Aortic Aneurysm: Gejala, Jenis, dan Penanganan yang Perlu Diketahui

Table of Contents

Aortic Aneurysm: Gejala, Jenis, dan Penanganan yang Perlu Diketahui


INFOLABMED.COM – Aortic aneurysm (aneurisma aorta) adalah kondisi di mana dinding aorta (pembuluh darah utama) melemah dan membentuk tonjolan. 

Jika tidak terdeteksi, aneurisma bisa pecah (rupture) atau mengalami robekan lapisan dinding (dissection), yang berpotensi mengancam nyawa.

Baca juga : Viskositas Darah Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhinya | Seri Edukasi Ahli Teknologi Laboratorium Medik

Apa Itu Aortic Aneurysm?

Aneurisma aorta terjadi ketika bagian aorta melebar karena kelemahan dinding pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan:

  • Diseksi aorta: Darah masuk di antara lapisan dinding aorta, menyebabkan robekan.
  • Ruptur aorta: Aneurisma pecah total, menyebabkan perdarahan internal.

Kedua komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian terkait aneurisma aorta.

Fakta tentang Aortic Aneurysm

  • Di AS (2019), aneurisma aorta menyebabkan 9.904 kematian, dengan 59% terjadi pada pria.
  • 75% kasus aneurisma aorta abdominal terkait kebiasaan merokok.
  • Pria berusia 65–75 tahun yang pernah merokok disarankan melakukan skrining ultrasound, meski tanpa gejala.

Jenis-Jenis Aortic Aneurysm

  1. Thoracic Aortic Aneurysm

    • Terjadi di dada, risiko sama pada pria dan wanita.
    • Penyebab: Hipertensi, cedera mendadak, atau kelainan jaringan ikat (seperti sindrom Marfan).
    • Gejala:
      • Nyeri tajam di dada atau punggung atas.
      • Sesak napas atau sulit menelan.
  2. Abdominal Aortic Aneurysm

    • Lebih sering terjadi daripada aneurisma toraks, terutama pada pria usia 65+ dan ras Kaukasia.
    • Penyebab: Aterosklerosis (pengerasan arteri), infeksi, atau cedera.
    • Gejala:
      • Nyeri berdenyut di punggung atau samping tubuh.
      • Nyeri menjalar ke bokong, selangkangan, atau kaki.
    • Seringkali tidak bergejala hingga ruptur.
  3. Jenis Lain

    • Aneurisma di otak bisa memicu stroke.
    • Aneurisma perifer (leher, selangkangan, lutut) berisiko membentuk gumpalan darah.

Faktor Risiko

  • Kebiasaan merokok (faktor utama).
  • Hipertensi, kolesterol tinggi, aterosklerosis.
  • Kelainan genetik (sindrom Marfan atau Ehlers-Danlos).
  • Riwayat keluarga dengan aneurisma aorta.

Baca juga : Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kekentalan Darah - Seri Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Pengobatan dan Pemulihan

  • Obat-obatan: Untuk mengontrol tekanan darah dan mengurangi risiko pecah.
  • Operasi: Memperbaiki atau mengganti bagian aorta yang rusak.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment