harus diperiksa sebelum melaporkan hasil yang negatif

Pemeriksaan dengan menggunakan yodium, dengan cara yang sama pada pemeriksaan langsung berguna untuk memeriksa kista dan telur, tetapi tropozoit akan terbunuh. Benda kromatid dari kista amoeba tampak menimbul dengan dasar sitoplasma yang kuning tengguli, struktur inti tampak jelas dan vakuola glikogen berwarna tingguli tua. 

Pemeriskaan sediaan dengan fiksasi dan pewarnaan, bermanfaat dalam mengawetkan sediaan tinja yang mengandung protozoa intestinal dan telur cacing yang utuh untuk pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan kemudian. Cara ini berguna untuk mengawetkan sediaan pada waktu melakukan survei, pengiriman tinja ke laboratorium yang tempatnya cukup jauh, dan untuk pengumpulan bahan yang besar jumlahnya. Hilang dan rusaknya organisme yang bisa terjadi didalam tinja yang didiamkan, dapat dicegah dengan menempatkan sediaan tinja didalam larutan fiksasi selama 5 menit setelah dikelaurkan dari badan. Terdaapt beberapa larutan yang digunakan untuk memfiksasi tinja, yaitu Metiolat-formaldehida, polivinil alkohol.

Baca juga :
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.
Sumber :
Supriatin, Y. (2006). Diktat dan Petunjuk Praktikum Protozoologi Medik. Bandung ; Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung



DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments